Injil Katolik Hari Ini
Bacaan Injil Katolik Hari Ini Rabu 7 Februari 2024 Hari Biasa Pekan V
Mari simak Bacaan Injil Katolik hari ini Rabu 7 Februari 2024.Bacaan Injil Katolik hari ini lengkap Renungan Harian Katolik.
Penulis: Gordy Donovan | Editor: Gordy Donovan
Tuhan Yesus mengajak kita untuk tidak berhenti pada sebuah prinsip yang dangkal, yaitu tentang najis tidaknya sebuah makanan yang masuk ke dalam mulut.
Kita sering menemukan tulisan dan simbol halal dalam kemasan makanan, dan makanan dengan simbol tersebut layak untuk dimakan. Tentu saja hal itu baik karena menjaga kekudusan badan dari makanan najis.
Namun jika halnya dimengerti demikian, agaknya terlalu naif dan sempit. Karena pengertian yang semacam itu sama sekali tidak menyentuh salah satu bagian yang terpenting dalam diri manusia yaitu hati.
Hati menjadi bagian yang sungguh sangat penting bagi hidup manusia. Namun meskipun demikian, di sisi lain, dari hati juga muncul sesuatu yang seingkali merugikan seperti misalnya dendam, iri hati, cemburu dan hal-hal negatif lainnya.
Banyak orang berpikir bahwa dengan partisipasi aktif dalam kehidupan menggereja sudah menjadi jaminan kelayakan di hadirat Tuhan.
Di dalam hati ada kesombongan, keserakahan yang selalu melawan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan.
Kadang orang justru jatuh dalam dosa karena hatinya kotor. Hati ikut mempengaruhi pikiran untuk berlaku jahat. Hati yang jahat lebih menajiskan.
Doa Penutup
Allah Bapa Yang Mahabijaksana, himpunlah kami bersatu dengan Putra-Mu dan yakinkanlah kami, bahwa kebijaksanaan-Mulah yang akan menyelamatkan dunia.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Santo Santa 7 Februari
Santa Koleta, Perawan
Koleta lahir pada tanggal 13 Januari 1381 dari sebuah keluarga Katolik yang saleh. Robertus, ayahnya adalah seorang tukang kayu yang taat agama. Demikian pula dengan ibunya Margaretha.
Koleta boleh dikatakan merupakan karunia istimewa dari Tuhan kepada kedua orang tuanya yang tidak putus-putusnya berdoa memohon kelahiran seorang anak. Puteri kesayangan ini diberi nama Nikoleta, sebagai penghormatan kepada santo Nikolaus dari Tolentino, perantara doa mereka. Dia dibesarkan dan dididik dalam adat kebiasaan Katolik yang berlaku pada masa itu.
Ketika menginjak usia muda sepeninggal orang tuanya, Nikoleta hendak di kawinkan dengan seorang pemuda baik-baik atas anjuran pastor parokinya. Tetapi dengan tegas Nikoleta menolak usul itu. Ia telah memilih Kristus sebagai mempelainya. Untuk mempertegas hubungan yang akrab dengan Kristus, Nikoleta masuk menjadi anggota Ordo ketiga Santo Fransiskus.
Empat tahun kemudian, Koleta mengalami suatu penglihatan ajaib. Ia diminta oleh Santo Fransiskus untuk memulihkan kembali peraturan peraturan dalam biara Suster-suster Klaris. Atas ijin Sri Paus di Roma, Koleta mulai menjalankan tugas berat ini.
Meskipun banyak rintangan yang dihadapinya, namun dia berhasil menata kembali corak hidup membiara dengan disiplin yang baik di 17 buah biara, terutama di Belgia dan Prancis. Kiranya kesalehan hidupnya dan kebijaksanaannya menjadi landasan keberhasilannya.
Seperti santo Fransiskus, Koleta pun sangat menyayangi anak-anak kecil dan binatang. Di kalangan pemerintah, ia memainkan peranan yang sangat besar karena ia berusaha menghentikan pertikaian antara raja-raja dan percekcokan di dalam keluarga-keluarga bangsawan. Koleta meninggal dunia di Gent, Belgia pada tanggal 6 Maret 1447.
Santo Rikardus, Pertapa
Rikardus dikenal sebagai seorang ayah yang saleh. Anak-anaknya dibesarkan dan dididik menjadi orang yang taku akan Allah. Ia pun mempunyai hubungan baik dengan para rahib.
Ketika Wilibaldus, anaknya yang sulung menderita sakit berat, Rikardus yang saleh itu membawa dia kepada seorang rahib kenalannya untuk didoakan kesembuhannya.
Ternyata berkat doa dari rahib itu, Wilibaldus sembuh dari penyakit yang dideritanya. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan, Rikardus mempersembahkan Wilibaldus kepada Tuhan.
Lebih dari itu, ia mengijinkan Wilibaldus menjadi seorang biarawan dan misionaris bersama dengan adiknya Wunibaldus dan Walburga. Ketiga bersaudara ini ternyata menjadi Abdi Allah yang saleh dan kemudian dihormati Gereja sebagai ornag Kudus.
Rikardus sendiri kemudian mengikuti jejak anak-anaknya menjadi seorang pertapa. Ia meninggal dunia ketika sedang berziarah ke Roma. (sumber the katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Renungan Harian Katolik Rabu 7 Februari 2024, Kesaksian Hidup Yesus |
![]() |
---|
Bacaan Injil Katolik Rabu 7 Februari 2024 Lengkap Renungan Harian Katolik |
![]() |
---|
Renungan Katolik Hari Ini Selasa 6 Februari 2024, Antara Adat-istiadat dan Perintah Allah |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Selasa 6 Februari 2024, Kerendahan Hati dan Keterbukaan kepada Tuhan |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 5 Februari 2024 dari Pastor Markus Tulu SVD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.