Berita Nagekeo

Dinkes Nagekeo Luncurkan Integrasi Layanan Primer Agar Kesehatan Semua Warga Terpantau

Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo,NTT meluncurkan program Integrasi Layanan Primer (ILP) kesehatan (ILP)di Desa Leguderu

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo,NTT meluncurkan program Integrasi Layanan Primer (ILP) kesehatan (ILP)di desa Leguderu, Selasa 30 April 2024. 

 

Baca juga: Pergeseran Musim Hujan, 706 Ha Sawah di Ende Belum Ditanami Padi

 

Menurut Raimundus Nggajo Indikator keberhasilan kesehatan bukan dilihat dari berapa banyaknya orang masuk rumah sakit namun dilihat seberapa sedikitnya orang masuk rumah sakit.

"Kita akan ciptakan puskesmas itu seperti rumah sakit mini. Pelayanan itu dibutuhkan dari semua masyrakat mulai dari bawah. Indikator keberhasilan kesehatan bukan dilihat dari berapa banyaknya orang masuk rumah sakit namun dilihat seberapa sedikitnya orang masuk rumah sakit. Kalau rumah sakit sepi, syukur alhamndunilah. Lebih bagus kalau rumah sakit sepi. Tapi kalau rumah sakit banyak itu dipertanyakan. Apa yang telah kita lakukan? Apa yang telah kita sosialisasikan ke masyarakat? Dan inilah saya harapkna garda terdepan para tenaga medis, agar melaksanakan tugasnya dengan penuh cinta,"ungkapnya.


Sedangkan ketua panitia peluncuran ILP, Maria Efrida Teda Lado dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo mengatakan pelayanan kesehatan primer merupakan salah satu pilar transformasi kesehatan yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kesehatan berdasarkan siklus hidup yang mudah diakses dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga dan individu.

Untuk memenuhi kebutuhan ini, puskesmas wajib menyelenggarakan pelayanan secara terintegrasi bersama dengan jejaring dan jaringannya agar kebutuhan pelayanan kesehatan di setiap fase kehidupan berjalan optimal. Integrasi pelayanan ini menitikberatkan pada penguatan promotif dan preventif dengan tetap menyelenggarakan kuratif, rehabilitatif dan paliatif.

 

 

Baca juga: Profil Kepala Sekolah SMAS Bhaktyarsa Maumere di Kabupaten Sikka

 

Selain itu, dengan pendekatan pelayanan kesehatan melalui sistem jejaring pelayanankesehatan primer dari tingkat kecamatan, desa/kelurahan, dusun, rukun warga,dan rukun tetangga.

Tahapan selanjutnya adalah penguatan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard situasi kesehatan per desa/kelurahan, serta kunjungan keluarga/kunjungan rumah.

"Pelayanan yang diberikan diharapkan untuk sampai di pustu dan polindes diharapkan semua masyrakat menjadi sasaran itu, benar-benar dijangkau, dijamah, dilayani. Harapan dari pelayanan primer ini adalah agar akses kesehatan menjadi mudah bagi masyarakat, jadi selain mereka itu datang, petugas kesehatan itu yang di desa yang minimal ada 2 orang, satu bidan satu perawat dengan 2 kader, mengunjungi warga masyarakat terutama bagi mereka yang beresiko, yang lansia, bayi balita yang tidak datang, atau ODGJ, itu diharapkan kunjungan langsung," kata Efrida.

Efrida mengungkapkan dalam ILP ada pembagian tugas kepada seluruh petugas puskesmas ke dalam klaster-klaster dan menetapkan struktur organisasi berdasarkan pembagian klaster, yaitu: Klaster 1: Manajemen Klaster 2 : Ibu dan Anak Klaster 3: Usia Dewasa dan Lanjut Usia Klaster 4 : Penanggulangan Penyakit Menular serta Lintas Klaster.

Selain itu skrining awal, terjadi juga di polindes, kemudian di pustu sehingga kondisi kesehatan di wilayah setempat benar-benar terpantau dengan baik dan benar yang akan berdampak pada peningkatan status kesehatan, jadi promotif dan preventif itulah yang diutamakan.

Dengan ILP semua warga di salah satu wilayah di pantau semua usia bukan hanya untuk ibu dan anak seperti selama ini terjadi mulai dari dalam kandungan hingga usia lanjut usia.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved