Pemakaman Uskup Kherubim Pareira

Tiga Uskup dan Ratusan Imam Konselebran Hadiri Misa Pemakaman Uskup Kherubim Pareira

Informasi yang diperoleh TRIBUNFLORES.COM, tiga uskup yang hadir mengikuti misa yakni Uskup Agung Ende, Mgr. Paulus Budi Kleden

|
Penulis: Nofri Fuka | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-IST
Tiga Uskup dan Ratusan Imam Konselebran menghadiri Misa Pemakaman Uskup Emeritus Keuskupan Maumere Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira di Gereja Katedral Keuskupan Maumere, Jumat 11 Oktober 2024, pukul 10.00 wita. 

Tahun 1947 hingga 1950, Pareira menjalani pendidikan di ALS (Algemene Lagere School) di Maumere, kemudian dilanjutkan di Ndao. 

Ia meneruskan pendidikan di Sekolah Rakyat, Lela sampai kelas V tahun 1951 hingga 1953. Kemudian kembali berpindah ke Larantuka dan meneruskan sekolah rakyat di sana sampai kelas VI tahun 1954.

Ia mulai masuk ke seminari sejak tahun 1954 hingga tahun 1957 ia menjalani pendidikan di SMP Seminari Menengah San Dominggo, Hokeng, dilanjutkan hingga tahun 1961 di SMA Seminari Menengah Santo Yohanes Berchmans, Mataloko. 

Sejak tahun 1961 hingga 1963 ia menjalani novisiat di STFK Santo Paulus, Ledalero. Pada 20 Agustus 1963, ia mengucapkan Kaul Pertama di STFK Santo Paulus, Ledalero.

Setelah itu, ia mulai menjalani studi Filsafat di STFK Santo Paulus, Ledalero hingga tahun 1965. Ia menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Seminari Menengah Pius XII, Kisol sejak 1965 hingga 1967. 

Ia mengucapkan Kaul Kekal sebagai seorang biarawan dari Kongregasi Serikat Sabda Allah pada tanggal 8 Desember 1970 di STFK Santo Paulus, Ledalero.

Setelah ditahbiskan menjadi Diakon, ia pernah mengajukan pengunduran diri. Ia kemudian tetap bertahan setelah mendapat dorongan dari pembinanya.

Pareira ditahbiskan menjadi seorang imam Serikat Sabda Allah pada 22 Agustus 1971 di Lela oleh Donatus Djagom, SVD, Uskup Agung Ende. Ia memilih moto imamat, yakni "Tuhanlah kekuatanku, madahku dan keselamatanku" (Mzm 118:14). 

Setelah tahbisan, ia ditugaskan sebagai Pembantu Prefek SMP Seminari Pius XII Kisol sejak 1972 hingga 1973, di mana sejak 1973 hingga 1974, ia melanjutkan studi di Universitas Kepausan Salesian di Roma. Ia kemudian meneruskan pendidikannya sejak 1974 hingga 1976 di Universitas Kepausan Antoniano di Roma pada jurusan Psikologi Pendidikan dan Paedagogik.

Ia menjadi Prefek SMA Seminari Pius XII Kisol tahun 1977 hingga 1978. Ia kemudian menjadi Rektor dan Direktur Seminari Menengah Pius XII Kisol pada tahun 1978 hingga tahun 1981. Pada tahun yang sama, ia terpilih menjadi Wakil Provinsial SVD Ruteng hingga tahun 1982. 

Sejak tahun 1981 hingga 1982, ia juga merupakan Direktur APK Ruteng. Pareira kemudian terpilih menjadi Provinsial SVD Ruteng pada tahun 1982.

Pada 21 Desember 1985, ia diangkat menjadi Uskup Weetebula berdasarkan keputusan penetapannya dari Tahta Suci Vatikan, Roma. Gregorius Manteiro, SVD, Uskup Kupang menjadi Penahbis Utama. Uskup Atambua, Anton Pain Ratu, SVD dan Uskup Ruteng, Eduardus Sangsun, SVD. Penahbisan berlangsung pada 25 April 1986.

Ia memilih moto episkopal, "Ut Omnes Unum Sint" (Yoh 17:21), yang berarti "supaya mereka semua menjadi satu". Hal ini lahir dari kenyataan masyarakat Sumba yang beraneka ragam, baik dari segi budaya maupun agama.

Pada 23 April 2006, Pareira menjadi Penahbis Pendamping bagi Mgr. Vincentius Sensi Potokota sebagai Uskup Maumere dan bagi Mgr. Dominikus Saku sebagai Uskup Atambua pada 21 September 2007.

Ia kemudian terpilih menjadi Uskup Maumere pada tanggal 19 Januari 2008. Hal ini pasca kekosongan tahta Keuskupan Maumere pasca diangkatnya Mgr. Vincentius Sensi Potokota sebagai Uskup Agung Ende pada 14 April 2007. Ia diinstalasi pada 25 April 2008. Pada penahbisan Mgr. Silvester Tung Kiem San sebagai Uskup Denpasar pada 19 Februari 2009, Pareira kembali menjadi Penahbis Pendamping.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved