Festival Wolobobo Ngada 2024
Workshop Kopi Festival Wolobobo Ngada 2024, Bupati Andreas Paru Larang Jual Kopi Sebelum Diolah
Bupati Ngada Andreas Paru melarang petani untuk menjual kopi gelondongan ke luar Kabupaten Ngada. Harus diolah baru dijual.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES. COM, Gordy Donofan
TRIBUNFLORES. COM, BAJAWA - Bupati Ngada Andreas Paru melarang petani untuk menjual kopi gelondongan ke luar Kabupaten Ngada.
Hal itu diupayakan akan petani mendapatkan keuntungan lebih.
Maka harus diolah terlebih dahulu baru dikirim atau dijual ke luar daerah.
Menurut Bupati Andreas, pengalaman selama ini kopi Arabika Bajawa banyak yang dijual melalui jalan 'tikus' sehingga kedepannya tidak lagi seperti itu.
Baca juga: Hanya 30 Menit, Produk Tenun Ikat Raup Puluhan Juta saat Live Instagram di Festival Wolobobo Ngada
Dasar pelarangan itu adalah Peraturan Daerah (Perda) nomor 6 tahun 2016. Perda itu memuat tentang Kopi Arabika Bajawa. Dilarang jual ke luar daerah sebelum diolah.
"Pada kesempatan ini saya wanti-wanti lampu hijau, yang saat ini masih berkeliaran dihutan-hutan kopi dan masuk diam-diam lalu bawa kopi lewat jalan tikus bawa keluar tidak boleh lagi. Karena ada dasar hukumnya. Saya ingin tegaskan ini. Kopi ini tidak boleh dibawa keluar Ngada sebelum diolah. Kita sudah buat aturan tetapi cari jalan keluar, sehingga tidak ada nilai tambah. Nilai tambah untuk pemerintah dalam peningkatan PAD,"tegas Bupati Andreas saat membuka kegiatan workshop Kopi di Taman Kartini Bajawa saat Festival Wolobobo Ngada, Jumat 26 Juli 2024.
Bupati Andreas menjelaskan mendapatkan masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) ini tidak mudah. Di Flores baru Manggarai disana ada tiga yaitu Kopi Arabika dan Robusta serta Arabika Flores Bajawa.
Ia mengatakan selain itu pihaknya terus mendorong pemberdayaan petani kopi. Jumlah petani kopi setiap tahun meningkat.
"Oleh karena itu, mari kita menjaga kualitas Kopi Arabika Flores Bajawa. Jangan sampai Indikasi Geografis ini dicabut karena kualitas kopi kita tidak sesuai dengan yang amanatkan dalam IG itu. Perlu kita sadari dan hati-hati. Nah ini butuh peran kita semua untuk menjaga kualitas kopi,"ujarnya.
Ia mengatakan kopi Arabika Flores Bajawa ini sangat menjanjikan. Sehingga harus dijaga dan kualitasnya tetap dipertahankan.
Ia menyebutkan hasil panen Kopi Arabika Bajawa yaitu sekitar 400 sampai 500 ton gelondong itu sudah terjual. Sementara 30 ribu ton itu gelondong merah.
"Kalau kita urai lagi dari hasil itu ada 300 ton sudah dikirim ke luar negeri. Ada enam negara. Yang terbaru kita kirim ke negara Polandia yaitu 25 ton. Kemudian China, Australi, Jepang dan Malaysia. Nah itu dikirim setiap tahun, " ungkapnya.
Ia menyebutkan harga kopipun bervariasi. Kopi yang sudah jadi beras itu berkisar Rp113. 000 bahkan sampai 120.000 perkilogram. Harga kopi sangat luar biasa. Kecamatan Golewa, Golewa Barat dan Bajawa mari berkerjasama untuk menjaga kualitas kopi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.