Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Senin 15 April 2024, Pekerjaan yang Dikehendaki Allah

Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 April 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Kembali ke Jalan yang Benar.

|
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak renungan harian Katolik Senin 15 April 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Pekerjaan yang Dikehendaki Allah. 

Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?”

Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”

Lalu kata mereka kepada-Nya, “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Semua hal yang kita kerjakan belum tentu itu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh orang lain atau bahkan oleh Tuhan sendiri. Dalam hidup harian, kita semua telah melakukan banyak hal entah itu pekerjaan harian biasa atau bulanan bahkan cuma tahunan baru dapat dikerjakan. Namun yang pasti adalah bahwa semua yang dikerjakan itu tentunya tak dapat bisa menyenangkan semua orang tetapi sekurang-kurangnya berkenan bagi semua orang yang melihatnya. Bahkan kadang kala apa yang kita kerjakan dan dianggap itu baik-baik saja tetapi ternyata itu tak berkenan di hadapan orang lain.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus


Di hari pertama pekan paskah ketiga ini, kita kembali disegarkan oleh permenungan dan refleksi kita atas bacaan-bacaan dari Kisah Para Rasul dan Injil Yohanes. Dari bacaan pertama kisah para rasul kita temukan kisah tentang Stefanus yang telah bersaksi bahkan telah bersoal jawab dengan orang-orang Yahudi. Stefanus adalah salah satu dari 7 orang yang terpilih untuk membantu para rasul dalam pelayanan. Dan Stefanus ketika dipilih itu penuh dengan Roh Kudus sehingga dia tampil dengan luar biasa bersaksi tentang Yesus saat berdebat dengan orang-orang Yahudi. Hasilnya, Stefanus tak dapat dikalahkan oleh orang-orang Yahudi dari jemaat Libertini dari Kirene dan Alexandria juga dari Kilikia. Mereka coba berdebat dengan Stefanus tetapi mereka tak sanggup bersoal jawab dengan dia karena Stefanus penuh dengan hikmat Roh Kudus.

Keadaan ini membuat orang-orang Yahudi ini merasa tersinggung dan membuat persepakatan dengan menghasut beberapa orang untuk memberi kesaksian palsu tentang Stefanus sehingga akhirnya dia dihadapkan di Mahkamah Agama untuk dimintai keterangan. Pola kebohongan yang biasa dilakukan oleh orang-orang Yahudi itu sudah biasa dilakukan oleh mereka hanya untuk mempertahankan posisi mereka sebagai pemegang Hukum Taurat walaupun mereka tidak tahu bahkan menggunakan ajaran Hukum Taurat untuk menjerat orang-orang kecil untuk mendapatkan keuntungan. Maka tidak heran pola ini mereka hidupi terus sebagai salah satu pola karakter mereka tanpa mereka sadari. Maka umat atau jemaat yang mengikuti mereka pun terbawa oleh pola hidup yang diperankan oleh mereka.

Dan itu terlihat dalam injil yang kita dengar dan renungkan hari ini. Yesus yang telah melakukan banyak hal baik termasuk mujizat dan tanda-tanda serta ajaranNya. Namun tidak semua orang yang mengikutinya memiliki motivasi yang sama seperti yang dikehendaki oleh Yesus tetapi hanya karena sudah makan roti sampai kenyang. Mereka lebih fokus pada hal-hal duniawi seperti makanan dan rejeki hidup harian dan lupa hal yang paling penting. Sehingga Yesus pun memberi jawaban kepada mereka yang mencari-cari diriNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah tanda-tanda melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.” Jawaban Yesus ini memberi kesadaran baru dalam diri mereka untuk membaharui motivasi mereka yang sesungguhnya. Sehingga Yesus memberi pengajaran kepada mereka: “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu, sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah dengan meteraiNya.” Dan perubahan itu nampak dalam pertanyaan mereka:

“Apakah yang harus kami perbuat supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Lalu Yesus menjawab mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah”. Pengajaran Yesus selalu tertuju kepada apa yang dikehendaki Bapa dan bukan yang dikehendakiNya sendiri. Dan kehendak Bapa itu adalah agar orang percaya kepada Dia yang diutus oleh Allah BapaNya sendiri yaitu diriNya sendiri. Namun kadangkala atau bahkan seringkali kita hanya memiliki Yesus tetapi kita belum benar-benar beriman kepadaNya karena kita masih mengerjakan hal-hal untuk mendapatkan hal-hal yang fana saja tetapi lupa untuk hal-hal yang membawa kita pada hidup kekal. Maka marilah kita belajar untuk selalu melakukan apa yang dikehendaki oleh Allah dan bukan kehendak kita sendiri.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved