Kasus ASF di TTU

Babi Mati Mendadak di TTU, Kadis Peternakan Pastikan: Belum Ada Sampel

Pada tahun 2021 lalu, Dinas Peternakan Kabupaten TTU mengirimkan beberapa sampel untuk dilakukan uji di laboratorium.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
ASF- Ternak babi milik salah satu warga Kabupaten Flores Timur.Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Utara, Trimeldus Tonbesi menyebut, hingga saat ini pihaknya belum mengirimkan sampel ternak babi mati diduga tertular African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Timor Tengah Utara, Trimeldus Tonbesi menyebut, hingga saat ini pihaknya belum mengirimkan sampel ternak babi mati diduga tertular African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium.

"Tahun 2024 belum ada sampel yang kita kirim (untuk diuji di Laboratorium)," saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kamis, 30 Mei 2024.

Pada tahun 2021 lalu, Dinas Peternakan Kabupaten TTU mengirimkan beberapa sampel untuk dilakukan uji di laboratorium.

Sampel tersebut merupakan sampel ternak babi mati dari Desa Kaubele dan dinyatakan positif ASF.

Baca juga: Satgas Yonif 742/SWY dan Mahasiswa Undana Patroli di Patok Batas Negara Indonesia-Timor Leste

 

Trimeldus mengakui bahwa, petugas Dinas Peternakan Kabupaten TTU di lapangan juga terus didorong untuk mendata jumlah ternak babi milik warga yang mati.

"Kita dorong untuk mereka mendata terus jumlah babi yang mati, kemudian yang terkena gejala itu mereka terus mendata, dan kami berusaha untuk kita himpun," ujarnya.

Selain itu, Dinas Peternakan Kabupaten TTU juga mendorong peternakan melalui petugas di kecamatan melakukan penyemprotan disinfektan di kandang para peternak.

Petugas juga, kata Trimeldus, terus melakukan sosialisasi perihal langkah-langkah pencegahan terhadap penyebaran virus ASF di Kabupaten TTU.

Terus melakukan sosialisasi untuk tidak membuang secara sembarangan ternak babi yang mati tetapi dikubur," ujarnya.

Peternak babi juga diimbau untuk menjaga Biosekuriti dan menjaga kebersihan di sekitar kandang babi.

Sebelumnya, seorang Warga Desa Oeolo, Kecamatan Musi, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi NTT bernama Margareta Anunut menyebut sebanyak 29 ekor ternak babi miliknya mati. Kematian babi dalam jumlah fantastis ini diduga disebabkan oleh African Swine Fever (ASF) atau demam babi afrika.

Ia menuturkan, ternak babi miliknya tersebut diduga diserang ASF. Fenomena kematian babi miliknya ini terjadi sejak Bulan April 2024 lalu.

"Dalam waktu dua bulan ini saya punya babi 29 ekor sudah mati," ujarnya kepada POS-KUPANG.COM, Minggu, 19 Mei 2024 lalu.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved