Gunung Lewotobi Erupsi
SD Inpres Bo'a Rote Ndao Salurkan Bantuan bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
Dana kemanusiaan itu telah ditransfer melalui rekening Kwarcab Kabupaten Rote Ndao.Mereka sangat peduli dengan keadaan pengungsi di Flores Timur.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
TRIBUNFLORES.COM.COM, BA'A - Dari ufuk barat Pulau Rote, UPTD Sekolah Dasar Inpres Bo'a, Rote Barat menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur.
Bantuan kemanusiaan itu didapat melalui galang dana oleh siswa dan siswi sekolah, guru, masyarakat dan Warga Negara Gasing (WNA) yang tinggal di sekitar sekolah.
Kepala Sekolah UPTD SD Inpres Bo'a, Erasmus Zakharias Ndao mengatakan, galang dana untuk membantu korban erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, dilakukan sejak 19 Januari 2024.
"Kami tergerak hati dan peduli dengan saudara kami di Flores Timur yang saat ini sedang dilanda bencana," ucap Erasmus kepada POS-KUPANG.COM, Senin, 22 Januari 2024.
Baca juga: Ratusan Pengungsi Erupsi Lewotobi Pulang ke Rumah Meski Status Gunung Awas
Dia menuturkan, galang dana bertajuk gerakan seribu ini tidak hanya dilakukan oleh warga sekolah, tetapi juga dari masyarakat bahkan warga negara asing yang tinggal di seputaran sekolah.
Disebutkan Erasmus, dari galang dana itu, total dana yang terkumpul Rp. 1.000.000.
Dana kemanusiaan itu telah ditransfer melalui rekening Kwarcab Kabupaten Rote Ndao.
"Semoga bentuk kepedulian kami turut meringankan beban saudara-saudara yang terdampak bencana erupsi Gunung Lewotobi," ungkap Erasmus.
Pulang ke Rumah
Sementara itu, Gunung Lewotobi Laki-laki hingga hari ini statusnya masih level IV awas, Senin 22 Januari 2024.
Meski status gunung Lewotobi masih awas, sebanyak 102 pengungsi korban erupsi kembali ke rumah masing-masing.
Petugas sudah meminta mereka segera kembali ke posko pengungsian, sebab status gunung Lewotobi masih level IV awas.
Dikutip dari Kompas.Com, Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Flores Timur, Hironimus Lamawuran mengungkapkan, pada Sabtu (20/1/2024), pos penanganan korban erupsi menemukan adanya pengurangan 102 pengungsi.
Setelah dilakukan penelusuran, ada 88 pengungsi di Posko Konga yang sudah kembali ke rumah mereka.
Kemudian disusul enam pengungsi di Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, yang kembali ke Desa Pululera.
"Empat pengungsi di Desa Boru yang kembali ke rumah di Desa Klatanlo. Totalnya ada 102 jiwa," ujar Hironimus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (21/4/2024).
Status Gunung Lewotobi naik dari Siaga ke Awas
Hironimus menjelaskan, salah satu alasan pengungsi memilih pulang ke rumah karena mulai jenuh. Apalagi mereka sudah lebih dari dua pekan tinggal di kamp pengungsian dan rumah warga.
"Yang namanya kejenuhan pasti ada," ujar dia.
Kendati demikian, Hironimus meminta mereka kembali ke kamp pengungsian untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Sebab, hingga saat ini status gunung setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut masih berada level IV awas.
"Satgas penanggulangan bencana tetap mengimbau untuk selalu waspada, dan tetap kembali ke posko pengungsian. Karena level Gunung Lewotobi Laki-laki masih status awas," pungkas dia.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki dari level III siaga ke level IV awas pada Selasa (9/1/2024) pukul 23.00 Wita.
PVMBG mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan.
Rekomendasi itu yakni tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dan sektoral 6 kilometer ke arah utara dan timur laut.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.