Berita Sikka

Siap Jalankan Program Makanan Bergizi, Kabupaten Sikka Gunakan Tungku Biomassa untuk Masak

Tungku biomassa ini dapat menggunakan bahan baku potongan kayu kecil atau cangkang kemiri yang berlimpah di sebagian wilayah Flores, khususnya Sikka.

Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/ILUSTRASI
TUNGKU- Tungku Biomassa. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Pelaksana program makan bergizi gratis harus bisa memikirkan ketersediaan energi untuk memasak.

Program makan bergizi gratis merupakan program unggulan presiden terpilih yang bertujuan untuk mengatasi masalah stunting, meningkatkan gizi dan nutrisi, meningkatkan prestasi akademis, dan mengentaskan kemiskinan ekstrem.

Bicara tentang makan bergizi gratis, maka yang harus dipikirkan bukan hanya bahan baku makanan dan menu makanan yang akan disajikan.

Terkait energi untuk makan bergizi gratis, Yofani Yuki memiliki solusi yaitu penggunaan tungku biomassa. Tungku  ini dapat menggunakan bahan baku potongan kayu kecil atau cangkang kemiri yang berlimpah di sebagian besar wilayah Flores, khususnya kabupaten Sikka.

 

Baca juga: BREAKING NEWS : Pemulung Barang Bekas di Kota Maumere Sikka Dianiaya Hingga Tewas

 

 

Tungku biomassa ini sangat minim asap, hemat bahan baku biomassa, dan dapat digunakan memasak dalam waktu lebih dari 3 (tiga) jam.

Tokoh perempuan di Flores dan Kabupaten Sikka ini mengatakan, masyarakat di Kabupaten Sikka dan Flores umumnya masih bergantung pada minyak tanah dan kayu bakar.

Bahan bakar gas tidak populer di Tengah masyarakat. Selain kendala distribusi bahan bakar gas, khususnya gas 3kg. Di sisi lain, harga minyak tanah dalam setahun terakhir mencapai Rp 10 ribu per liter.

Distribusi minyak tanah juga masih mengalami kendala sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan kayu bakar untuk memasak.

 

Baca juga: 12 Anak SD di NTT Keracunan Usai Minum "Crazy Fun"

 

Masalah memasak dengan kayu bakar adalah asap dan juga kebutuhan kayu bakar yang cukup banyak untuk 1 kali memasak.

Yuki menyakini niat baiknya untuk menghadirkan tungku biomassa dan bahan baku biomassa untuk memasak makanan pada program makan bergizi gratis akan menyasar pada sustainable development goals (SDGs).

Tungku biomassa dan bahan baku biomassa akan berdampak pada SDG nomor 2 (menghapus kelaparan). Bila pengelola program makan bergizi gratis di kabupaten Sikka bisa memasak dengan biaya yang terjangkau, maka biaya yang biasanya digunakan untuk membeli energi (bahan bakar gas, kayu bakar atau minyak tanah) dapat dialihkan untuk membeli lauk pauk.

Tentu penerima manfaat makan bergizi gratis dapat merasakan makanan yang bukan hanya bergizi tapi juga lezat.

Dengan asupan gizi yang baik, maka akan berdampak pada SDG nomor 3 (kesehatan yang baik). Dua poin ini sangat fundamental untuk bisa mencapai SDG nomor 5 tentang kesetaraan, khususnya kesetaraan gender. Laki laki, perempuan, anak anak, bisa mendapatkan makanan dan gizi yang laik.

Selain itu, dengan asupan nutrisi yang baik, maka #SDGs nomor 1 (pemberantasan kemiskinan), 8 (kerja layak dan pertumbuhan ekonomi), dan 10 (pengurangan kesenjangan) bisa diwujudkan.

Bia ekosistem penyediaan hingga pemanfaatan energi berbasis biomassa dan kompor biomassa ini dapat dibangun di kabupaten Sikka, Yuki meyakini akan tercipta multiplyer effect yang menyasar pada ketersediaan lapangan kerja baru.

Hal ini bisa dimulai dari penyediaan bahan baku biomassa khususnya cangkang kemiri, transporter, hingga para pembuat kompor biomassa.

Ketersediaan energi yang murah akan membentuk ekosistem di kalangan rumah tangga, penjual sayur dan lauk pauk, hingga petani, peternak, dan nelayan.

Terkait dengan tungku biomassa untuk mendukung program makan bergizi gratis di Kabupaten Sikka, praktirisi energi, Riki Ibrahim, mengatakan keberlimpahan material biomassa menjadi kunci kemandirian energi.

Dengan sumber daya alam yang berlimpah, termasuk ikan-ikan yang segar, maka Riki meyakini bahwa program makan bergizi gratis dapat berjalan sukses dan bisa menjadi percontohan bagi penerapan program yang sama di daerah lain di Indonesia.

Arief Noerhidayat selaku pimpinan perusahaan rintisan comestoarra.com juga mendukung pernyataan Riki.

Menurut Arief, tungku biomassa dan bahan baku biomassa untuk memasak sudah cukup populer bagi sebagian besar masyarakat di wilayah Flores.

Pernyataan ini didasari pada kesuksesan implementasi tungku biomassa di wilayah Flores , diantaranya di kabupaten Ende pada tahun 2022 dan kabupaten Ngada pada tahun 2023.

Arief menyatakan bahwa, dukungan Yuki sangat membantu perusahaan rintisan comestoarra dalam mengembangkan tungku biomassa.

Ia juga meyakin bahwa niat baik dari Yuki untuk menghadirkan tungku biomassa dan bahan bakar berbasis biomassa untuk mendukung program makan bergizi gratis adalah ide yang sangat brilian.

 

Berita TribunFlores.com lainnya di Google News

 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved