Berita Sikka

Krisis Air Bersih, Warga di Sikka NTT Ambil Air di Dinding Tebing

Memasuki musim kemarau, Krisis air bersih terjadi di Dusun Wairbura, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.

Penulis: Arnol Welianto | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/ARNOLD WELIANTO
Warga Dusun Wairbura, Desa Darat Gunung Kecamatan Talibura , Kabupaten Sikka, NTT sedang ambil air pada dinding bukit tempat keluarnya bersih, Kamis 1 Agustus 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Memasuki musim kemarau, krisis air bersih terjadi di Dusun Wairbura, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT.

Untuk mendapatkan air bersih yang digunakan untuk kebutuhan setiap hari, warga rela menempuh perjalanan sekitar 200 meter melawati jalan setapak untuk menuju ke sumber mata air Wairbura. 

Setibanya di lokasi mata air Wairbura, warga pun langsung menuju lubang kecil yang berada di dinding bukit tempat keluarnya air bersih yang bisa dibawa pulang ke rumah untuk dikonsumsi.

Sebelum mengambil air, warga harus membersihkan dedaunan yang berada di sumber mata air. Usai dibersihkan, warga  kemudian satu persatu mengantre untuk mengambil air bersih di balik dinding bukit tersebut.

Baca juga: Fraksi Golkar Sikka Apresiasi dan Puji Kerja Keras Penjabat Bupati dan Sekda Sikka

 

 

Yustinus, Warga Desa Darat Gunung menuturkan, warga setempat sangat kesulitan untuk mendapatkan air minum bersih. Warga hanya mengandalkan salah sumber mata air di wilayah itu.

Sumber mata air Wairbura menjadi satu-satunya harapan warga untuk mandi, mencuci dan dibawa pulang untuk dikonsumsi.

"Sejak lama kami gunakan air di kali ini, air ini untuk minum dan mandi, kalau untuk minum kami ambil air di lubang ini, kalau mandi ambil air diluar sini," katanya Kamis 1 Agustus 2024.

Kata dia, sumber mata air Wairbura itu bukan hanya digunakan oleh warga setempat namun digunakan juga oleh warga di desa tetangga.

"Orang luar juga datang ambil air di sini, muat pake mobil dan motor,"jelasnya.

Dijelaskannya, setiap hari harus berjalan kaki ke wilayah sumber mata air sebanyak lima sampai enam kali untuk mengambil air.

Sekali ambil air, warga hanya mampu membawa 10-15 liter air ke rumah mereka masing-masing.

Air tersebut digunakan untuk dikonsumsi dan menyiram tanaman disekitar pekarangan rumah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved