Surat Gembala Uskup Maumere Advent 2023
Surat Gembala Uskup Maumere Advent 2023, Gereja: Umat Allah yang Terlibat
Advent adalah masa penantian akan kelahiran Sang Juru Selamat. Masa ini menjadi saat berahmat bagi kita.
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menAampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk membeitakan pembebasan kepada orang-orang tau)anan, dan penglihntan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang Aang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk. 4: 1 8- 1 9; Yes. 6 1 : 1 -2 )
Para Imam" biarawan/biarawati, umat berimana yang terkasih...
Advent ada-ah masa penantian akan kelahiran Sang Juru Selamat. Masa ini menjadi saat berahmat bagi kita untuk mempersiapkan kehadiran Sang Emanuel. Ia yang mewahyukan diri-Nya sebagai orang yang terurapi untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin dan tertindas untuk memberitakan tahun rahmat Ttrhan telah
datang (Luk. 4: 18-19; Yes.6 I:L-21).
Sambil menanti kedatangan-Nya, kita diharapkan untuk merefleksikan kehidupan ini secara lebih serius. Surat Gembala Uskup Mamere Advent 20231 7Nabi Yesaya dan Yohanes Pembaptis selalu menjadi rujukan bagi kita ketika berseru, "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! (Yes.40:3; Mrk. l:3/. Dengan demikian advent menjadi masa penantian yang aktif. Saat dimana kita secara berani menyadari situasi konkret kehidupan ini sambil menanggapinya dengan bijaksana. Kesadaran awal akan situasi konkret kehidupan ini memungkinkan kita untuk bangkit bergerak, berbuat, berubah dan berbuah.
Baca juga: Pimpin Misa di Rutan Kelas IIB Maumere Uskup Ewaldus Martinus Sedu Beri Tiga Pesan Ini Untuk WBP
Saya mengajak kita sekalian untuk melihat kenyataan yang sedang dihadapi saat ini ketika kita sedang mempersiapkan kehadiran Sang Almasih, yakni situasi yang dialami anak-anak dalam keluarga dan perhelatan demokrasi di daerah dan negara kita saat ini.
Saudara-saudari, umat beriman yang terkasih. . .
Bacaan-bacaan kitab suci di masa adven ini, menginspirasi kita untuk melihat secara serius situasi konkret kehidupan ini sambil tetap berjaga-jaga agar kita didapatinya sedang siap menyambut kedatangan-Nya, "Hati-hatilah dan berjaga-jagalah! Sebab kamu tidak tahu bilamana waktunya tiba." (Mrk. 13:33).
Advent kali ini diwarnai dengan situasi dimana anakanak dalam keluarga-keluarga kita sedang dihantui kondisi stunting, dan advent saat ini juga diwarnai dengan situasi menjelang perhelatan akbar demokrasi di negara kita mulai dengan pemilihan legislatif (pileg), pemilihan presiden serta pemilihan kepala daerah (pilkada).
Baca juga: Uskup Maumere Bersama 2 Uskup Pimpin Misa Pembukaan Konvenda Karismatik Katolik Ke-10 di Maumere
Advent: Persiapan Kelahiran Bebas Stunting
Saudara-saudari, umat beriman yang terkasih. . .
Stunting merupakan kondisi buruk yang dialami oleh anak-anak kita. Ini menjadi ancaman utama bagi kualitas hidup anak marrusia. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Situasi ini secara nyata juga dialami oleh anakanak di wilayah kita. Secara nasional propinsi kita menempati posisi teratas kondisi stunting, dan di kabupaten kita atau dalam wilayah keuskupan kita, stunting terus meningkat sejak Agustus tahun lalu.
Stunting sebagai suatu kondisi gagal tumbuhnya anak dalam masa tumbuhkembang-nya disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah belum siapnya pasangan dalam membangun keluarga. Paus Fransiskus dalam dokumen Amoris Laetitia juga memberikan perhatian kepada situasi aktual yang dialami oleh anak-anak. Pemahaman yang benar tentang seksualitas sejak masa kanak akan bermuara pada usaha mempersiapkan perkawinan dan keluarga yang benar. Karena itu saya menghimbau agar persiapan menuju perkawinan dan keluarga mesti dibuat secara sadar dan serius.
Mempersiapkan kehadiran Sang Juru Selamat yang lahir dalam keluarga, tentu tidak akan mengabaikan situasi konkret kelahiran anak-anak kita di tengah keluarga. Situasi buruk yang dialami anak-anak saat ini mesti membawa kita kepada satu kesadaran bersama bahwa wajah nyata Sang Emanuel, kini hadir dalam diri anak-anak kita dengan kondisi stunting. Maka saya mengajak umat beriman sekalian untuk bersama-sarna berpikir dan berusaha mencari solusi dalam semangat sinodalitas (berjalan bersama) untuk menemukan berbagai usaha demi mengatasi stunting.
Kisah inspiratif dari Kitab Suci bisa menjadi rujukan bagi kita. Yesus yang lahir di tengah keluarga, dididik menurut ajaran dan kebijaksanaan Allah dal adat istiadat Yahudi. Peristiwa Yesus tertinggal di Bait Allah di Yerusalem melahirkan kekhawatiran dan kecemasan dalam diri Maria dan Yosef sebagai orangtua. Kecemasan kedua orangtua Yesus menandakafl bahwa mereka sadar akan tanggung jawabnya. Tanggung jawab mereka sebagai bapak dan ibu ditunjukan dengan tetap merawat, mendidik dan memelihara-Nya sehingga Dia bertumbuh menjadi makin besar, bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia (Luk.2:52).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.