Berita Manggarai Barat

Parapuar Labuan Bajo Ditargetkan Jadi Kawasan Net Zero Emission

Kawasan Parapuar di Labuan Bajo, Pulau Flores diharapkan dapat menjadi kawasan Net Zero Emission untuk mencapai target Net Zero Emission tahun 2070

Penulis: Berto Kalu | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/HO-BPOLBF
LABUAN BAJO- Pengembangan kawasan Parapuar Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh berharap inovasi PLN menuju Net Zero Emission (nol emisi karbon) dapat diterapkan di kawasan Parapuar.

Hal ini disampaikan Frans saat BPOLBF dan PLN membahas pembangunan jaringan utilitas listrik dan air bersih di kawasan Parapuar Labuan Bajo pada Selasa, 13 Februari 2024.

Frans berharap kawasan Parapuar dapat menjadi kawasan Net Zero Emission untuk mencapai target Net Zero Emission tahun 2070. Mulai dengan penggunaan energi terbarukan seperti solar cell, dan inovasi lainnya dari PLN.

Asisten Manager Perencanaan PLN UP3 FBB, Yosep, menyatakan kesiapannya untuk mendukung BPOLBF melalui pembangunan utilitas jaringan listrik sesuai dengan kebutuhan demand, termasuk pengembangan utilitas dengan energi terbarukan.

Baca juga: BPOLBF Segera Bangun Jaringan Utilitas di Kawasan Parapuar Labuan Bajo

 

 

Terkait pembangunan utilitas jaringan air bersih di Parapuar, BPOLBF dan PDAM Wae Mbeliling telah membahas rencana pembangunan dan upaya konservasi area serapan air di sana.

Direktur PDAM Aurelius Hubertus Endo mengatakan pembangunan di kawasan Parapuar mengedepankan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Ia menjelaskan dalam rencana pembangunan ditetapkan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan luas area terbangun yang sangat rendah di setiap zona, guna mendukung fungsi ekologi kawasan hutan termasuk mengkonservasi area serapan air yang berada di sekitar kawasan.

Diketahui kawasan Parapuar berada di bawah pengelolaan BPOLBF berada di hutan produksi hutan Ngorang Bowosie yang berada di antara Desa Golo Bilas dan Desa Gorontalo di Kelurahan Wae Kelambu, Labuan Bajo.

Baca juga: Direktur BPOLBF Sebut Target Investasi di Parapuar Labuan Bajo Rp 2,8 Triliun

Dalam bahasa Manggarai, Parapuar mengandung arti ‘pintu gerbang yang mengarah ke hutan’. Atau berasal dari kata para yang berarti ‘pintu’ dan puar ‘hutan’. Kawasan Parapuar dibagi menjadi empat zona yang masing-masing menawarkan sensasi berbeda. Mulai dari zona budaya hingga zona alam liar.

Dari view point Parapuar, wisatawan bisa menyaksikan panorama indah alam Labuan Bajo. Tampak gugusan pulau dan kapal wisata di perairan dari kejauhan. Demikian pula bentangan hutan yang seolah mengapit Kota Labuan Bajo. (uka).

Berita Tribunflores.com lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved