Kunjungan Paus Fransiskus
Matahari Enggan Terik ketika Paus Yohanes Paulus II Mendarat di Bandara Waioti
Lawatan apostolik Paus Yohanes Paulus II di Kota Maumere yang terjadi 35 tahun lalu meninggalkan banyak kenangan indah kepada umat Katolik.
Penulis: Egy Moa | Editor: Egy Moa
POS-KUPANG.COM,MAUMERE-Rabu pagi 11 Oktober 1989. Ratusan ribu umat Katolik yang telah datang dari berbagai penjuru di Kabupaten Sikka, Pulau Flores, Makassar dan kota-kota di Pulau Jawa telah memenuhi Gelora Samador Maumere di Kota Maumere. Cuaca kota yang dikenal sebutanya kota debu sangat panas.
Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Uskup Maumere kini, saat itu masih di bangku pendidikan calon imam di Seminari Tinggi Santo Petrus Ritapiret. Ia juga anggota koor gabungan beranggotakan 1.000 orang bersama umat untuk perayaan misa yang dipimpin Paus Yohanes Paulus II di Gelora Samador.
Sejak pagi, umat telah menanti kedatangan Paus. Sisi jalan raya dari Bandara Waioti hingga Gelora Samador yang baru diaspal dipenuhi Bendera Vatikan dan Bendera Merah Putih. Umat berjubel di sisi kiri dan kanan jalan menanti kedatangan Paus.
Terik sepanjang hari itu tak dihiraukan lagi. Gelora Samador jadi lautan payung melindungi diri dari terik matahari menanti kehadiran Sang Gembala.
Baca juga: Jejak Kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada Oktober 1989 di Maumere Pulau Flores
“Seingat saya, cuaca Kota Maumere sangat panas di bulan Oktober. Apalagi pada pukul 2 siang (14.15 Wita),” kenang Mgr. Ewaldus, tentang perayaan misa di Gelora Samador dibagikan kepada Pos-Kupang.com dan TribunFlores.com, Jumat 3 Mei 2024 di Lepo Bispu, Jalan Wairklau Kota Maumere.
Suara menggelegar pesawat Hercules C-130 bercat abu-abu ditumpangi Paus Yohanes Paulus II mendarat di Bandara Waioti (kini Bandara Frans Seda) tepat pukul 14.15 Wita. Menteri Keuangan RI, Prof.J.B. Sumarlin, Uskup Agung Ende, Mgr. Donatus Djagom, SVD, Gubernur NTT, dr. Hendrik Fernandez, Pangdam IX Udayana, Letjen TNI, Sintong Panjaitan menyambut Paus di tangga pesawat.
Puluhan penari menyambutnya sukacita dengan Tarian ‘Soka Papak” diiringi tabuhan Gong Waning. Langkah Paus terhenti sejenak. Menatap kagum sesaat lalu memberikan berkat apostolik kepada para penari dan penabuh Gong Waning.
Pemimpin Umat Katolik sejagat menjejakan kaki di Maumere. Udara yang semula sangat panas, setika berubah menjadi teduh. Cahaya matahari seperti terhalang awam.
Baca juga: Tatapan Paus di Pendopo Ritapiret Selalu Diingat Mgr. Ewaldus
"Kemudian ada cerita-cerita seputar itu yang kita dengar. Karena tidak semua umat bisa datang ke Gelora Samador merayakan ekaristi. Ada sekian bapak-bapak yang berdiri di seputaran lapangan udara Waioti. Menyaksikan pesawat mendarat, ada yang nyeletuk dengan Bahasa Sikka, “Paus bou ba’a, artinya Paus sudah datang. Dan itu satu ungkapan kegembiraan,” kata Mgr. Ewal.
Dikutip dari Buku Dia Datang, Kenangan Kunjungan Yohanes Paulus II, setelah istirahat sejenak di Vip room Bandara, Paus dan Mgr. Donatus Djagom menumpang sedan hitam pekat berkaca bening. Sirene meraung di siang terik menuju gelora.
Ratusan ribu umat memagari sepanjang jalan menuju Gelora Samador. Seruan viva il papa…hidup Paus, viva il papa…Penampilan delapan kelompok penari beranggotakan 320 seirima dalam gerak nada ritus.
Semuanya menjadi perhatian serius Paus dari balik kaca mobil. Tatapan penuh kasih dan senyum bahagia menyertai berkat apostolik Sang Gembala kepada umat di sisi kiri dan kanan jalan yang baru diaspal. Umat menangis haru seraya menerima berkat, berlutut membuat tanda salib.
Baca juga: Menemukan Mujizat dan Damai di Kamar Paus di Seminari St Petrus Ritapiret
Semua mata tertuju di gerbang Gelora Samador. Ketua Panitia, Drs. Daniel Woda Palle, dan Bupati Sikka, Drs. Conterius menyambutnya. Sapaan adat, ‘Saing Lepo Toma Woga’ oleh Laurens Say. Taburan bunga dan pengalungan oleh Ny.Mien Palle.
Gerbang Gelora Samador bergelora oleh sekitar 200 ribuan umat yang telah hadir dari sejak pagi. Mereka menahan terpaan panas mendekap erat Rosario di dada. Gemuruh seruan viva il papa…hidup Paus kembali mengalun kuat.
Bangga dan haru. Derai air mata tak terbendung dari ribuan umat meluapkan haru dan gembira. Terik matahari seolah malu menatap ke bumi Kota Maumere.
“Saya masih ingat saat itu manusia sangat banyak dan hampir semua mengangkat patung, Rosario dan sebagainya untuk diberkati Paus. Padahal belum mulai perayaan ekaristi,” kisah Mgr. Ewal lagi.
Baca juga: Tahun Yubelium 2025 di Kota Roma, Paus Fransiskus Serukan Inklusivitas & Umumkan Buka Pintu Suci
Patung Kristus Raja, pelindung Kota Maumere diletakan sekitar 20-an meter dari gerbang Gelora. Prasasti dibawah kaki patung setinggi 5 meter dan berat 2 ton ditandatangani oleh Paus. Kemudian menumpang jeep bercat putih terbuka didamping Mgr. Donatus Djagom, bergerak masuk ke dalam Gelora Samador. Umat berdiri tertib menyanyikan lagu-lagu pujian melambaikan tangan, mengangkat Rosario dan benda-benda kudus untuk mendapatkan berkat Paus.
Jeep berhenti tepat di depan di lorong menuju sakristi yang terletak di sebelah selatan altar agung. Dalam penjagaan ekstra ketat, Paus masih terus menerima uluran tangan umat menyalaminya. Lebih mengharukan ketika Paus memeluk dan mencium lima orang anak cacat yang sudah menunggunya di lorong.
Paus menuju sakristi terbuat dari bambu.Tak berselang lama, Paus keluar. Para konselebrates dan beberapa uskup menantinya. Mereka berjalan menuju alter agung karya Herman Yosef.
Koor gabungan beranggotakan 1.000 orang bergema dipimpin Pater Daniel Kiti, SVD, dan Geradus Paa. Lagu Salam….Salam Bapa Suci….O bapa Gembala selamat datang ke tengah umatmu. Sementara 220 penari liturgi berkostum putih dan kuning dengan sarung motif mewakili 12 kabupaten di Provinsi NTT bergerak di sekitar altar agung itu.
Baca juga: Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia, Panitia Ingatkan Umat Katolik Akses Informasi dari Situs Resmi
Perayaan ekaristi berlangsung meriah dengan persiapn-persiapan yang begitu luar biasa. Bisa dibayangkan perayaan ekaristi dengan perpaduan inkulturasi, tari-tarian, anggota koor yang banyak dari para frater dan umat di Maumere. Suasana yang luar biasa, tapi juga begitu khusuk.
“Perayaan berlangsung sangat meriah. Umat antusias terlibat dalam perayaan. Khotbah-kotbahnya, saya tidak ingat lagi. Bapa Paus memimpin seluruh perayaan misa pakai Bahasa Indonesia. Dia menyanyi prevasi dalam Bahasa Indonesia. Menurut Dosen Liturgi STFK Ledalero, (Pater Bernadus Boli Udjan) perfect sekali,” kenang Mgr. Ewal lagi.
Selesai perayaan ekaristi, Paus Yohanes keluar dari sakaristi. Sudah diketahui kadang-kadang dia tidak mengikuti protokol. Dalam perjalanan itu dia bisa singgah bertemu satu dua orang untuk berjabatan tangan.Lewat di depan anggota koor, Paus berjabatan tangan.
“Kita merasakan benar (keadaan saat itu). Perasaan yang sangat pribadi. Kami anggota koor ada di samping panggung (kanan). Di bagian depan ada para penari,” kata Mgr.Ewal.
Baca juga: Paus Yohanes Paulus II:Kamu Tahu kan, Saya Tidak Butuhkan Itu?
Kenangan perayaan misa Paus juga diungkapkan Kons Saru. Bersama orangtua dan sanak famili, dia ke Maumere mengikuti perayaan misa di Gelora Samador.
Tahun 1989, diakui Kons Saru menjadi tahun paling bersejarah. Dia menyaksikan langsung kedatangan Paus Yohanes di Maumere.
“Seluruh sekolah diliburkan menyambut kedatangan Paus. Sejak pagi umat sudah mulai berdatangan. Kota Maumere sangat ramai,” kisah Kons Saru.
Sepanjang jalan dipenuhi umat. Udara Kota Maumere teramat panas, tapi umat tetap berdesakan berada di sepanjang jalan menanti Paus lewat.
Pesawat membawa Paus mendarat di Bandara Waioti. Udara Kota Maumere yang semula sangat terik berubah sejuk.
“Itulah membuat saya sangat terkesan dan tak pernah terlupakan. Banyak umat menangis, meluapkan kegembiraan menyambut kedatangan Paus II,” kenang Kons Saru. *
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News
Milenial Lembata di Kupang Dukung dan Menangkan Sinun Petrus Manuk di Pilkada |
![]() |
---|
Meski Punya Satu Kursi DPRD, Perindo Bakal Umumkan Dukungan di Pilgub NTT |
![]() |
---|
Kejari Sumba Barat Tahan Tiga Tersangka Pembangunan Gedung SMPN 5 Lamboya |
![]() |
---|
Kerang Dara Labuan Bajo Tembus Pasar Thailand |
![]() |
---|
Jatuh di Kapal di Perairan Pulau Komodo, Tim SAR Gabungan Evakuasi Balita Asal Selandia Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.