Lumbung Padi Mbay

Harga Beras Mbay Mahal, Rp 16 Ribu Perkilogram dan Rp 800 Ribu Perkarung 50 Kilogram

Penjualan perkilogram ataupun perkarung beras Mbay di sentra penghasil padi Mbay mencapai harga tertinggi dampak ditutupnya irigasi Bendungan Sutami.

|
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
TRIBUNFLORES.COM/EGINIUS MO'A
Pedagang beras di Pasar Danga di Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Rabu 20 Desember 2023. 

TRIBUNFLORES.COM, MBAY-Harga eceran beras Mbay dijual para pedagang di kios, toko dan Pasar Danga di Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores mencekik konsumen, sekilo Rp 16.000  atau naik Rp 1.000 dari harga jual pada bulan November 2023, sedangkan satu karung ukuran 50 Kg dijual seharga Rp 800 ribu.

“Semua pedagang di Pasar Danga menjual harga yang sama Rp 16 ribu perkilogram. Harga ini paling mahal, karena stok padi sedang kosong di tangan petani. Beras yang  kami jual sisa hasil panen enam atau tujuh bulan yang lalu,” kata Abdulah  (52) pedagang beras di Pasar Danga, kepada TribunFlores.com, dan Pos-Kupang.com, Rabu siang 20 Desember 2023.

Pedagang asal Alorongga, Kelurahan Mbay I, Kecamatan Aesesa, mengatakan mahalnya harga beras Mbay karena stok padi sedang kosong. Selama enam bulan terakhir tahun 2023, petani Mbay tidak bisa menggarapkan sawah karena rehabilitasi saluran irigasi Bendungan Sutami.

Harga beras Mbay saat ini diakui Abdullah merupakan yang tertinggi selama dia berdagang beras sejak enam atau tujuh tahun silam. Satu karung ukuran 50 Kg dijual Rp 800.000.

Baca juga: Ironi Petani di Lumbung Padi Mbay Tak Ada Persediaan Padi untuk Makan

 

 

Padahal. sebelumnya kata Abdullah, harga beras Mbay paling mahal berkisar Rp 10.000 sampai Rp 12.000 perkilogram.

Mahalnya harga beras Mbay juga berdampak pada pembelian oleh konsumen yang kebanyakan membeli lima hingga 10 Kg. Satu karung beras ukuran 50 Kg, kata Abdulah, bisa terjual tiga hingga empat hari.

Menurut Abdullah, ketika memasuki musim tanam pertama di tahun 2024, harga beras Mbay bisa lebih mahal lagi. Persediaan padi disimpan petani hampir habis.

Harga beras ini,diakui Abdullah akan normal ketika sudah mulai panen musim tanam pertama. Saat itu persediaan mulai banyak dan para pemilik lahan sawah menggarap musim tanam kedua dan ketiga.

Baca juga: Jokowi Tinjau Pembangunan Bendungan Mbay di Nagekeo, Presiden Sebut Kedaulatan Pangan

Ozias Ou, warga Dusun 1 Danga mengatakan selama empat sampai lima bulan pada tahun 2024, kebanyakan pemilik lahan beralih ke pasar membeli beras karena stok padi telah habis.

Keadaan ini terjadi karena rehabilitasi saluran irigasi Bendung Sutami dilaksanakan sejak bulan Juni atau Juli 2023. Dia berharap proyek ini rampung sesuai janji pemerintah membuka kembali saluran irigasi pada awal bulan Junuari 2024, sehingga petani bisa mengolah sawah.

Diberitakan sebelumnya, rehabilitasi saluran Bendung Sutami di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, Provinsi NTT berdampak besar terhadap persediaan padi (beras). Saat ini tidak ada lagi persediaan padi disimpan di rumah-rumah warga.

Persawahan Mbay dikenal sabagai sentra penghasil beras mensuplai kebutuhan beras masyarakat Nagekeo dan kabupaten tetangga, Ende, Sikka sampai Flores Timur. Namun kondisi saat ini, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga setempat, rumah-rumah tangga petani membeli beras di pasar berkisar Rp 15.000 sampai Rp 16.000 perkilogram.

Baca juga: Gempa Magnitudo 4.9 SR Guncang Mbay, Kabupaten Nagekeo Dirasakan, Warga Borong Teriak Ruha Lale

Rehabilitasi saluran primer dan sekunder Bendung Sutami berlangsung sejak bulan Juni 2023. Proyek tersebut belum rampung 100 persen, sehingga belum menyuplai air ke sawah.

Keluhan tak punya stok padi disampaikan Ozias Ou, dan Yohanes Lewa warga Dusun 1 Desa Aeramo, serta Muhamad Hasan (58) warga Desa Tunggu Ramba, Kecamatan Aesesa, kepada Pos-Kupang.com, dan TribunFlores.com, Rabu siang 20 Desember di Aeramo. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved