Gunung Lewotobi Erupsi
Muntahan Abu Vulkanik Atap Bocorkan Rumah Warga dan Tanah Pertanian Gagal
Warga pengungsi erupsi Gunung Lewotobi mulai merasakan kerugian akibat muntahan abu vulkanik berupa belerang.
Penulis: Paul Kabelen | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Warga pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, mulai merasakan kerugian akibat muntahan abu vulkanik berupa belerang.
Selain tanaman padi dan jagung rusak hingga potensi gagal panen, atap rumah warga di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura juga dilaporkan rusak terkena belerang Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus beraktivitas sejak tiga pekan lalu itu.
Yasinta Bukan, 43 tahun, warga Desa Dulipali, Kecamatan Ile Bura, mengatakan atap seng di rumahnya sudah banyak yang bolong. Kondisi itu membuat bagian dalam rumahnya dilanda air hujan.
"Atap seng sudah bolong. Itu karena belerang yang menumpuk sejak beberapa minggu ini, air hujan masuk ke dalam rumah," katanya, Jumat, 12 Januari 2024 siang.
Baca juga: Lolongan Anjing Mencari Tuan di Desa Nurabelen Ditinggal Warga ke Pengungsian
Ia berharap Pemerintah Daerah Flores Timur meringankan beban masyarakat terdampak erupsi. Mereka belum bekerja seperti biasa, karena desanya masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB).
"Seng tipis lalu debunya melekat terus. Hujan deras langsung bocor. Semoga suatu saat kami bisa dapat bantuan bencana," harapnya.
Yasinta bersama keluarganya sudah 12 hari menempati Posyandu Pululera. Bangunan tembok berukuran panjang tujuh meter dan lebar lima meter itu ditempati 39 jiwa.
"Di sini ada 8 orang lanjut usia, 14 dewasa, 1 balita, dan 8 anak-anak. Makanan saat ini baik dan cukup," ujarnya.
Di Posyandu Pululera dan lokasi pengungsian wilayah Wulanggitang, Titehena, Ilebura, dan titik-titik pengungsian umumnya, warga masih membutuhkan uluran tangan kemanusiaan.
Yasinta menyebut, anak-anak termasuk balita dan lansia berharap bantuan susu, pembalut, dan pempers.
Pengungsi lain, Sakarias Kwuta, warga Dusun Bawalatang, Kecamatan Wulanggitang, menuturkan tanaman padi dan jagung sudah tercemar abu vulkanik.
Sakarias berharap Pemda Flores Timur dapat mencari jalan keluar pasca bencana, agar tidak memicu masalah pangan di tengah harga beras yang saat ini masih mahal.
Meski demikian, ia bersyukur karena curah hujan mulai membaik dan tanaman mereka mulai dibersihkan secara alam.
Pelaksana Tugas (Plt) Kelala Pelaksana (Kalak) BPBD Flores Timur, Ahmad Duli, belum memberikan keterangan soal data rumah warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki.
"Kami masih rapat, tunggu sebentar," katanya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
Data terupdate, pengungsi saat ini sudah lebih dari lima ribu jiwa, tersebar di Kecamatan Wulanggitang, Ile Bura, Titehena, Demon Pagong, dan Larantuka.
Beberapa warga memilih mengamankan diri ke perbatasan Flores Timur-Sikka bahkan ke Kota Maumere.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Gunung Lewotobi Erupsi
Gunung Lewotobi Erupsi di Flores Timur
Atap Rumah Bocor Akibat Belerang
Warga Minta Tolong Pemerintah
TribunFlores.com
Korban Penggeroyokan di Waidoko : Saya Tidak Mau Damai, Para Pelaku Harus Diproses |
![]() |
---|
Lolongan Anjing Mencari Tuan di Desa Nurabelen Ditinggal Warga ke Pengungsian |
![]() |
---|
Bawaslu Manggarai Beri Santunan Pendidikan Anak Yatim Piatu Asal Bealaing |
![]() |
---|
Gunung Lewotobi Erupsi, 481 Warga Flores Timur Mengungsi ke Sikka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.