Wisata Maumere

Terpesona dengan Pemandangan Alam Pantai Koka, Fritz: The Best Beach of Maumere

Fritz, pemandu wisata asal Manggarai Timur sudah enam kali mengunjungi tempat wisata ini bersama kliennya, wisatawan mancanegara ke Pantai Koka.

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES
PANTAI- Hamparan pemandangan indah di Pantai Koka, Kabupaten Sikka, NTT. 

"Terbesit satu harapan untuk Pantai Koka, bahwa kalau bisa  infrastrukturnya dibagus lebih bagus lagi. Setidaknya jalan ke tempat ini bisa diperbaiki, kafenya bertambah biar wisatawan yang datang ke sini bisa banyak pilihan untuk makanan. Karena untuk sementara, kafenya cuma satu sehingga para  tamu tidak punya alternatif lain,"kata Fritz.

Selain Fritz, salah satu pengunjung Pantai Koka, Yohanes Simon Thomas memboyong anggota keluargnya menghabiskan akhir pekan di Pantai Koka. Ia warga Kota Maumere namun asalnya di Desa Wolowiro. 

"Dilihat dari topografi alamnya, Pantai Koka ini sangat menarik dan luar biasa. Sehingga banyak orang mau ke sini. Tapi yang menjadi soal adalah bagaimana pengelolaan di sini,"kata Yohanes.

Yohanes membenarkan bahwa persoaalan di Pantai Koka terkait infrastruktur dan pengelolaan rertibusi. 

"Kemarin itu sudah disepakati oleh desa bahwa, pengelolaan ini satu pintu. Biaya karcis masuk untuk mobil saja, Rp 40 ribu. Tetapi mungkin hal lain di antara masyarakat pemilik lahan, mungkin juga  kurang transparansi dari Kepala Desa, sehingga menimbulkan pembayara retribusi dua kali, "ujar Yohanes.

"Kita harapkan kepala desa dan aparat segerah memanggil orang-orang pemilik tanah untuk mengatur biar, jangan lagi ada pendobelan karcis. Saya sebagai warga di sini, mempunyai harapan besar bahwa tempat ini merupakan tempat wIsiata yang sangat bagus. Selain mendapatkan pendapatan bagi UKM di sini tentunya, perlu ada perhatian dari pemerintah daerah,"pungkasnya.

Gazebo hingga Homestay

Sederet gazebo berjejer di sisi barat Pantai Koka. Tempat untuk bersantai menikmati makanan maupun kelapa muda sambil melihat deburan ombak yang pecah di batu karang.

Selain gazebo, terdapat homestay untuk wisatawan yang menginap.Homestay ini milik Belasius Woda, dengan dinging papaan kayu dilengkapi fasilitas tidur hingga kamar mandi.

Homestay ini terdiri dari lima bangunan rumah yang dibangun di tebing pantai ini  tepatnya di belakang warung Belasius juga rumah utamanya. Harga per malam dibandrol Rp 250 ribu, free breakfeast.

Belasius juga membangun toilet umum untuk pengunjung, sekali pakai Rp 5 ribu. Penunjung juga bisa menyewa ban untuk berenang di Pantai Koka, harga sewanya Rp 25 ribu.  

Mulai Sepih

Pantai Koka, memiliki daya tarik wisata yang besar. Hampir setiap hari destinasi wisata pantai di pesisi selatan Jalur Trans Flores ini dikunjungi wisatawan mancanegara.

Akhir pekan,  Sabtu dan Minggu wisatawan lokal biasanya memadati area wisata bersama keluarga. Kata Belasius, akhir-akhir ini kunjungan wisatawan lokal saat akhir pekan menurun. Hal ini dipicu penarikan tarif masuk dua kali dibayar pengunjung di pos pertama dan pintu masuk ke pantai.

Sementara itu, kunjungan wisatawan mancanegara ke Pantai Koka ikut menurun imbas penutupan Bandara Frans Seda Maumere karena aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur.

Belasius berharap, Pemerintah Desa Wolowiro dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sikka melalui Dinas Pariwisata untuk mencari jalan tengah menyelesaikan polemik distribusi di Pantai Koka. Selain itu ia juga meminta perhatian pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi infrastruktur menuju dan di Pantai Koka.

Berita TribunFlores.com Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved