Suhu Dingin di NTT

Suhu di NTT Dingin, Ruteng 8 Derajat Celcius, Warga Mengeluh Sering Batuk dan Flu

Udara dingin ini tercatat mencapai 8 derajat Celsius di Ruteng, Manggarai dan Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat. Waingapu juga dingin.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/CHARLES ABAR
Panorama Kota Ruteng dari Puncak Villa Ria Kelurahan Waso, Kecamatan Langke Rembong,Manggarai, NTT. Suhu di NTT Dingin, Ruteng 8 Derajat Celcius, Warga Mengeluh Sering Batuk dan Flu 

TRIBUNFLORES.COM, RUTENG - Udara dingin melanda wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa hari belakangan ini, padahal saat ini NTT sudah memasuki musim kemarau yang diikuti dengan suhu panas yang menyengat.

Udara dingin ini tercatat mencapai 8 derajat Celsius di Ruteng, Manggarai dan Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat. Sementara di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur warga mengeluh kerap mengalami batuk, pilek dan flu akibat diterpa udara yang sangat dingin saat ini.

Di Waingapu, udara pada saat siang hari terasa sangat terik dengan suhu mencapai 32 derajat celcius. Sementara ketika malam hari, udara dingin berkisar 22 derajat celcius, bahkan bisa turun hingga 19 derajat celcius menjelang subuh.

Kepada Pos Kupang, Rabu (17/7), warga Kelurahan Kambaniru, Damaris mengatakan udara malam yang cukup dingin membuatnya mudah terserang flu, pilek, dan batuk.

Baca juga: TNI AU Kirim 6 Pesawat Tempur ke Australia, Komandan Lanud El Tari: Pertempuran Udara

 

"Kalau malam hari, saya tidur pakai jaket, kain panas dan juga kaos kaki, sebab udaranya sangat dingin. Tapi siang hari, cuacanya sangat panas. Kondisi seperti ini bisa buat badan kami drop " ungkap Damaris.
Hal senada juga diungkapkan warga Kelurahan Prailiu, Heindrich yang mengaku kesehatannya menurun karena udara malam yang cukup dingin.

"Biasanya malam apalagi di bulan sekarang ini tidak dingin, tapi beberapa malam belakangan ini udara dingin sampai ke sum-sum tulang. Buat kita gampang sakit," ujarnya.

Agustinus Teme, warga di Kefamenanu, TTU saat diwawancarai Pos Kupang via sambungan selular, Rabu (17/7) menjelaskan, suhu dingin tersebut menyebabkan mereka kesulitan beraktivitas di luar rumah sejak sore hingga pagi hari.

Mereka terpaksa pergi ke kebun setelah anak-anak pergi ke sekolah. Biasanya Agustinus pergi terlebih dahulu ke kebun sebelum anaknya berangkat ke sekolah.

Ia menjelaskan, suhu dingin mulai terasa sejak pukul 16.00 Wita hingga pukul 08. 00 Wita bahkan sampai pukul 09.00 Wita pagi hari.

Menurutnya, suhu dingin tersebut terjadi nyaris setiap tahun pada periode Juli hingga Agustus. Namun, pada tahun ini suhu dingin terasa berbeda dengan tahun sebelumnya.

Suhu dingin tahun ini terjadi dengan jeda waktu cukup lama. Dalam sepekan suhu dingin terjadi 2 sampai 4 hari. Sedangkan hari lainnya berjalan normal.

Dikatakan Agustinus, suhu dingin tersebut menyebabkan anggota keluarganya mengalami sakit batuk dan pilek. Pasalnya suhu dingin tersebut disertai angin.

Dalam beberapa waktu terakhir, Agustinus menyarankan anggota keluarganya untuk tidak beraktivitas di luar rumah untuk mencegah sakit dan lain-lain.

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo Maria Patricia Christin Seran mengungkapkan, suhu dingin terjadi karena setiap bulan Juni dan Juli adalah perpindahan (intrusi) udara dingin dari wilayah Australia.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved