Berita Alor
Keluhkan Jalan Rusak di Alor, Warga: Kita Macam Babi Main di Kubangan
Jalan rusak di kawasan Joi - Manetwati sepanjang 5 Km, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor membuat pengguna jalan kesal.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
TRIBUNFLORES.COM, KALABAHI - Jalan rusak di kawasan Joi - Manetwati sepanjang 5 Km, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor membuat pengguna jalan kesal.
Pasalnya beberapa waktu lalu salah seorang warga yang hendak merujuk bayinya ke RSUD Kalabahi, harus berjuang mendorong mobil ambulance yang rodanya tertanam lumpur.
Anton Lanmai salah seorang tokoh pemuda di wilayah Manetwati ketika dihubungi POS-KUPANG.COM Jumat, 12 Januari 2023 menuturkan bahwa jalan tersebut tak ubahnya kubangan lumpur.
“Jalan Joi - Manetwati ini, kami antar orang turun naik terlalu setengah mati. Kami ini pergi timbang kemiri dapat cuma Rp. 300.000, naik ojek lewat ini jalan paling rendah harga Rp.150.000. Sementara kita harus lewat lumpur setiap kali lewat. Kita sudah macam babi yang main di kubangan lumpur,” tutur Anton kesal.
Baca juga: Mustakim Musa, Warga Alor yang Hilang di Hutan Weling Ditemukan Meninggal Dunia di Tepi Jurang
Lebih lanjut Anton mengungkapkan selama pergantian pemerintahan, warga selalu menyampaikan keluhan tentang ruas jalan ini namun yang didapat hanya janji pembangunan jalan.
“Setiap pemerintahan berganti sampai ada yang sudah 2 periode menjabat, belum pernah direalisasikan. Setiap kali Pemilu orang datang cari suara ke atas, tetapi lebih banyak yang cuma janji-janji saja. Kemarin yang dirujuk ke RSUD ayahnya harus bantu dorong ban oto (ambulance) yang tertanam. Sekarang kami minta pemerintah realisasikan janji-janji ini,” kata Anton.
Senada dengan Anton salah seorang pelintas, Anis Atamai juga mengungkapkan hal yang sama.
“Saya anak asli Manetwati, prihatin dengan jalan ini. Empat hari lalu ada bayi lahir di Mabetwati. Baru usia 4 hari kami rujuk ke RSUD Kalabahi karena sakit, kita beberapa jam dorong ambulance yang kandas di jalan lumpur ini baru berhasil. Sampai di RSUD rujuk ke RS. Leona Kupang dan meninggal di sana. Hari ini akan kami terima jasadnya dan antar lagi lewat jalan yang sama ke rumah duka,” kisah Anis.
Menurut Anis mungkin ada ibu hamil yang bisa meninggal atau melahirkan di jalan dengan kondisi jalan tanah merah, yang ketika musim hujan berlumpur.
Baca juga: Kasus Dugaan Penikaman Hingga Tewas di Kota Kefamenanu, Ini Identitas Korban dan Pelaku
“Kami masyarakat tidak minta makan ke pemerintah. Kami cuma minta pembangunan jalan ini, supaya kami bisa distribusikan dan jual hasil bumi kami untuk urus kami punya hidup,” tegas Anis.
Sementara itu Camat Alor Tengah Utara, Sabdi L. E. Makanlehi, S.H.,M.H yang dikonfirmasi POS-KUPANG.COM mengatakan jalan tersebut dibangun dengan alokasi APBDes.
“Jalan tersebut telah dibangun dengan APBD tahun lalu dan APBDes. Tetapi tidak sempat selesai dan tahun ini kita sambung lagi pengerjaanya. Dana APBDes itu sekitar 400 juta yang terpakai baru 150 juta. Kepala Desa Manetwati sudah sampaikan ke saya tahun ini mereka akan melanjutkan pengerjaan jalan tersebut,” pungkasnya. (cr19).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.