Bacaan Liturgi Katolik

Bacaan-bacaan Liturgi Selasa 9 Juli 2024, Pesta Fakultatif Sta Veronika dari Binasko, Perawan

Mari simak Bacaan-bacaan Liturgi Selasa 9 Juli 2024.Bacaan-bacaan liturgi disiapkan untuk Pesta Fakultatif Sta Veronika dari Binasko, Perawan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
BERDOA DI GEREJA - Seorang biarawan sedang berdoa dalam gereja.Mari simak Bacaan-bacaan Liturgi Selasa 9 Juli 2024.Bacaan-bacaan liturgi disiapkan untuk Pesta Fakultatif Sta Veronika dari Binasko, Perawan. 

Ams 8:21 supaya kuwariskan harta kepada yang mengasihi aku, dan kuisi penuh perbendaharaan mereka.

Ams 8:22 TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala.

Ams 8:23 Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.

Ams 8:24 Sebelum air samudera raya ada, aku telah lahir, sebelum ada sumber-sumber yang sarat dengan air.

Ams 8:25 Sebelum gunung-gunung tertanam dan lebih dahulu dari pada bukit-bukit aku telah lahir;

Ams 8:26 sebelum Ia membuat bumi dengan padang-padangnya atau debu dataran yang pertama.

Ams 8:27 Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya,

Ams 8:28 ketika Ia menetapkan awan-awan di atas, dan mata air samudera raya meluap dengan deras,

Ams 8:29 ketika Ia menentukan batas kepada laut, supaya air jangan melanggar titah-Nya, dan ketika Ia menetapkan dasar-dasar bumi,

Ams 8:30 aku ada serta-Nya sebagai anak kesayangan, setiap hari aku menjadi kesenangan-Nya, dan senantiasa bermain-main di hadapan-Nya;

Ams 8:31 aku bermain-main di atas muka bumi-Nya dan anak-anak manusia menjadi kesenanganku.

Ams 8:32 Oleh sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, karena berbahagialah mereka yang memelihara jalan-jalanku.

Ams 8:33 Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.

Ams 8:34 Berbahagialah orang yang mendengarkan daku, yang setiap hari menunggu pada pintuku, yang menjaga tiang pintu gerbangku.

Ams 8:35 Karena siapa mendapatkan aku, mendapatkan hidup, dan TUHAN berkenan akan dia.

Ams 8:36 Tetapi siapa tidak mendapatkan aku, merugikan dirinya; semua orang yang membenci aku, mencintai maut."

Santo-Santa Pelindung Selasa 9 Juli 2024

Santa Veronika dari Binasko, Perawan

Veronica adalah seorang gadis desa dan anak petani sederhana di sebuah desa dekat kota Milano.

Ia mempunyai bakat dan bawaan yang luar biasa untuk mengerjakan segala macam pekerjaan, termasuk pekerjaan-pekerjaan yang dianggap tak berarti.

Tugas-tugas yang diserahkan kepadanya selalu diselesaikannya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

Ia memang tidak tahu membaca dan menulis namun terbuka kepada Allah dan kokoh imannya.

Hal ini membuat dia disenangi orang.

Hal itu pulalah yang menghantar dia ke pintu gerbang hidup membiara.

Gadis desa ini kemudian menjadi suster di biara Santa Martha di kota Milano.

Badannya yang kurang sehat karena ia sering sakit.

Meskipun demikian ia tetap rajin melaksanakan setiap tugas yang dibebankan pimpinan kepadanya.

Kehidupan rohaninya pun tetap dipeliharanya dengan doa dan Kurban Misa setiap hari.

Semboyan hidupnya sederhana: "Saya akan terus bekerja selama saya masih sanggup dan selama masih ada waktu."

Cita-citanya yang luhur untuk mengabdi Tuhan dan sesama setulusnya, mendorong dia untuk melakukan setiap pekerjaan dengan ujud yang murni. Ia tampak sabar dan tabah serta ramah kepada rekan-rekannya.
Kebiasaannya merenungkan sengsara Kristus memberi dia enghiburan dalam semua pengalamannya yang pahit. Akhirnya ia meninggal dunia dengan tenang pada tahun 1497.
Santo Adrian Fortoscue, Martir

Adrian lahir pada tahun 1476. Beliau adalah seorang perwira ordo Malta dan keponakan istri kedua Henry VIII. Karena tidak mengakui Raja Henry VIII sebagai kepala Gereja di Inggris, ia dipenggal di Tower, London pada tahun 1539.

Kesembilanbelas Martir kota Gorkum

Pada tanggal 26 Juni 1572 kota Gorkum jatuh ke tangan para bajak laut Belanda yang beragama Protestan. Penduduk memang mendapat jaminan keselamatan dan keamanan hidupnya, namun para imam dan biarawan tahu dan insyaf bahwa meraka akan mengalami banyak hambatan dalam karyanya, bahkan terancam juga hidup mereka. Untuk itu mereka seyogianya bersedia dan menanggung segala akibat buruk dari pendudukan itu. Mereka menyiapkan batin dengan mengaku dosa-dosanya dan menerima Komuni Kudus. Betullah dugaan mereka.

Para bajak laut itu segera menangkap dan memenjarakan mereka. Selama delapan hari mereka diadili dan disiksa. Di antara mereka terdapat dua orang Pastor Gorkum, yakni Pater Leonardus Vechel dan Pater Nikolas Poppel. Bersama mereka ada juga 9 orang imam dan 2 orang bruder Ordo Saudara-saudara Dina Santo Fransiskus, di bawah pimpinan Pater Nikolas Pieck. Beberapa hari kemudian ditangkap lagi Pastor Joanes, seorang imam Dominikan disebuah desa tak jauh dari Gorkum, seorang imam dan dua orang bruder Tarekat

Santo Norbertus.

Pada tanggal 6 Juli para rohaniwan itu dibawa dengan kapal ke kota Brielle. Sepanjang perjalanan mereka terus disiksa dan tidak diberi makan. Keesokan harinya kapal itu berlabuh di pelabuhan Brielle. Lumey, kepala komplotan bajak laut itu datang menjemput mereka di pelabuhan. Mereka diolok-olok dan diarak menuju tiang gantungan yang sudah disiapkan di pasar. Mereka ditanyai perihal ketaatannya kepada Sri Paus di Roma dan imannya akan kehadiran Kristus di dalam Sakramen MahaKudus. Atas pertanyaan Lumey, soerang Bruder Fransiskan dengan tegas menjawab: "Saya meyakini semua yang diajarkan Gereja Katolik dan dipercayai oleh pemimpin biaraku."

Pater Nikolas Pieck, pemimpin biara Fransiskan itu dibebaskan karena keseganan para bajak laut itu terhadapnya. Tetapi Pater Nikolas sendiri tidak tega hati membiarkan rekan-rekannya disiksa. Ia menolak meninggalkan saudara-saudaranya sendirian menanggung penderitaan karena imannya. Lumey membujuk mereka untuk meninggalkan imannya dan menyangkal kepemimpinan Sri Paus atas Gereja. Namun usahanya ini sia-sia saja. Para martir itu dengan gigih mempertahankan imannya dan rela mati demi imannya.
Lumey yang sudah hilang kesabarannya itu segera memerintahkan anak buahnya untuk menggantung para martir itu ditiang gantungan.

Seorang imam tua yang sudah berusia 70 tahun mendapat giliran terakhir. Para penjahat itu bimbang dan bermaksud melepaskan imam tua itu. Tetapi imam tua itu dengan senang hati menyerahkan diri untuk digantung agar dapat mati bersama saudara-saudaranya yang lain.

Demikianlah kesembilanbelas martir itu menjadi korban kebencian kaum Protestan Calvinis Belanda pada tanggal 9 Juli 1672, karena imannya akan kehadiran Kristus dalam Sakramen MahaKudus dan kesetiannya kepada Sri Paus di Roma sebagai pemimpin Gereja.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved