Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Selasa 30 Juli 2024, Hendaklah Ia Mendengarkan

Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 30 Juli 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Hendaklah Ia Mendengarkan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-BRUDER
Br. Pio Hayon, SVD.Mari simak Renungan Harian Katolik Selasa 30 Juli 2024.Tema Renungan Harian Katolik yaitu Hendaklah Ia Mendengarkan. 

Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api,demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan mengutus malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.

Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api. Di sanalah akan terdapat ratapan dan kertak gigi. Pada waktu itulah orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan!”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua.

Mendengarkan adalah satu tindakan mendengar dengan saksama apa yang sedang didengarkan. Atau juga dapat dikatakan tindakan mendengarkan adalah satu tindakan mendengar dengan penuh perhatian dan tidak sekedar mendengar saja. Maka jika kita mendengar, sebaiknya mendengarkan dengan penuh perhatian karena hasilnya akan membantu kita mengerti apa yang disampaikan kepada kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki hari kedua pekan biasa ke XVII. Kita disegarkan lagi oleh ratapan nabi Yeremia pada Tuhan karena tingkah laku umat pilihan Tuhan yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan : “Telah Kautolakkah Yehuda sama sekali? Telah merasa muakkah Engkau terhadap Sion? Mengapa kami Kaupukul sedemikian hingga tidak ada lagi kesembuhan bagi kami?” Ungkapan atas ratapan Yeremia ini mengisahkan betapa Allah telah murka dan menolak Israel dan mau menghakimi mereka karena banyak berbuat dosa melawan Allah. Namun pada akhir ratapan itu, Yeremia menyatakan keinsafan bangsa Israel akan kejahatan dan kesalahan leluhur bangsa Israel serta mengakui kebesaran karya Allah bagi umatNya karena belas kasih Allah yang begitu besar bagi umatNya.

Kisah bangsa Israel yang tidak taat ini jugalah yang menjadi bagian penting pewartaan Yesus yang digambarkan Yesus dalam perumpamaan tentang gandum dan lalang. Perumpamaan gandum dan lalang ini dijelaskan oleh Yesus kepada para muridNya secara khusus atas permintaan mereka sendiri. Lalu Yesus memberi penjelasan perumpaaan tentang lalang dan gandum itu: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.”

Yesus mau menggambarkan semuanya secara detail kepada para muridNya agar sejak awal mereka sudah mengerti dan memahami akan kebesaran Allah dan yang bersifat adil kepada siapa saja. Bagi yang berbuat baik akan diberi kasih karunia di hadapan Allah sedangkan yang berbuat jahat akan dihukum dan itu digambarkan dengan lalang dan gandum. Lalang adalah benih jahat dan gandum adalah benih baik. Benih baik akan dikumpulkan dan dimasukan di dalam kerajaan surga, tetapi ilalang itu dikumpulkan untuk dimasukan ke dalam neraka.

Maka sebenarnya Yesus mau menyatakan kepada para muridNya dan kepada kita bahwa antara kebaikan dan kejahatan akan tetap tumbuh di atas dunia ini dan di dalam diri kita masing-masing. Di dalam hati kitalah, benih itu bisa ditaburkan baik oleh Tuhan atas benih yang baik tapi juga benih jahat ditaburkan oleh orang jahat dan unsur ego dalam diri kita sendiri. Keduanya pasti akan tumbuh bersama dalam hati kita.

Namun yang paling penting adalah perubahan hidup kita. Jika menghasilkan banyak buah-buah kebaikan maka itu berarti benih yang baik telah tumbuh dan menghasilkan buah baik dalam hidup. Tetapi juga ketika buahnya adalah lebih pada kesalahan dan kejahatan berarti benih lalang yang tumbuh dalam diri kita. Dan supaya kita akan menumbuhkan benih yang baik dalam diri kita maka Yesus dalam akhir pengajaranNya ini memberi penegasan: “Siapa bertelinga hendaklah ia mendengarkan.”

Bagi Yesus, ketika kita mendengarkan firmanNya dengan penuh perhatian dan melaksanakannya dalam hidup maka dia itulah yang akan selamat dan menghasilkan buah baik. Tapi bagi siapa yang tidak mendengarkan firman Tuhan maka dia akan menghasilkan lalang yang hanya merusak kehidupan. Maka mendengarkan suara Tuhan dalam firmanNya adalah jalan terbaik untuk mampu menerima gandum dan bertumbuh untuk menghasilkan buah yang baik. Maka marilah kita terus belajar untuk mendengarkan suara Tuhan supaya benih firman yang ditaburkan itu dapat menghasilkan buah berlimpah.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved