Profil TNI di Sikka

Kisah Kopda Ferdinando Bisa Sekolah Sampai Masuk TNI Berkat Jualan Pisang Goreng

erkat kerja keras dan ketekunan dari keluarga yang hanya dari seorang penjual pisang goreng ia kini mendapat pekerjaan

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Hilarius Ninu
zoom-inlihat foto Kisah Kopda Ferdinando Bisa Sekolah Sampai Masuk TNI Berkat Jualan Pisang Goreng
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLDUS WELIANTO
Seorang prajurit TNI AD yang bertugas di Kodim 1603 Sikka, Nusa Tenggara Timur berjualan pisang goreng di sela-sela jam dinas di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Jumat 22 Desember 2023.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnol Welianto

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-Kopral Dua (Kopda) Ferdinando Antonius Koten, Anggota TNI AD dari Kodim 1603 Sikka mengaku bersyukur dan berterima kepada orangtua serta keluarganya.

Pasalnya, berkat kerja keras dan ketekunan dari keluarga yang hanya dari seorang penjual pisang goreng ia kini mendapat pekerjaan yang membahagikan keluarga.

Terlahir dari keluarga yang sederhana dan penuh kekurangan membuat Ferdinando terus bersemangat dalam meraih cita-cita meraih mimpi menjadi anggota TNI AD.

Cita-citanya telah ia raih dan kini ia telah bertugas di Sikka sebagai anggota TNI AD.

 

 

Baca juga: Anggota TNI di Sikka Jualan Pisang Goreng di Pelabuhan Lorens Say Maumere

 

 

 

 

Ferdinando pada Jumat, 22 Desember 2023 pagi sempat ditemui TRIBUNFLORES.COM di Pelabuhan Lorens Say Maumere.

Ferdinando yang mengenakan pakaian dinas militer terlihat berada di sebuah kios sederhana areal pelabuhan.

Ia terlihat melayani pembeli dari dalam kios yang berjualan makanan dan pisang goreng buat keluarganya di areal pelabuhan.

Para pembeli ia layani yang mau menikmati pisang goreng di lokasi pelabuhan.

Kepada TRIBUNFLORES.COM di Pelabuhan Maumere, Ferdinando mengaku dirinya berjualan pisang goreng karena berkat pisang goreng ini kini ia bisa menjadi anggota TNI.

Ia bahkan menuturkan, ketika sudah selesai bertugas ia mengisi waktu luang di luar jam dinas kemiliteran menjual pisang goreng di Pelabuhan Lorens Say Maumere saat kapal penumpang merapat di dermaga.

Anak keempat dari pasangan Almarhum Stefanus Koten dan Almarhumah Marta Iwi da Gomez, mengisahkan usaha jual pisang goreng dan usaha kios saat kapal masuk ini merupakan usaha orangtuanya sejak tahun 1992.

Ia teringat ketika kapal masuk di Maumere, bapak dan mama sering berjualan di areal pelabuhan.

Yang mengharukan bagi Ferdinando kisah dan kenangan orangtuanya berjualan pisang goreng membuat teringkat akan kerja keras bapak, mama dan kakaknya.

Ia menuturkna, selepas mamanya meninggal kakaknya masih meneruskan usaha tersebut.

"Dari usaha jual pisang goreng milik orangtua inilah saya bisa menyelesaikan pendidikan tingkat dasar sampai SMA hingga menjadi anggota TNI Angkatan Darat seperti sekarang ini," ungkap Ferdinando.

Menurutnya, ia tidak pernah malu untuk bantu kakaknya menjual pisang goreng di pelabuhan.

"Saya dididik dari orangtua tidak mengenal malu kalau apa yang dikerjakan itu kita mengeluarkan keringat dan untuk apa malu kalau hal-hal yang kita lakukan benar-benar halal," katanya

"Yang saya lakukan jual pisang goreng ini hanya isi waktu kosong di luar jam dinas dan tidak menggangu pekerjaan dinas," ungkap Ferdinando Antonius Koten yang pernah bertugas sebagai Satgas Unifil di Libanon tahun 2016-2017 silam, dan Bataliyon Raider Khusus 744 Syb Atambua.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved