Korban Meriam Bambu di Ngada
Tak Mampu Biayai Pengobatan, Bocah 10 di Ngada Korban Meriam Bambu Keluar dari RSUD Bajawa
Rikardus sebelumnya sempat dirawat di RUSD Bajawa sejak 25 Desember pasca dirujuk dari Puskesmas Koeloda, Kecamatan Golewa
Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Rikardus Fono (10), bocah laki - laki asal Kampung Kolokoa, Malanuza, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, yang mengalami luka bakar di sekucur tubuh akibat terkena api dari ledakan meriam bambu dikabarkan telah keluar dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa.
Rikardus sebelumnya sempat dirawat di RUSD Bajawa sejak 25 Desember pasca dirujuk dari Puskesmas Koeloda, Kecamatan Golewa. Rikardus dirujuk ke RUSD Bajawa karena luka bakar yang dialami, parah.
Feligius Nika, kakak kandung Rikardus yang dihubungi TRIBUNFLORES.COM, Kamis 28 Desember 2023, membenarkan bahwa Rikardus Fono telah keluar dari RSUD Bajawa sejak kemarin, 27 Desember 2023. "Kami sudah keluar dari RUSD mau rawat di luar," ujar Feligius.
Menurut Feligius, keluarga telah bersepakat untuk mencari pengobatan tradisional karena mereka tidak mampu membiayai pengobatan di RUSD Bajawa.
Baca juga: BREAKING NEWS : Main Meriam Bambu Bocah 10 Tahun di Malanuza Ngada Alami Luka Bakar
"Baru beberapa hari ini saja di rumah sakit sudah habis enam juta rupiah. Kami tidak mampu untuk biayai lagi ke depan, jadi kami pilih rawat di luar saja," ujar Feligius.
Feligius menuturkan, Rikardus memang tidak punya Kartu Indonesia Sehat (KIS) sehingga biaya pengobatan yang harus dikeluarkan keluarga besar.
Mempertimbangkan waktu pengobatan di RUSD Bajawa yang bisa sampai sebulan dengan kondisi keuangan, keluarga bersepakat untuk menempuh pengobatan tradisional.
Feligius menuturkan, Rikardus Fono merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dan masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) Watuwula. Sementara ibu mereka, Maria Goreti Mogi, adalah seorang petani berjuang sendiri. "Mama juga sekarang sakit - sakit," ujar Feligius.
Feligius mengatakan, Rikardus meski masih duduk di bangku SD namun sangat peduli dengan kondisi keluarga terutama ibunya. Setiap Sabtu, saat hari pasar di Malanuza, Rikardus biasanya mendorong gerobak barang untuk membatu ekonomi keluarga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.