Misa Hari Minggu
Teks Misa Hari Minggu 17 Desember 2023 Masa Adven III Tahun B
Mari simak Teks Misa Hari Minggu 17 Desember 2023.Teks misa hari minggu disusun oleh Pater Petrus Cristologus Dhogo, SVD dari Seminari Tinggi Ledalero
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Markus. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu. Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan
dia: "Siapakah engkau?" Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan Mesias." Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau? Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia menjawab: "Bukan!" Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus
kami. Apakah katamu tentang dirimu sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya." Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi. Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?" Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak." Hal itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes membaptis.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
11. RENUNGAN SINGKAT
Minggu lalu kita mendengarkan bacaan Injil dari Injil Markus tentang Yohanes Pembaptis yang hidup di padang gurun dan menyerukan pertobatan. Dalam Injil Yohanes di hari ini, kita mendengarkan tentang pengakuan Yohanes tentang perannya. Banyak orang menanyakan status dirinya. Ada pula yang meragukan dirinya. Kata mereka, “Kalau engkau bukan nabi, atau
mesias, mengapa engkau membaptis?” Jawaban Yohanes sangat sederhana, “aku membaptis dengan air!”. Kita ingat dalam Injil Markus, Yohanes berkata, “aku membaptis kamu dengan air, tetapi Dia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus!”.
Yohanes menunjukkan bahwa ia bukanlah siapa-siapa di hadapan Yesus. Bahkan untuk membuka tali sendal-Nya saja, ia merasa tidak layak. Ia hanya mempersiapkan semua orang agar mampu menyambut-Nya dengan hati yang gembira. Dia mengajar dan sekaligus meminta orang untuk mengenal suara Dia yang dinanti-nantikan, yang sudah berada di tengah-tengah mereka. Menyongsong kedatangan Tuhan dan kelahiran Sang Penebus, kita semua diajak untuk mempersiapkan diri. Ketika seorang anak hendak dilahirkan, kita mempersiapkan segala sesuatu, mulai dari suasana hingga tempat tidurnya. Kita saling menolong agar kedatangannya disambut oleh semua anggota keluarga. Hal yang sama juga hendaknya dibuat menjelang kelahiran Sang Penebus kita. Kita saling menolong satu sama lain untuk menyiapkan batin kita dalam menyambut kelahiran-Nya.
Kita diundang untuk menjadi Yohanes Pembaptis bagi satu sama lain. Kita bukanlah siapa-siapa. Meskipun kita mungkin tidak layak menyambut kehadiran-Nya, namun kita tetap bisa saling membantu agar Dia mendapatkan tempat yang cukup hangat dan layak di dalam hati kita. Sama seperti Yohanes Pembaptis, kita membaptis hati kita lagi dalam sakramen pengakuan.
Kita membersihkan diri kita sendiri sehingga hati kita menjadi lebih layak menjadi tempat pembaringan-Nya. Semoga Roh Kudus juga membantu kita untuk menyingkirkan segala dendam, kemarahan, rasa egois di dalam diri kita sehingga kita bisa juga membantu diri kita dan sesama, untuk menyambut kedatanganNya dengan penuh kegembiraan. Kita bukanlah siapasiapa, tetapi cara hidup kita bisa membantu sesama yang lain untuk menjadi lebih baik dan lebih layak menyambut kelahiran-Nya di dalam hati mereka.
12. HENING SEJENAK
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
14. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, Tuhan selalu membimbing jalan kita, meskipun seakan-akan Dia jauh dari kita. Maka marilah kita memanjatkan doadoa kita kepada-Nya:
P : Bagi para pemimpin gereja kudus. Kita berdoa agar mereka selalu menjadi penopang dalam iman, harap dan kasih bagi orang-orang yang menderita dan putus asa, sehingga dapat menemukan kekuatan dan penghiburan. Marilah kita mohon…
P : Bagi para penanggung jawab dalam masyarakat. Semoga mereka lebih rendah hati dan bersikap adil dalam memajukan kesejahteraan masyarakat dan melayani kepentingan umum. Marilah kita mohon…
P : Bagi mereka yang putus asa. Semoga sesama kita yang putus asa menemukan harapan baru yang membebaskan, seperti yang telah diwartakan para nabi. Kiranya mereka mengalami kebahagiaan karena menemukan kepastian dalam Kristus, Sang Juru Selamat. Marilah kita mohon…
P : Bagi kita semua yang berhimpun di sini. Semoga berkat Masa Adven ini kita mampu membarui diri, bersemangat mewartakan Injil, dan lebih berupaya membangun masyarakat yang adil, rukun, dan damai. Marilah kita mohon…
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Semoga Engkau berkenan mengabulkannya, sebab semua ini kami sampaikan kepada-Mu dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin
15. KOLEKTE
[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.
16. DOA PUJIAN
[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, Allah Bapa mengutus Putra-Nya untuk membawa keselamatan ke tengah umat manusia; setiap orang yang menerima Dia akan diselamatkan. Oleh karena itu, marilah kita mengangkat hati kepada-Nya, memuji dan
meluhurkan Dia dengan berseru: Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa Damai.
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa Damai.
P : Ya Allah, Bapa yang kudus, kami memuji-Mu, sebab Engkau telah berjanji mengutus Juruselamat yakni Yesus Kristus, Putra-Mu dan Tuhan kami. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa Damai.
P : Ia datang sebagai manusia, untuk melaksanakanrencana-Mu, yakni membuka jalan keselamatan
bagi kami. Kedatangan-Nya dinubuatkan para nabi dan dinantikan Perawan Maria dengan sepenuh
hati. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa Damai.
P : Ya Bapa, bila kelak kegenapan masa tiba, Putra-Muakan datang lagi dengan semarak mulia. Kedatangan-Nya itu kami nantikan dengan berjaga,berdoa, dan berbuat baik. Maka kami berseru:
U : Sungguh agung Kristus, Raja Pembawa Damai.
P : Ya Allah yang mahakuasa, Engkau telah menghimpun kami menjadi satu umat, dan Engkau sendiri berkenan menjadi Allah kami. Teristimewa pada hari ini Engkau menghimpun kami dalam perayaan suci dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], dan umat beriman di seluruh dunia. Maka dalam persatuan dengan seluruh Gereja-Mu, kami melambungkan pujian kepada-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur] Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
17A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari se- paroki yang merayakan Ekaristi, marilah kita
menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
18A. BAPA KAMI Berdiri
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.