Longsor di Ende

4 Jenazah Korban Longsor di Ende Dimakamkan Satu Liang Lahat

Satu keluarga di ende merupakan korban longsor. 4 jenazah itu kemudian dikuburkan dalam satu liang lahat. Sebelum dikuburkan diawali misa arwah.

|
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
PEMAKAMAN - Upacara pemakaman empat jenazah korban longsor di Kelurahan Rewarangga Selatan, Kecamatan Ende Timur Kabupaten Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara, Jumat, 7 Juni 2024. 

Yohanes mengungkapkan, longsor yang terjadi salah satunya akibat ada sak semen yang sudah membatu yang ditimbun di rumah bagian atas roboh sekaligus bersama dengan tanah.

Bernadus menambahkan, pada Kamis (6/7) malam, dia sudah mengingatkan Bernadus untuk berhati-hati karena ada hujan. "Tadi malam sekitar pukul 22.00 Wita, saya sempat pergi beli rokok diatas saya sempat ingatkan untuk hati-hati karena hujan. Tapi mereka bilang aman,” kata Yohanes.

Menurut Yohanes, Kamis malam hingga Jumat subuh itu dia terbangun sampai tujuh kali untuk lihat-lihat ke atas. “Pas tadi pagi jam 6, longsor," ujar Yohanes.

Yohanes langsung berteriak memanggil warga yang lain dengan membunyikan gong.

Warga yang mendengar teriakan Yohanes dan bunyi gong itu kemudian berdatangan ke rumah korban dan berusaha mencari dan mengevakuasi keempat korban.

"Saat kejadian mereka masih tidur, kami teriak-teriak juga mereka tidak dengar, setelah longsor kami naik ke atas rumah sama-sama warga, satu keluarga masih tertidur didalam satu kelambu," ungkap Yohanes.

Kejadian itu kemudian dilaporkan Geradus ke Mapolsek Ende. Piket SPKT Polsek Ende kemudian meneruskan laporannya ke Kapolsek Ende yang kemudian langsung mendatangi lokasi kejadian.

Setiba di lokasi anggota Polsek Ende bersama warga melakukan encarian dan evakuasi dan menemukan Bernadus sekeluarga meninggal dunia di atas tempat tidur yang masih ditutupi kelambu.

Anak kedua, Echa yang masih berusia 1,5 tahun pun terlihat masih berada diatas perut sang ibu. "Saat kami evakuasi, mereka ditemukan dalam satu kelambu dan sudah meninggal dunia. Anaknya yang kecil masih berada diatas perut mamanya," ungkap Yohanes.

Saksi lain mengungkapkan, dalam proses evakuasi dan pencarian korban, mereka mendengar bunyi music diantara timbunan tanah longsor itu. Mereka kemudian menggali tanah itu dan bunyi musik tersebut menjadi petunjuk warga menemukan keempat korban longsor itu.

"Saat ada yang gali tadi dengar bunyi musik dari HP," ujar salah satu saksi di lokasi kejadian.

Keempat korban kemudian dibawa ke RSUD Ende guna pemeriksaan dan penanganan lanjutan. Yohanes menambahkan, keluarga Bernadus baru dua tahun menempati rumah tersebut dan menumpang di lahan milik keluarga Bernadus. Bernadus sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan sang istri berjualan sayur keliling. Anak yang pertama Vika belum bersekolah.

Camat Ende Timur, Fidelis Bofa mengatakan, pihaknya bersama Bhabinkamtibmas Kelurahan Rewarangga Selatan dan Lurah Rewarangga Selatan sudah meneruskan imbauan BPBD ke warga setempat untuk mengungsi. Warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor untuk segera evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.

"Kami bersama Bhabinkamtibmas sudah menghimbau kepada warga agar mereka pindah dari lokasi itu untuk sementara ke rumah-rumah tetangga atau ke tempat yang lebih aman karena rumah yang sebelah atas itu sudah tergantung," ujar Fidelis Bofu.

Dimakamkan Hari Ini

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved