Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Minggu 8 September 2024, Hukuman dan Keselamatan

Mari simak renungan harian Katolik Minggu 8 September 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu hukuman dan keselamatan.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES. COM/CHARLES ABAR
IBADAH- Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung saat menyampaikan homili pada Ibadah Vesper Agung di Gereja Santo Yosef Ende, Rabu 21 Agustus 2024.Mari simak renungan harian Katolik Minggu 8 September 2024.Tema renungan harian Katolik yaitu hukuman dan keselamatan. 

Mereka takjub dan tercengang dan berkata: “Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Katolik

Bapak, Ibu dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Minggu 8 September 2024. 

Dalam Bacaan Injil Markus 7:31-37 hari ini mengisahkan tentang Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara.

Hukuman dan keselamatan.
Sulit memiliki konsep positif tentang hukuman dalam zaman ini. Menggandengkan Yesaya 34 dan 35 akan menolong kita memahami bahwa hukuman dan pembayaran terhadap hutang dosa, tidak dapat dipisahkan.

Demikian juga pembaruan dari pemulihan tidak dapat dipisahkan. Karena Allah dan hukum-hukum-Nya kudus dan kasih adanya, kedua hal tersebut pun berjalan seiring.

Hukuman atas dosa berakibat fatal. Gambaran-gambaran ngeri dalam pasal 35 disarikan dalam ayat 1: padang gurun dan padang tandus. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah.

Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Sukacita seperti apa akan terjadi?

Pertama, sukacita yang mencelikkan mata yang buta dan menguatkan lutut yang gemetar (ayat 5-6a). Artinya sukacita karena terbukanya “mata” kita untuk melihat Tuhan sebagai penolong.

Kedua, sukacita yang menyebabkan mata air di padang gurun memancarkan air segar dan tanah kersang (kering tidak subur) menjadi sumber-sumber air (ayat 6b-7). Kias ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhkan.

Ketiga, sukacita yang menghantarkan orang-orang yang diselamatkan Allah memasuki “Jalan kudus” (tempat suci) (ayat 8-9).

Keempat, sukacita yang abadi (ayat 10). Sukacita dari Allah ini memberi kekuatan bagi kita untuk dapat berdoa di tengah kesulitan.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita, seperti: kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, dan lain lain.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved