Breaking News

Kasus Stunting di Ende

Kasus Stunting di Ende Capai 1448 Orang, 535 Kasus Baru

Dinas Kesehatan Kabupaten Ende juga memberikan intervensi kepada Bumil KEK atau Kekurangan Energi Kronis. Stunting ende banyak kasus.

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
BERI KETERANGAN - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, Nuimkhayat, S.Gz saat memberikan keterangan saat ditemui TribunFlores.com, Jumat, 5 Juli 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Jumlah penderita stunting di Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur hasil pengukuran bulan Februari 2024 mencapai 1448 penderita atau 8,2 persen dan 535 diantaranya merupakan penderita stunting baru yang dialami anak usia 6 bulan sampai 2 tahun yang tersebar di hampir di semua puskesmas di Kabupaten Ende.

Jumlah ini meningkat sebanyak 207 penderita dari hasil pengukuran bulan Agustus 2023 lalu sebanyak 1241 penderita stunting. Berdasarkan hasil pengukuran bulan Februari 2024, jumlah penderita stunting tertinggi terjadi di Puskesmas Nangpanda dengan jumlah 115 penderita stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr Aries Dwi Lestari melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Nuimkhayat, S.Gz saat ditemui TribunFlores.com, Jumat, 5 Juli 2024 menjelaskan, data hasil pengukuran bulan Februari 2024 merupakan data acuan intervensi hingga bulan Agustus 2024 dan akan menjadi data publikasi stunting Kabupaten Ende tahun 2024.

"Jadi data di bulan Februari itu untuk bisa kita lakukan penanganan-penanganan untuk memastikan di bulan Agustus 2024 itu bisa turun angka penderita stuntingnya," jelas Nuimkhayat.

Baca juga: Jelang HUT ke- 56, BPJS Kesehatan Ende Gelar Lomba Lari dan Donor Darah

 

Untuk 535 penderita stunting baru, jelas Nuimkhayat ada tiga penyebab yakni Bumil KEK yang tidak ditangani, ASI eksklusif tidak jalan pasca melahirkan dan MPASI tidak sesuai standar gizi.

"Jadi stunting baru bukan karena kelahiran baru tapi balita yang dari awalnya sehat, ASI nya bagus pas 6 bulan sudah makan tapi cara pemberian makanannya salah jatuh lagi dia menjadi stunting padahal itu masa-masa yang orang bilang periode emas itu ada di umur 6 bulan sampai 2 tahun kenapa dibilang periode emas karena disitulah percepatan tumbuh kembang anak kalau terpenuhi gizinya," jelas Nuimkhayat.

Untuk intervensi spesifik yang langsung mengena ke sasaran penderita stunting guna percepatan penurunan angka penderita stunting, kata Nuimkhayat, Dinas Kesehatan Kabupaten Ende memberikan PMT pemulihan dengan empat kategori yakni khusus balita ada tiga kategori diantaranya balita dengan gizi kurang, BB kurang dan bagi balita yang BB nya tidak naik dalam satu kali timbangan dalam satu bulan.

Selain itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Ende juga memberikan intervensi kepada Bumil KEK atau Kekurangan Energi Kronis yana mana merupakan kondisi dimana ketika seseorang ibu hamil mengalami kelelahan secara terus menerus meski telah beristirahat.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved