Kapal Terbakar di Labuan Bajo

Kapal Wisata Terbakar di Taman Nasional Komodo NTT, BTNK Klaim Tak Ada Pencemaran

"Hasil pengecekkan petugas kami di lapangan dilaporkan tidak ada pencemaran perairan di lokasi kejadian," ujar Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga.

Penulis: Berto Kalu | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/HO-WARGA
TERBAKAR - Kapal wisata Maheswari terbakar saat berlabuh di perairan Pulau Rinca, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Sabtu 13 Oktober 2024. 

Laporan Reporter TRIBUN-FLORES.COM, Berto Kalu

TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) menyebutkan bahwa insiden terbakarnya kapal wisata Maheswari tidak menimbulkan pencemaran di perairan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Hasil pengecekkan petugas kami di lapangan dilaporkan tidak ada pencemaran perairan di lokasi kejadian," ujar Kepala BTNK, Hendrikus Rani Siga, Minggu 13 Oktober 2023.

Hendrikus mengungkapkan, kapal wisata Maheswari terbakar di perairan sekitar Pulau Kalong, bukan Pulau Rinca sebagaimana diberitakan sebelumnya. "Dekat Pulau Kalong," tegasnya.

Baca juga: Kapal Wisata Maheswari Angkut 16 Penumpang Terbakar di Pulau Rinca Labuan Bajo, NTT

 

Kapal wisata bmMaheswari terbakar saat berlabuh di perairan Taman Nasional Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat. Saat kejadian kapal tersebut mengangkut 16 penumpang. Rinciannya 11 turis asing dan 5 domestik.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan kejadian itu terjadi pada Sabtu 12 Oktober 2024 sekitar pukul 15:00 Wita. Api diduga karena arus pendek.

Taman Nasional Komodo Tercemar Limbah

Kendati demikian Hendrikus mengatakan limbah ratusan kapal wisata masih mencemari perairan Taman Nasional Komodo. Ia menegaskan membuang limbah kapal wisata ke laut menjadi salah satu pelanggaran yang dilakukan pelaku wisata bahari di perairan Taman Nasional Komodo.

"Limbah. Banyak itu limbah (kapal). Itu mandi, cuci di atas kapal itu limbahnya luar biasa," ungkap Hendrikus.

Selain limbah adapula masalah lain dari banyaknya aktivitas kapal wisata yaitu kerusakan terumbu karang. Adapun jumlah armada kapal wisata tercatat sebanyak 669 armada dan setiap hari ditemukan sekitar 149 hingga 200 kapal wisata melakukan trip dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

Sedangkan jumlah mooring bouy hanya tersisa 6 buah dari 32 yang disiapkan BTNK.

"Buntutnya kapal wisata berlabuh seenaknya dengan melego jangkar sembarang sehingga merusak coral atau terumbu karang yang sebelumnya indah dan bagus di dasar laut kini mulai hancur," kata Hendrikus.

Karena itu ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencarikan solusi terkait berbagai persoalan yang terjadi dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

"Butuh kerja sama semua pihak termasuk pelaku wisata untuk menjaga kelestarian ekosistem wisata bahari di Taman Nasional Komodo," imbuhnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved