Kasus Pencabulan di Kupang
DPO Pencabulan Anak Tiri di Kupang Ditangakap Tim Tabur Kejati NTT
Tim Tangkap Buron (Tabur) Kejaksaan Tinggi atau Kejati NTT berhasil meringkus AT , pelaku pencabulan anak di Kabupaten Kupang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tim Tangkap Buron (Tabur) Kejaksaan Tinggi atau Kejati NTT berhasil meringkus AT , pelaku pencabulan anak di Kabupaten Kupang.
AT, merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) Kejaksaan Negeri Kabupaten Kupang berhasil diringkus pada Senin 29 Januari 2024 sekitar pukul 15.00 Wita di Bandara El Tari Kupang setelah buron ke Jembi selama 4 tahun.
"Terpidana meninggalkan Jakarta menuju Kupang menggunakan Pesawat Lion Air dengan nomor penerbagan JT-694 transit di Surabaya dan tiba di Kupang pada pukul 14.50 Wita di Bandara El-Tari Kupang," kata Asisten Intelijen Kejaksaan (Asintel) Kejati NTT, Bambang Dwi Murcolono kepada awak media di Kejati NTT, Senin 29 Januari 2024.
Menurut Bambang, terpidana AT menjadi DPO Kejaksaan Negeri Kabupaten Kupang selama 4 tahun.
Baca juga: Setahun Sembunyikan, Korban Pencabulan di Gudang Rumah Ibadah Buka Mulut
Terpidana AT ditetapkan masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) berdasarkan Surat Penetapan Daftar Pencarian Orang (DPO) Kepala Kejaksaan Negeri Kab. Kupang Nomor : R-01 /N.3.25/ES.3/03/2023 tanggal 02 Maret 2023.
Bambang menjelaskan terpidana telah dilakukan pemanggilan sebanyak tiga kali untuk dilakukan eksekusi berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI 798 K/Pid.Sus/2021 tanggal 15 Maret 2021 yang menolak permohonan kasasi terpidana.
Berdasarkan putusan PN Oelamasi Nomor 69/Pid.Sus/2020/PN Oelamasi yang dikuatkan dengan putusan Pengadilan Tinggi Kupang Nomor 71/PID/2020/PT KPG tanggal 31 Agustus 2020 dan Putusan Mahkamah Agung RI 798 K/Pid.Sus/2021 tanggal 15 Maret 2021, dimana terpidana dinyatakan bersalah karena telah melakukan tindak pidana pencabulan terhadap anak tirinya.
"Terpidana melakukan ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya yang dilakukan oleh orangtua secara berlanjut, terhadap anak tiri dari terpidana AT pada 2019 lalu di Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.
Atas perbuatannya, terpidana dijerat Pasal 81 Ayat (3) Undang-undang RI Nomor 17 tahun 2016 tentang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang Jo Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 tentang Perindungan Anak Jo Pasal 64 (1) KUHP
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.