ODHA di Lembata
ODHA di Lembata 183 Kasus, Dinkes Sulit Pantau 34 Orang Hilang Kontak
Pemerintah Kabupaten Lembata diminta lebih aktif terlibat dalam penanggulangan HIV/Aids dengan mengalokasi anggaran yang memadai kepada KPAD setempat.
Penulis: Ricko Wawo | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lembata menyatakan sampai tahun 2023, jumlah orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Lembata sebanyak 183 orang. Bahkan 34 orang hilang kontak dan sulit dipantau Dinkes Lembata.
Sejak tahun 2008 sampai 2023,sebanyak 174 penderita HIV/AIDS meninggal dunia, sedangkan pada 2023 seujumah delapan orang meninggal dunia. Penyebaran terbanyak ODHA di Kecamatan Nubatukan 90.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata juga mencatat pada Agustus 2023 sebanyak 34 ODHA dinyatakan hilang kontak atau tidak bisa dihubungi lagi. Dinas Kesehatan tidak bisa lagi memantau perkembangan mereka.
Pegiat HIV/AIDS di Lembata, Nefri Eken mengatakan persoalan HIV/AIDS itu seperti fenomena gunung es (tampak sedikit di permukaan tetapi justru banyak yang tidak terdata).
Baca juga: Hokeng Jaya di Flores Timur, Desa Julukan Miniatur Lembata Memasuki Pesta Perak
Dia mengajak pemerintah daerah serius menuntaskan penyakit menular ini. Salah satunya memberikan dana hibah kepada Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Lembata.
Selama ini, KPAD mendapat dana yang minim dari Bagian Kesejahteraan (Kesra) Setda Lembata. Dana Kesra itu juga tidak hanya ditujukan kepada KPAD, tetapi juga untuk kepentingan lainnya.
KPAD Kabupaten Lembata punya peran penting dalam penanggulangan HIV/AIDS. Dengan anggaran yang cukup, lembaga ini bisa melakukan pemetaan kelompok rentan, promosi, pencegahan, konseling, tes sukarela secara rahasia, pengobatan, perawatan dan dukungan kepada para kelompok rentan.
“Dinkes hanya urus minum obat, tetapi pemetaan dan pelatihan pendidik sebaya hanya KPAD yang bisa buat,” katanya dalam pertemuan lintas sektor di Aula Kantor Bupati Lembata, Rabu, 29 November 2023.
Baca juga: Progres Jalan Inpres di Kabupaten Lembata Mengalami Peningkatan
Paskalis Witak dari Dinas Kesehatan mengakui ada ODHA saat ini sudah tidak minum obat HIV/AIDS lagi. Salah satu alasannya adalah karena mereka tertekan karena dikucilkan di tengah masyarakat.
Paskalis menyebutkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA di Lembata masih sangat tinggi, bahkan tergolong ‘gila.’ Baru dua orang ODHA di Lembata yang berani mengaku diri sebagai penderita HIV/AIDS di hadapan publik. Keduanya juga sering memberikan testimoni saat sosialisasi tentang HIV/AIDS.
Mayoritas masyarakat Lembata belum paham soal penularan HIV/AIDS. Disangkanya, penyakit ini menular dengan mudah melalui udara atau kontak fisik biasa. Paskalis memaparkan HIV/AIDS hanya menular setidaknya melalui tiga medium yaitu darah, cairan kelamin (laki-laki dan perempuan) dan air susu ibu (ASI).
“HIV itu virus yang sebabkan antibodi tidak bekerja maksimal maka semua penyakit bisa masuk. Penyakit yang masuk ini yang kemudian disebut AIDS. HIV jadi persoalan kesehatan yang cukup kompleks di Lembata,” ungkapnya. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
KPAD Kabupaten Lembata
Dinas Kesehatan Lembata
ODHA Lembata
HIV/Aids di Lembata
Penderita HIV/Aids di Lembata
TribunFlores.com hari ini
RSU Pratama Watunggong Divisitasi RSUD dan Dinas Kesehatan Provinsi NTT |
![]() |
---|
Dirut PLN Paparkan Inovasi dan Ajak Kolaborasi Global untuk Capai NZE Nasional 2060 |
![]() |
---|
Bacaan Injil Katolik Hari Ini Sabtu 2 Desember 2023 Pekan Biasa XXXIV |
![]() |
---|
Besok Ganjar Pranowo ke Ende, Kunjungi Rumah Bung Karno dan Ziarah Makam Uskup Agung |
![]() |
---|
Korban Gigitan Anjing di TTS 2.156 Orang, 11 Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.