Pilgub NTT 2024

Ansy Lema Bakal Calon Gubernur NTT dari PDIP, Megawati Sebut NTT Sangat Strategis

SK PDIP ini diserahkan Hasto Kristiyanto dalam Rapat Kerja Daerah DPD PDIP NTT, Rabu 10 Juli 2024.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
POS-KUPANG.COM/HO-
ANSY LEMA - Bakal Calon Gubernur NTT dari PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema alias Ansy Lema. 

Ziarah Rohani

Dalam pertemuan dengan Pos Kupang ini banyak hal yang dia anggap seperti berkah dari Tuhan selama beberapa waktu terakhir ini. Pada Mei 2024 lalu Ansy bersama istrinya Maria Immaculata Inge Nioty melakukan ziarah rohani ke Vatikan dan Gua Maria Lourdes di Perancis.
Banyak cerita yang dikisahkannya saat ziarah mulai dari mendapat persetujuan bertemu Paus Fransiskus dan hingga bisa berdoa di makam Paus Pius XII yang merupakan pelindung Seminari Kisol tempat Ansy sekolah SMP hingga SMA. Juga Ansy bersama istri berdoa di makam St. Petrus di Vatikan. "Saya juga sempat bertemu dengan Paus Fransiskus, ," kisah Ansy dengan mata berkaca-kaca.

Manajer Produksi, Ferry Jahang mengucapkan terima kasih atas kesempatan Ansy Lema dan rombongan berkunjung ke Pos Kupang. Dia berharap komunikasi yang sudah terjalin selama ini terus ditingkatkan.
Juga disampaikan terkait beberapa pesan dari pembaca Pos Kupang yang diminta untuk diteruskan kepada Ansy Lema yakni penumpukan penumpang di Pelabuhan Bolok dan Tenau.

“Masyarakat meminta agar ada peremajaan armada juga pengadaan armada ukuran besar agar bisa mengangkut penumpang dalam jumlah besar,” ujar Ferry yang ditanggapi Ansy Lema dan nanti berencana akan ke pelabuhan untuk melihat langsung kondisi di sana.

Megawati Lakukan Kontemplasi

Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto memaparkan sejumlah pertimbangan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dalam menetapkan anggota DPR RI Ansy Lema menjadi bakal calon Gubernur NTT untuk bertarung do Pilkada Gubernur NTT tahun 2024 ini. Hasto saat Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDIP NTT di Kupang, Rabu (10/7) menjelaskan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dalam menetapkan seseorang menjadi calon kepala daerah dan jabatan lainnya selalu melalui kontemplasi yang mendalam, termasuk dalam mencalonkan Ansy Lema yang memiliki rekam jejak sebagai aktivis reformasi 1998.

"Saudara Ansy Lema ini juga merupakan bagian dari kekuatan pergerakan mahasiswa tahun 98. Sehingga ini merupakan proses regenerasi kepemimpinan, bagaimana Ibu Mega menempatkan pergerakan 98. Kegiatan saat itu menjadi benih-benih dari reformasi, kemudian ditempatkan pada peran yang penting," kata Hasto.
Dia menambahkan, Megawati dalam mengambil keputusan melihat pentingnya proses regenerasi kepemimpinan. Sebagai penghormatan terhadap anak-anak muda terlebih yang ikut di dalam proses pergerakan melawan rezim otoriter Orde Baru.

Hasto menambahkan, Ansy Lema menjadi bagian dari gerakan mahasiswa tahun 98 dan kemudian menjadi anggota DPR RI, bahkan baru saja terpilih kembali. Sehingga, lanjut dia, ada pengalaman nasional dan internasional karena dalam pandangan Megawati Soekarnoputri, NTT ini sangat penting dan strategis.
Secara geopolitik, lanjut Hasto, Provinsi NTT berbatasan dengan Australia sehingga dengan posisi geo-strategis geo-ekonomi itu akan dikembangkan oleh sosok yang punya pemahaman terhadap dinamika politik nasional dan juga internasional, sehingga Ansy Lema dipilih karena faktor itu, selain pergerakan anak-anak muda, dan menunjukan proses regenerasi yang dilakukan dengan baik.

"Jadi, dari komitmen ideologisnya, kemampuan teknokratisnya, pengalamannya, kemudian pergerakan anak-anak mudanya, saudara Ansy Lema memenuhi syarat-syarat itu. Karena pengalaman menjadi anggota DPR RI ini sangat penting di dalam membangun wawasan bagaimana keputusan-keputusan strategis itu diambil dalam koordinasi dengan pemerintah pusat dan kemudian daerah," lanjut Hasto.

Modal inilah ucap Hasto yang menjadi pertimbangan untuk memutuskan Ansy Lema. Tentu saja tambah Hasto faktor-faktor elektoral itu sangat penting, tapi PDI Perjuangan lebih percaya bahwa seorang pemimpin itu dipersiapkan, diputuskan dan kemudian bergerak turun ke bawah untuk lebih menggerakkan seluruh komponen masyarakat di dalam kemenangan tersebut.

Rasional Tapi Menantang

Pengamat Politik dari Unwira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona menyebutkan Kuputusan DPP PDIP dalam Rakerda untuk menetapkan Ansy Lema sebagai calon Gubernur NTT sebagai langkah yang rasional. Namun juga menantang dan dilematis.

Keputusan ini mencerminkan persaingan ketat antara Ansy dan Emi Nomleni, dua figur kuat dalam internal PDIP yang memiliki elektabilitas tinggi.

Dalam situasi kebatinan internal PDIP NTT, DPP tahu mereka memiliki dua nama yang sama-sama kuat secara elektoral, yaitu Emi Nomleni dan Ansy Lema.
Emi Nomleni terbukti memiliki popularitas dan elektabilitas yang kuat. Dia pernah membawa PDIP menjadi runner-up dalam Pilgub NTT lima tahun silam dan masih memiliki banyak pengikut di akar rumput, terutama di kalangan perempuan dan ibu rumah tangga.

Branding politik Emi sebagai "perempuan berrambut putih" sangat diingat oleh publik NTT. Namun, di sisi lain, Ansy Lema juga merupakan figur yang cukup populer dan memiliki elektabilitas yang baik, terutama di kalangan pemilih muda dan di media sosial.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved