Pemilu 2024
TPS PSU Sepi, KPU Nagekeo Akui Partisipasi Pemilih Menurun
Pemungutan suara ulang Pemilu 2024 digelar Komisi Pemilihan Kabupaten Nagekeo ternyata belum mampu menarik pemilih menyalurkan aspirasi politiknya.
Penulis: Oris Goti | Editor: Egy Moa
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM, MBAY-Lima Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Mbay, Kabupaten Nagekeo sepi pemilih saat Pemungutan Suara Ulang (PSU), Sabtu 24 Februari 2024.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nagekeo, Fransiskus Huber Waso, buka suara, saat diwawancarai TRIBUNFLORES.COM di Kantor KPU Nagekeo. Dia mengakuipartisipasi pemilih dalam PSU menurun dibanding Pemilu 14 Februari 2024.
"Partisipasi warga untuk memilih dalam PSU ini memang menurun tapi tidak signifikan," kata Fransiskus.
Hal itu, kata Fransiskus, berdasarkan hasil pantauannya dan jajaran di TPS yang dilangsungkan PSU. PSU berlangsung pada lima TPS yakni TPS 3, 6, 9 di Kelurahan Lape dan TPS 20 di Kelurahan.
Baca juga: Rincian Perolehan Suara Caleg DPRD Nagekeo Dapil 3, Maria Roswita Mea Laki Terbanyak
Fransiskus menambahkan, PSU di lima TPS tersebut khusus untuk lima surat suara antara lain, Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI dan DPRD Provinsi NTT. DPRD Kabupaten tidak termasuk.
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, aktivitas pencoblosan maupun penghitungan suara di TPS 20 sepi.
Data yang TRIBUNFLORES.COM, jumlah pemilih yang terdaftar di TPS 20 mencalonkan 297 namun yang datang dan mencoblos 178.
TPS 20 ini memanfaatkan salah satu ruang kelas di sebuah lembaga pendidikan swasta, yakni SMP Hanura.
Baca juga: PSU di Mbay Bertepatan Hari Pasar, TPS Sepi Pemilih
Terpantau, sekitar pukul 10.00 Wita, ruang TPS 20 tidak ada aktivitas pencoblosan. Kondisi ini berlangsung kurang lebih tiga puluh menit. Hanya terlihat sejumlah petugas KPPS yang sedang bertugas. Kendati demikian para petugas setia menunggu warga pemilih.
Sementara itu di Pasar Danga, ramai aktivitas jual beli. Lokasi pasar yang pernah dikunjungi Presiden Jokowi pada 5 Desember 2023 lalu itu hanya lima menit waktu tempuh dari TPS 20. Pasar Danga adalah pusat aktivitas ekonomi warga Mbay, termasuk warga di 5 TPS yang dilakukan PSU.
Sedangkan PSU di Kampung Uluwolo, memanfaatkan halaman rumah warga setempat sebagai TPS, yakni TPS 9. TPS didesain sederhana, layaknya tenda pesta. Seperti di TPS 20, aktivitas di TPS 09, minim aktivitas pencoblosan. Para petugas pun harus menunggu kedatangan warga pemilih cukup lama.
Hildegardis Menge (55) menyoroti hari pelaksaan PSU yang bertepatan dengan hari pasar Danga. Dia menyebut, PSU di hari Sabtu, sangat menggangu aktivitas warga bahkan membuat warga enggan harus datang ke TPS karena sibuk berbelanja.
Baca juga: Nama dan Jumlah Suara Caleg DPRD Nagekeo Dapil 1, Yohanes Siga Terbanyak
Tidak hanya itu, PSU di hari Sabtu sangat menggangu aktivitas warga yang biasanya berkebun dan mengurus lebih awal sehingga bisa beristirahat, menghabiskan lebih banyak waktu untuk keluarga serta mempersiapkan diri untuk gereja.
"Sangat menganggu aktivitas. Biasanya hari Sabtu begini kami sudah ke kebun, urus kebun, lalu kembali ke rumah urus ternak, belanja di pasar lalu istirahat bersama anak - anak di rumah," ujar Hildegardis.
Kendati mengeluh, Hildegardis tetap berangkat ke TPS 09 untuk mencoblos. "Yah mengeluh. Tetapi kami tetap datang coblos, karena kami juga simpati dengan calon jagoan kami. Yah kalau lolos dan sudah duduk di kursi dewan kami minta perhatikan kami," pintanya.
Persoalan riil yang dihadapi warga Kampung Uluwolo saat ini adalah tanaman jagung mereka yang diperkirakan bakal gagal panen. Menurut warga, hal itu disebabkan oleh minimnya curah hujan dan hama ulat.
Baca juga: Rekapitulasi PPK Aesesa di Kabupaten Nagekeo Ditunda Karena Listrik Padam
Pantauan TRIBUNFLORES.COM, di sekitar TPS 09 ada kebun jagung milik warga. Kondisi tanaman jagung sangat memerihatikan. Daunnya digerogoti ulat, batangnya kerdil, kecil dan mulai mengering.
Sementara itu Anton, warga sekitar TPS 20, mengeluhkan hal yang sama. Menurut Anton, sangat wajar jika TPS sepi karena warga sibuk berbelanja di pasar. "Yah ini pasar harian, pasti orang lebih pilih ke sana. Jadi kalau ke TPS, yah kalau ada waktu sisa atau kalau memang tudai sibuk," ujarnya.
Selain itu, kata Anton, warga sudah tahu pemenang Pemilu 2024 versi hitung cepat atau pleno di tingkat kecamatan. Hal itu menurutnya, menjadi salah satu faktor warga pemilih enggan ke TPS. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Warga Sikka Belum Maksimal Manfaatkan Kredit Pemilikan Rumah, Tiga Pengembang Ada di Maumere |
![]() |
---|
Tiga Tempat Wisata Rohani Populer di NTT 2024, Ada Tradisi Paskah Peninggalan Portugis |
![]() |
---|
Gerakan Nusa Membaca, Gramedia Maumere Gandeng Komunitas Literasi SMAS Katolik Jhon Paul II Maumere |
![]() |
---|
33 Pemilih Tidak Memilh pada PSU di TPS Desa Umauta Kabupaten Sikka |
![]() |
---|
Melki Laka Lena Masuk Lingkaran Kabinet Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.