Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Kamis 2 Mei 2024, Tinggal dalam KasihKu
Mari simak Renungan Harian Katolik Kamis 2 Mei 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Tinggal dalam KasihKu.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Dalam amanat perpisahan-Nya , Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu!
Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Kasih itu hidup yang tak kunjung mati. Karena kasih itu adalah Allah sendiri. Maka jika kasih itu dilakukan oleh manusia maka Allah hadir dalam semua perbuatan atau tindakan kasih yang dilakukan oleh kita manusia. Untuk itu, jangan pernah merasa bosan untuk berbuat kasih kepada siapa saja terlebih kepada mereka yang membutuhkan uluran kasih kita.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Hari ini gereja secara khusus merayakan peringatan Santo Atanasius seorang Uskup dan Pujangga Gereja. Athanasius lahir di Aleksandria, kurang lebih pada tahun 297 dan meninggal dunia pada tanggal 2 Mei 373. Beliau dikenal sebagai ‘Bapak Ortodoksi’ karena perjuangannya yang besar dalam menentang ajaran-ajaran sesat yang berkembang pada masa itu. Pada tahun 318, Athanasius ditabhiskan menjadi diakon, dan ditunjuk sebagai sekretaris Uskup Aleksandria. Dalam kurun waktu singkat setelah tabhisan diakon itu, ia menerbitkan karangannya tentang rahasia Penjelmaan.
Sebagai sekretaris Uskup, ia berhubungan erat dengan para rahib padang gurun, seperti santo Antonius, sang pertapa dari Mesir. Athanasius sendiri sangat tertarik sekali dengan kehidupan para rahib itu. Akhirnya dia sendiri pun meneladani cara hidup para pertapa itu dan menjadi seorang pendoa. Menanggapi ajaran sesat Arianisme, Athanasius bersama uskupnya pergi menghadiri Konsili Nicea (sekarang: Iznik, Turki) yang diprakarsai oleh kaisar Konstantianus.
Dalam konsili itu, Athanasius terlibat aktif dalam diskusi-diskusi mengenai Ke-Allah-an Yesus Kristus,Pribadi kedua dalam Tritunggal Maha Kudus. Athanasius dikenal sebagai seorang uskup yang banyak menulis. Dengan tulisan-tulisannya ia berusaha menerapkan dan membela ajaran iman yang benar. Athanasius sangat membela kebenaran ajaran tentang Tritunggal Maha Kudus karena betapa besar Kasihnya kepada Allah. Dia sanggup mengorbankan dirinya untuk mempertahankan imannya kepada Allah. Inilah tugas yang sebenarnya.
Dan karena kasih Allah kepadanya, Santu Athanasius juga selalu mendapat perlindungan dari segala macam bahaya dan serangan yang mengancam hidupnya. Hal ini sejalan dengan amanah perpisahan Yesus kepada para muridNya: “Tinggalah di dalam kasihKu itu. Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam KasihNya.” Yesus dalam amanat perpisahan ini mau mengingatkan para muridNya untuk selalu hidup dalam kasih kepadaNya sama seperti kasihNya kepada Bapa. Kesempatan yang berharga ini Yesus terus mengingatkan para muridNya untuk benar-benar hidup dalam kebenaran yaitu hidup dalam Kasih kepadaNya dan kepada Bapa. Inti dari tinggal di dalam kasihNya berarti hidup benar sesuai dengan perintah dan ajaranNya. Karena hanya dengan demikian Bapa juga akan tinggal di dalam mereka. Tujuan utama Yesus menyampaikan pesan ini adalah supaya sukacitaNya ada di dalam para muridNya dan sukacita itu menjadi penuh di dalam diri para muridNya dan tentunya juga kepada kita semua yang menamakan dirinya murid dan pengikutNya.
Semua kita yang telah menjadi pengikutNya juga seharusnya hidup dalam sukacita yang penuh karena hidup di dalam Kasih Allah yang tergambar dalam kasih kepada sesama seperti mengasihi diri kita sendiri. Yesus meminta kita untuk hidup saling mengasihi dan mengikuti perintahNya karena Dia sendiri sudah lebih dahulu mengasihi Bapa dan menuruti perintah Bapa. Kita selalu mengucapkan kasih kepada semua orang tapi kebanyakan hanya sampai di mulut saja. Tapi lebih dari itu kita hanya omong saja dan tidak buat apa-apa. Kita lebih cenderung untuk terlihat baik di depan orang-orang dan tampak beriman kepada Allah tetapi di dalam rumah atau hidup bermasyarakat kita semata menyombongkan diri bahkan menindas orang-orang sekitar kita hanya untuk mempertahankan eksistensi kita termasuk kekuasaan atau jabatan kita karena kita lupa bahwa kasih kepada Allah itu harus terlihat dalam kasih kepada sesama kita terlebih mereka yang menderita namun yang kita buat semakin menindas mereka yang menderita itu. Marilah kita belajar dari Santo Athanasius untuk selalu memperjuangkan kebenaran dan hidup dalam kebenaran itu sendiri.
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: kita dipanggil untuk saling mengasihi sama seperti Yesus telah mengasihi kita dan mengasihi Bapa. Kedua, untuk bisa hidup dalam kasih Tuhan, kita harus mampu hidup dalam Roh dan Kebenaran. Ketiga, karena hidup dalam kebenaran itu adalah mengasihi Allah dalam diri sesama kita.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.