Sejarah Pulau Sumba
Mengenal Pulau Sumba 'Tana Humba' Surga Wisata di NTT
Pulau Sumba, pulau ketiga terbesar di Nusa Tenggara Timur. Pulau ini menyimpan surga wisata alam hingga budaya
TRIBUNFLORES.COM, - Nama Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) tak asing terdengar. Pulau ketiga terbesar di NTT ini menyimpan surga wisata dan menjadi destinasi populer di Inonesia bahkan dunia.
Pulau yang indah akan budaya, masyarakat, sejarah hingga alam ini membuat siap pun terhipnotis. Namun, perlu diketahui pula asal usul, kondisi geografis dan daya tarik dari Pulau Sumba yang juga disebut Tana Humba.
Asal-usul
Nama Pulau Sumba berasal dari tradisi lisan masyarakat lokal, sejarah yang ditulis oleh penjelajah Eropa, dan armada perang Patih Gajah Mada.
Baca juga: 10 Tempat Wisata di Sumba Timur NTT yang Wajib Dikunjungi, Cocok untuk Liburan dan Healing
Para penjelajah Eropa menyebut Pulau Sumba dengan nama Pulau Cendana, Pulau Sumba, Pulau Subao, Pulau Humba serta Pulau Sandelwood.
Sebutan yang berbeda-beda itu berdasarkan pengamatan penjelajah terhadap kekayaan dan keunikan alam di Sumba.
Dalam catatan sejarah, istilah Pulau Sumba muncul pertama kali pada abad ke 14 di masa Kerajaan Majapahit.
Tahun 1350, Gajah Mada yang merupakan patih di Kerajaan Majapahit mengucap janji bahwa ia tidak akan makan palapa sebelum mempersatukan nusantara.
Pada tahun-tahun itu, armada Gajah Mada menaklukkan Sumatera, Kalimantan, Pulau Seram, Timor hingga Larantuka (Flores Timur).
Saat perjalanan pulang ke Jawa, armada Gajah Mada menaklukkan sejumlah daerah, yaitu Bima, Sumbawa, dan Bali.
Pada 1357, armada Gajah Mada menaklukkan Dompu (Sumbawa). Diperkirakan di waktu bersamaan, Gajah Mada menaklukkan Sumba.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.