Berita Sikka

Ternak Babi Mati Mendadak Diduga ASF, Warga Flores Timur Dilarang Konsumsi Daging Babi Penyakit

Ternak babi mati mendadak sepekan terakhir di Flores Timur, masyarakat dilarang konsumsi daging babi sakit.

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/DOC TRIBUN
Ilustrasi babi mati akibat ASF. Ternak babi di Flotim dilaporkan mati mendadak. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Kasus ternak babi mati mendadak sepekan terakhir di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, diduga akibat terserang virus African Swine Faver (ASF) atau demam babi afrika.

Belum dilaporkan secara rinci terkait jumlah ternak babi yang mati mendadak maupun sakit-sakitan di Kota Larantuka dan beberapa wilayah di Flores Timur.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur, dr. Vian Kiti Tokan, meminta masyarakat tidak menyembeli babi untuk dikonsumsi karena sangat beresiko menularkan virus ke ternak lainnya.

"Kalau mau cepat selesai, babi sakit jangan potong dan edarkan daging, entah mau jual atau bagi gratis," katanya, Rabu, 1 Mei 2024.

Baca juga: Sampel Darah Babi Asal Flores Timur Dikirim ke Balai Veteriner Bali

 

 

Dokter hewan ini menjelaskan, meski manusia tidak terserang virus ASF saat menkonsumsi daging babi, namun virusnya sangat beresiko menular ke ternak lainnya.

Dia menjelaskan, pengawasan lintas ternak sudah dilakukan sejak awal. Namun petugas masih sulit mengawasi dan mengidentifikasi daging babi yang masuk dari luar daerah, misal dari Kupang dan Maumere yang kini terjadi kasus ASF.

"Agak susah pengawasan. Kalau mereka bawa lempengan dalam kantong plastik. Kalau tidak ada kesadaran bersama maka susah," tukas Vian Tokan.

Pengalaman selama ini, jelas Vian, pemilik ternak masih menkonsumsi babi sakit karena tak mau peliharaan seharga jutaan rupiah itu mati sia-sia.

Baca juga: Mahasiswa IKTL Flores Timur Olah Limbah Ikan Jadi Pakan Ternak

"Kalau kubur, dia (pemilik ternak) rasa sayang. Karena sayang, dia potong lalu bagi-bagi. Kita harus pikirkan nasib orang lain, ini masalah moral," pungkasnya.

Vian Tokan menambahkan, pihaknya sudah mengirim empat sampel darah babi mati ke Balai Besar Veteriner Denpasar Bali untuk diperiksa guna memastikan ASF atau tidak.

Empat sampel tersebut, demikian Vian Tokan, meliputi dua sampel dari Larantuka dan dua sampel dari Boru, Kecamatan Wulanggitang.

Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved