Semana Santa 2024

Mengenal Rangkaian Prosesi Semana Santa di Larantuka yang Wajib Peziarah Tahu

Prosesi Semana Santa adalah tradisi Paskah yang sudah berjalan lima abad di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM / KRISTIN ADAL
SEMANA SANTA- Perarakan Patung Tuan Ma menuju Gereja Katedral Reinha Rosari Larantuka, Jumat Agung, 7 April 2024. 

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Prosesi Semana Santa adalah tradisi Paskah yang sudah berjalan lima abad di Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kota di ujung Pulau Flores Timur ini disebut sebagai pusat kerajaan Katolik di Indonesia yang dipengaruhi bangsa Portugis. Tradisi Semana Santa salah satunya, tradisi Paskah yang dilestarikan hingga kini dan menjadi pusat perhatian ribuan peziarah dari seluruh tanah air. Mereka datang dengan penuh sukacita dan membawa ujud doa dalam rangkaian ritual Semana Santa.

Dalam tradisi Larantuka, serangkaian ritual rohani dan upacara keagamaan ini disebut dengan Semana Sancta (semana = seminggu/sepekan, sancta = kudus) atau dalam tradisi Gereja Katolik disebut dengan pekan suci.

Rangkain ritual dalam prosesi Semana Santa ini wajib peziarah tahu. Pekan Semana Santa di Larantuka dirayakan hampir seminggu penuh, mulai dari hari Minggu Palma sampai dengan Minggu Paskah.

Baca juga: Semana Santa, Tradisi Paskah di Larantuka yang Dirindukan Ribuan Peziarah

 

 

Adapun rangkaian prosesi Semana Santa secara keseluruhan, yaitu Minggu Palma, Rabu Trewa/Abu, Kamis Putih, Jumat Agung atau Sesta Vera, Sabtu Santo/Suci, hingga perayaan Minggu Halleluya atau Minggu Paskah.

1. Minggu Palma

Minggu Palma adalah rangkaian awal dalam ritual Semana Santa. Masyarakat lokal menyebutnya Minggu Palma dengan nama Dominggu Ramu atau Minggu Daun-Daun.

Minggu Palma tidak hanya diwarnai dengan perayaan liturgis saja, tetapi juga perayaan devosi. Conferia dan para umat akan mengadakan persisan, yaitu sebuah prosesi mengelilingi katedral dalam rangka mengenang Yesus memasuki Kota Lama Yerusalem. Pada saat itu, Yesus dianggap sebagai raja dengan sebutan Hosana Filio David.

2. Rabu Trewa (Rabu Abu/Rabu Terbelenggu)

Rabu dalam pekan suci ini oleh masyarakat Larantuka disebut dengan Rabu Trewa. Tradisi Rabu Trewa memang unik karena hanya ada di Larantuka dan wilayah di sekitarnya.

Masyarakat setempat menyebut Trewa karena berdasarkan sejarahnya pada hari tersebut Yesus dibelenggu dan menjadi awal dari kisah sengsara Yesus. Rabu Trewa merupakan tradisi yang memiliki ciri khas dari masyarakat Nagi.

Baca juga: Semana Santa 2023, Tradisi Rabu Trewa di Larantuka, Tanda Memasuki Masa Perkabungan Dimulai

Pada Rabu Trewa, umat Katolik Larantuka akan memenuhi dua kapela, yakni Kapela Tuan Ma di Pantai Kebis, Kelurahan Larantuka dan Kapela Tuan Ana di Kelurahan Lohayong. Rabu Trewa di Larantuka ditandai dengan penutupan “mengaji” Semana Santa (berdoa sambil bernyanyi) yang merupakan giliran Kapten Jentera atau Fernandez Aikoli Kampung Larantuka.

Prosesi ini dilakukan secara bergilir oleh 13 suku, yaitu Suku Kabelen (Resiona), Suku Lewi (Kabu dan Leweni), Suku Kea (Aliandu), Suku Sau (Diaz), Raja Ama Kelen (de Rosary), Raja Ama Koten (Diaz Viera da Godinho), Suku Maran, Suku Riberu da Gomez, Suku Kelen, Suku Lamury, Suku Mulowato, Suku Lawerang, dan Suku Kapten Jentera atau Fernandez Aikoli.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved