Gunung Lewotobi Erupsi

Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Dua Desa Dapat Bantuan dari Unipa Maumere

Frederiksen kepada TribunFlores.Com juga menyampaikan semoga bantuan yang diberikan dapat meringankan

Penulis: Nofri Fuka | Editor: Nofri Fuka
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Universitas Nusa Nipa Maumere mendistribusikan bantuan sembako untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di dua desa pada 6 Januari 2024. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Universitas Nusa Nipa Maumere mendistribusikan bantuan sembako untuk pengungsi erupsi Gunung Lewotobi di dua desa pada 6 Januari 2024.

Dua desa yang mendapatkan bantuan dari Unipa Maumere yakni Desa Boru Kedang dan Desa Pululera di Kecamatan Wulanggitang.

Selain bantuan sembako, rombongan yang diwakili oleh mahasiswa dan dosen juga memberikan pendampingan permainan (games) kepada anak sekolah di posko pengungsian.

"Kami bersama anak-anak pengungsi bersama Biro Kemahasiswaan dan alumni," demikian disampaikan Frederiksen Novenrius Sini Timba, salah satu dosen Unipa yang ikut menyalurkan bantuan.

Baca juga: Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Panik dan Lari saat Gempa 5,6 SR Guncang Flores NTT

 

Frederiksen kepada TribunFlores.Com juga menyampaikan semoga bantuan yang diberikan dapat meringankan beban yang dipikul para pengungsi selama masa-masa sulit ini.

Beliau juga mengharapkan kiranya badai erupsi Gunung Lewotobi segera berlalu.

"Agar warga kembali beraktifitas seperti biasanya di rumah mereka masing-masing," ucapnya.

2118 Pengungsi Gunung Lewotobi Terserang ISPA

Sebanyak 2118 pengungsi Gunung Lewotobi di Flores Timur terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Data yang diperoleh TRIBUNFLORES.COM di Posko Kesehatan Konga Sabtu 20 Januari 2024 menyebutkan jumlah tersebut didata sejak 1 Januari 2024.

Kasus ISPA berjumlah 2118 kasus, Dermatitis 419, Mialgia 261, Gastritis 234, Dypepsia 229, Rhinofaringitis akut 222, Hipertensi 205, Obs.Febris 131, Influenza 121, Diare 52, Malaria 1 dan penyakit lainnya 653.

Pengungsi, Yuliana Ebo Puka (48) mengaku sedih karena sejak mengungsi anak-anak hingga Lansia mulai terserang ISPA dan penyakit lainnya.

Ia mengaku cucunya terkena ISPA karena paparan abu vulkanik dari gunung Lewotobi.

Ia mengaku sangat bersyukur pemerintah menyediakan posko kesehatan di Konga sehingga warga mendapatkan pelayanan gratis sejak 1 Januari 2024 lalu.

Sementara itu, Monika Logi Temu (70) mengaku sejak mengungsi ia dan pengungsi lainnya terkena ISPA.

Ia mengungsi ke rumah warga di Konga dengan beberapa orang Lanjut Usia (Lansia) lainnya.

"Saya dari Dulipali, kami mengungsi ke rumah warga di Konga. Kami tidak di Posko karena kesulitan akses untuk MCK,"ujarnya.

Ia mengaku hampir setiap hari ia bersama pengungsi lainnya rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di Posko Konga, sehingga ISPA terobati.

Ia menyampaikan limpah terima kasih kepada petugas kesehatan dan dokter TNI yang selalu siapa di Posko pengungsian untuk melayani pengungsi.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved