Gunung Lewotobi Erupsi

Listrik Padam, Petugas BPBD Flores Timur Hubungi PLN Tapi Sinyal Hilang

Anak-anak balita pun langsung menangis sehingga warga langsung menyala senter dari HP guna mengatasi kegelapan di tenda pengungsian.

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLDUS WELIANTO
Suasana di tempat pengungsian Gunung Lewotobi Laki-laki warga tidur dalam kegelapan karena aliran listrik padam. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnoldus Welianto

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di SMP Negeri 1 wulanggitang, Flores Timur kaget.

Warga yang sedang tidur di posko pengungsian dikagetkan dengan listrik padam secara tiba-tiba.

Anak-anak balita pun langsung menangis sehingga warga langsung menyala senter dari HP guna mengatasi kegelapan di tenda pengungsian.

Listrik yang padam tiba-tiba itu membuat Yohanes Hayon, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Flores Timur mengambil langkah menghubungi PLN.

 

 

Baca juga: BREAKING NEWS : Listrik Padam, Pengungsi Tidur Dalam Kegelapan, Anak Balita Menangis

 

 

 

 

Akan tetapi Hayon kepada TRIBUNFLORES.COM, Kamis, 4 Januari 2024 menjelang dini hari, mengatakan, pihaknya kesulitan untuk menghubungi pihak PLN karena pada saat yang bersamaan jaringan internet di wilayah itu juga hilang.

"Kita tidak bisa berkoordinasi dengan pihak PLN karena pada saat bersamaan jaringan Telkomsel juga hilang," jelasnya.

Ia mengaku, di lokasi pengungsian terdapat tiga buah genset yang disiapkan PLN akan tetapi karena tidak ada jaringan sehingga pihaknya kesulitan untuk menghubungi pihak PLN.

"Ada tiga genset yang disiapkan PLN, tapi ini kita mau hubungi PLN untuk datang pasang tapi sinyal juga hilang," ujarnya.

Ia menambahkan, akibat aliran listrik padam, penginputan data pengungsi hanya mengandalkan lampu emergensi.

Sebelunya, suasana di lokasi pengungsi SMP Negeri 1 Wulanggitang Kecamatan Wulanggitang Kabupaten Flores Timur gelap gulita,Kamis 4 Januari 2024 malam.

Pasalnya, aliran listrik dilokasi itu tiba-tiba saja padam sehingga membuat ratusan warga yang tinggal di pengungsian itu terpaksa tidur dalam kegelapan. Sebagian pengungsi terpaksa memakai penerangan dari lampu handphone.

Philipus Boli (63) salah satu pengungsi mengaku tidak nyaman untuk beristirahat pasalnya banyaknya nyamuk.

Selain itu, pengungsi anak-anak dan balita menangis karena tidur dalam kegelapan.

Beberapa pengungsi ini terpaksa menyalakan lampu dari handphone. Sementara itu bagi warga yang tidak mempunyai handphone harus  tidur dalam kegelapan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved