Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Harian Katolik Rabu 19 Juni 2024, Bapamu Melihat yang Tersembunyi
Mari simak renungan harian Katolik Rabu 19 Juni 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Bapamu Melihat yang Tersembunyi.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Dalam khotbah di bukit, Yesus bersabda, “Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat. Sebab jika demikian, kalian takkan memperoleh upah dari Bapamu yang di surga.
Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang-orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya dipuji orang.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kalian berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan di tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu, ‘Mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu, dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” “Dan apabila kalian berpuasa, janganlah muram mukamu, seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa.
Aku berkata kepadamu, ‘Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.’ Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Meditatio:
Ada pertemuan sebuah persekutuan sosial. Para anggota kelompok ini terkenal
sebagai pribadi-pribadi yang murah hati dalam segala hal. Mereka tidak hanya
berdoa bagi sesamanya tetapi selalu bermurah hati untuk membantu sesama
yang sangat membutuhkan. Dalam pertemuan itu terdapat dua kelompok orang
di dalam satu persekutuan.
Kelompok pertama suka menceritakan berapa sumbangan yang terkumpul, dari mana asal sumbangan tersebut dan kemana sumbangan itu sudah dan akan disalurkan. Hal ini belum termasuk siapa yang
didoakan dan ia sudah menyampaikan berapa dengan nominal lengkap.
Kelompok kedua adalah pribadi-pribadi yang memilih diam, memberikan besar
atau kecil sesuai kemampuan dengan nominal tertentu, tidak mau namanya
dicatat sebagai penyumbang atau pendoa. Kelompok kedua ini menyatu dalam
satu persekutuan dan menjadikannya menjadi indah.
Berdasarkan sharing pengalaman dalam persekutuan itu, ternyata banyak di
antara kita yang memiliki pengalaman yang mirip. Kecendrungan kemanusiaan
kita adalah lebih mudah membuat perhitungan keuntungan dan kerugian dan
besarnya jasa kita terhadap orang lain dari pada memilih melayani dengan diam
dan rendah hati. Lebih mudah membuat diri kita dikenal karena jasa dari pada
dengan diam-diam membantu orang lain untuk menjadi bahagia
Kita semua mengenal sosok Muder Theresia dari Kalkuta. Pada suatu
kesempatan Muder Teresa dan para susternya mengunjungi rumah seorang pria
yang sedang sakit. Rumahnya gelap dan kotor. Mereka membersihkan rumah
dan juga memandikan pria yang menghirupnya.
Sambil membersihkan rumah yang gelap itu, para suster menemukan sebuah lampu tua, sudah karatan,
sumbuhnya pun sudah rusak. Seorang suster mengambil lampu itu,
membersihkannya, membeli sumbuh dan minyak tanah dan menyalahkannya.
Ruangan yang tadinya gelap sudah mulai terang, seiring dengan pulihnya pria
itu dari sakitnya. Menyalahkan lampu akhirnya menjadi kebiasaan pria itu.
Setiap kali dikunjungi, ia selalu mengatakan kepada para suster, “Terima kasih
suster, lampu itu menjadi terang karena kalian sudah memperbaikinya. Kalian
selalu membawa Yesus Kristus, terang abadi yang tidak tampak, diam dalam
keheninganNya untuk mewujudkan kisah hidup yang gelap ini”
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.