Virus ASL di Manggarai Barat

329 Ternak Babi di Manggarai Barat Mati Terpapar ASF

Salah satu upaya yang dilakukan yakni melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada peternak di seluruh kecamatan

Penulis: Berto Kalu | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM / ARNOLD WELIANTO
ILUSTRASI - Kandang Babi milik warga Kecamatan Tanawawo Kabupaten Sikka. Dilaporkan puluhan Babi milik warga Tanawawo mati mendadak dan diduga terserang ASF, Rabu 21 September 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Sedikitnya 329 ternak babi di Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati akibat terpapar penyakit African swine ever (ASF) atau demam babi Afrika. 

Camat Boleng Yohanes Suhardi mengatakan, ratusan ternak yang mati itu tersebar di tiga desa. Kasus kematian terbanyak terjadi di Desa Beo Sepang dengan 163 ekor, kemudian Desa Golo Sepang 105 ekor, dan Desa Mbuit 61 ekor. 

"Laporan yang saya terima jumlahnya begitu 329 ternak mati," jelas Yohanes, Selasa 12 Maret 2024.

Terhadap ternak babi yang mati itu, kata Yohanes, ada yang dikubur, disembelih hingga dijual si pemilik. "Di Desa Beo Sepang ada tiga ekor yang dijual," katanya.

 

 

Baca juga: Puluhan Ekor Babi di Manggarai Barat Mati Mendadak Diduga Terindikasi ASF

 

 

 

 

Ia belum mengetahui alasan masyarakat menjual babi mati terpapar ASF itu. 

Menurut Yohanes, jumlahnya berpotensi bertambah. Pasalnya ada sejumlah warga yang enggan melapor kematian ternak babi mereka ke tenaga kesehatan hewan setempat. 

"Informasi dari Puskeswan, masyarakat ada yang babi-nya korban tapi tidak mau melapor, karena kemungkinan mereka sudah konsumsi," ungkapnya. 

Terhadap hal ini, pihaknya telah membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada Bupati Manggarai Barat melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat. 

"Kami sudah buat laporan tertulis ke bupati. Semoga cepat dilakukan langkah pencegahan sehingga jumlahnya tidak bertambah,"pungkasnya. 

Sebelumnya puluhan babi juga dilaporkan mati terindikasi ASF, tersebar di Kecamatan Komodo, Boleng, Lembor dan Lembor Selatan. 

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat telah melakukan sejumlah upaya pencegahan agar kematian babi dengan gejala ASF tidak meluas ke daerah lain.

Salah satu upaya yang dilakukan yakni melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada peternak di seluruh kecamatan yang diduga terserang ASF. 

"KIE dilakukan petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di masing-masing kecamatan," ujar Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat, Abidin. 

Selain itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Manggarai Barat juga melakukan penyemprotan dengan desinfektan di kandang babi yang mati. Pengumuman keliling juga dilakukan, termasuk di tempat-tempat ibadah dan sekolah.

Abidin meminta masyarakat untuk tidak makan daging babi yang mati terindikasi ASF. Babi yang mati harus dikubur, tidak dibuang di sungai atau tempat umum. (uka) 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved