BPJS Kesehatan Ende
Yulius Bersyukur Program JKN, Biaya Operasi Apendisitis saat Hamil Gratis
Saat hamil lima bulan, istri Yulius didiagnosa menderita usus buntu. Kabar ini tentu mengejutkan keluarga kecil tersebut.
Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kembali membuktikan manfaatnya bagi masyarakat.
Kali ini, kisah Yulius Watsher Adi Tasi, seorang petani dari Waekesambi, Labuan Bajo, mengungkapkan betapa besar bantuan yang ia dapatkan dari program ini saat sang istri harus menjalani operasi apendisitis di tengah kehamilan.
Ia mengaku sangat beryukur karena semuanya ditanggung BPJS program JKN.
Saat hamil lima bulan, istri Yulius didiagnosa menderita usus buntu. Kabar ini tentu mengejutkan keluarga kecil tersebut.
Baca juga: Cerita Warga Ende, Agustiningsih Tanpa Biaya saat Operasi Berkat JKN BPJS Kesehatan
"Kami mengetahuinya ketika memeriksa kehamilan di bulan kedua. Dokter langsung mengarahkan kami ke Rumah Sakit Komodo, dan ternyata harus segera dioperasi," ujar Yulius, Rabu, 16 Oktober 2024.
Dengan statusnya sebagai penerima bantuan iuran (PBI) JKN, Yulius merasa lega karena seluruh proses pengobatan istrinya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Mulai dari rujukan dari Puskesmas Labuan Bajo ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo, hingga operasi di bulan September 2024, semuanya berjalan lancar tanpa kendala biaya.
“Operasinya berjalan lancar, dan kami tidak dikenakan biaya sepeser pun, bahkan untuk kontrol dan obat-obatan setelah operasi,” tambah Yulius.
Menurutnya, kontrol pasca operasi dilakukan sebanyak tiga kali, semuanya juga ditanggung BPJS Kesehatan.
Lebih dari itu, Yulius merasa sangat terkesan dengan kualitas pelayanan yang diberikan, baik di rumah sakit maupun puskesmas.
Baca juga: Ibu Bersalin di Labuan Bajo NTT Rasakan Manfaat JKN BPJS Kesehatan
"Tidak ada diskriminasi. Meski kami peserta PBI, pelayanan yang diberikan tetap sangat baik. Para perawat dan dokter melayani dengan ramah, baik di puskesmas maupun di rumah sakit," ungkapnya.
Kisah ini tidak hanya soal operasi yang berhasil, tetapi juga perjuangan Yulius untuk kembali mengaktifkan keanggotaan BPJS Kesehatannya setelah sempat nonaktif.
Yulius, yang sempat bekerja di Bali dan kemudian kembali ke Labuan Bajo, harus mengurus proses aktivasi ulang keanggotaan BPJS melalui dinas sosial.