Berita Lembata

DPRD Lembata: Pasien Rumah Sakit di Lembata Masih Kesulitan Stok Darah

Pemda Lembata terkesan tutup mata masalah darah yang selama ini sering dikeluhkan oleh masyarakat DPRD Lembata

Penulis: Ricko Wawo | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
RSU Lewoleba di Jalan Trans Lembata, Kabupaten Lembata. 

Laporan Reporter Tribun Flores.Com, Ricko Wawo

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA-Di Lembata, pasien di rumah sakit masih kesulitan mendapatkan darah. 

Keluarga pasien tidak jarang putus asa karena begitu sulitnya mencari orang untuk mendonorkan darah mereka. 

Pemda Lembata terkesan tutup mata masalah darah yang selama ini sering dikeluhkan oleh masyarakat  DPRD Lembata juga tidak serius membicarakan hal ini dengan pemerintah daerah.

Hal ini diutarakan Anggota DPRD Lembata komisi III DPRD Lembata Filibertus Wuwur.

 

Baca juga: Tidak Ada Jaringan Internet, Siswa Swasta Ile Bura Flores Timur Ujian di Pantai

 

 

 

Dia mengatakan masyarakat banyak mengeluh karena kesulitan untuk mendapatkan darah ketika keluarganya sakit dan membutuh donor darah.


“Apakah tidak pernah dipikirkan oleh pemerintah untuk bank darah di RSUD Lewoleba, pasien yang butuh donor darah sangat sulit untuk mendapatkan darah,” katanya, Sabtu, 20 April 2024.

Menurut Filbertus, darah itu mahal dan vital bagi pasien yang membutuhkan donor darah. Setetes darah bisa menyelamatkan pasien yang sakit atau bahkan sekarat. 

Masyarakat Lembata menurut dia bisa  dengan suka rela mendonorkan darah untuk kemanusian, tetapi sayangnya belum ada bank darah untuk menyimpan darah.

 

Baca juga: Kapal Mati Mesin, Bapak dan Anak Asal NTT Terombang-Ambing di Perairan Manggarai Barat

 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lembata, dokter Geryl Huarnoning mengatakan darah memang sangat vital bagi pasien yang membutuhkan donor darah terutama bagi ibu hamil.

Masing -masing rumah sakit semestinya menyiapkan bank darah, yang dikelola oleh PMI. 

Di Lembata belum ada bank darah. Di RSUD Lewoleba memang ada tempat untuk penyimpanan darah, tetapi kapasitasnya kecil dan batas waktu penyimpanannya hanya 30 hari. Lewat dari 30 hari, darah tersebut tidak bisa dipakai lagi.

Menurutnya, untuk bank darah, butuh sarana prasarana gedung, alat penyimpan darah, peralatannya juga mahal. Karena itu butuh anggaran yang cukup besar untuk membangun bank darah. 

Dia berujar bank darah ini tidak dikelola oleh rumah sakit tetapi ditangani secara khusus oleh PMI. 

"Karena itu PMI kita hidupkan kembali dan kalau bisa hibahkan anggaran untuk PMI untuk bangun bank darah di Lembata," ungkapnya. 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved