Berita Ende

Merawat hingga di Balik Jeruji Besi, Pengabdian Tanpa Batas Tenaga Kesehatan di Lapas Ende

Tiga orang tenaga kesehatan yang duduk di sisi kiri, tampak serius melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga binaan yang mendapat giliran. 

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
LAYANAN KESEHATAN - Layanan kesehatan tenaga medis dari Puskesmas Onekore untuk 233 warga binaan di Lapas Ende, Sabtu, 26 Oktober 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Di balik tembok tinggi dan jeruji besi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Ende, ada sosok-sosok penuh dedikasi yang menjalankan tugas mulia dan tak kenal lelah.

Mereka bukan sekadar petugas biasa tetapi mereka adalah tenaga medis yang memberikan perawatan kepada 233 warga binaan di Lapas Ende dengan sepenuh hati.

Setiap akhir pekan atau jika warga binaan yang menderita sakit mulai dari penyakit ringan hingga kronis, sosok-sosok tenaga medis dari Puskesmas Onekore selalu siaga memberikan pertolongan medis dan memastikan kesehatan para penghuni Lapas Ende.

Baca juga: Anak-anak Pemo Ende Bangkitkan Kembali Permainan Tradisional saat Festival Tedo Temu Wesa Wela 2024

 

Selain perawatan fisik, tim medis juga berperan dalam memberikan dukungan psikologis bagi para narapidana, mengingat kondisi mental para warga binaan seringkali terpengaruh oleh kehidupan di dalam penjara.

Saat menyambangi Lapas Ende, Sabtu 26 Oktober 2024 siang, beberapa petugas Lapas Ende langsung mengarahkan saya untuk langsung menuju bagian tengah areal satu-satunya Lapas di Pulau Flores itu.

Di sebuah bangunan yang tampak seperti aula namun tidak memiliki dinding, beberapa tenaga kesehatan dari Puskesmas Onekore tengah sibuk memeriksa 233 warga binaan. 

Sambil menunggu giliran, puluhan warga binaan baik yang sudah berusia tua dan muda duduk di lantai sambil ngobrol, ada yang duduk di beberapa kursi yang disiapkan untuk mengantre, ada pula yang bercerita dengan petugas Lapas Ende.

Tiga orang tenaga kesehatan yang duduk di sisi kiri, tampak serius melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga binaan yang mendapat giliran. 

Dengan telaten, salah satu dari tenaga kesehatan mulai memeriksa tekanan darah kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan lainnya hingga berkonsultasi dengan dokter sampai pada pemberian obat bagi yang memiliki keluhan.

Di tengah pemeriksaan kesehatan, beberapa petugas Lapas Ende terlihat mondar-mandir memastikan semua warga binaannya mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin dalam satu minggu itu.

Kasubsi Perawatan Lapas Ende, Seja Maria Yasinta juga terlihat duduk di tengah bangunan yang luasnya tak seberapa.  

Sedangkan para tenaga kesehatan termasuk dokter yang juga Kepala Puskesmas Onekore terus melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap semua warga binaan Lapas Ende.

Tidak ada perlakuan ataupun pengawalan khusus, tidak ada rasa takut atau canggung dan tidak membedakan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan antara masyarakat umum yang bebas berkeliaran di luar dan warga binaan Lapas Ende. 

Kepala Puskesmas Onekore, dr Florentinus Hendrianto juga terlihat serius memberikan konsultasi kesehatan kepada satu persatu warga binaan Lapas Ende.

Bagi dia, mendapatkan layanan kesehatan merupakan hak asasi setiap orang termasuk warga binaan di Lapas Ende

Maka, tak heran jika kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi 233 warga binaan di Lapas Ende ini sudah berjalan kurang lebih 2 tahun selama dirinya memimpin Puskesmas Onekore.

"Emang dulu itu sebulan sekali tetapi karena ada permintaan dari Lapas juga karena memang ada beberapa pasien yang memiliki penyakit kronis seperti darah tinggi, diabetes lalu ada penyakit infeksi, jadi sekarang kita lakukan pelayanan kesehatan setiap minggu kecuali kita ada kegiatan lain tetapi kita tetap memastikan untuk melayani kesehatan mereka setiap minggu," ungkap dr Florentinus usai melakukan pemeriksaan kesehatan.

Ada beberapa hal yang dilakukan saat pemeriksaan kesehatan seperti rutin melakukan kontrol dan apabila ada penghuni baru maka akan dilakukan skrining yang bertujuan untuk mencegah penyebaran wabah atau penyakit menular di areal Lepas Ende.

Baca juga: BEM FKIP Unika Ruteng Gelar Debat antar Prodi dengan Sistem British Parlementary

Selain memastikan kesehatan para warga binaan, dr Florentinus dan anak buahnya  memastikan kondisi kesehatan lingkungan di Lapas Ende dengan mengerahkan tenaga Kesling. 

"Itu mereka periksa dapur, ambil sampel makanan, air, terus kalau misalkan di kabupaten ini ada peningkatan kasus seperti DBD, itu teman-teman di Lapas Ende juga meminta tolong agar kita lakukan pemeriksaan,"tutur dia.

Lebih dari layanan kesehatan secara mobile, pihak Lapas Ende sebenarnya sudah meminta Puskesmas Onekore agar menempatkan satu orang tenaga kesehatan di Lapas Ende namun terkendala keterbatasan jumlah tenaga kesehatan di salah satu puskesmas yang berada di Kota Ende tersebut.

"Mengingat disini satu komunitas tersendiri, memang kendalanya di kami karena kami kesulitan mencari satu perawat untuk ditempatkan disini jadi yang bisa kami lakukan sekarang adalah kunjungan setiap minggu, terus misalkan ada kasus-kasus tertentu yang butuh tindakan itu biasanya mereka dari Lapas bawa pasiennya ke puskesmas," ujar dia.

Tidak ada suka atau duka yang begitu istimewa selama melayani kesehatan warga binaan di Lapas Ende tetapi seseorang bisa dikatakan sehat bukan hanya dilihat secara fisik tetapi juga kesehatan mental yang juga menjadi beban tersendiri hingga munculnya perasaan bersalah dalam diri dr Florentinus dan kawan-kawan.

"Mungkin itu yang kami juga kadang merasa bersalah karena kami juga belum bisa memberikan itu, karena ada batasan, karena untuk kesehatan mental, pengobatan untuk keluhan-keluhan masalah psikologis obatnya harus lama karena itu belum bisa," tandas dr Florentinus dengan nada lemas penuh perasaan bersalah.

Di sela-sela kegiatan pemeriksaan kesehatan, Seja Maria Yasinta mengatakan jadwal layanan pemeriksaan kesehatan bagi warga binaan biasanya dilaksanakan setiap hari Jumat.

Namun terkadang disesuaikan dengan waktu dari para tenaga kesehatan dari Puskesmas Onekore.

"Tapi dalam satu Minggu itu paling kurang satu kali harus ada pemeriksaan kesehatan karena memang kami disini tidak punya tenaga medis sedangkan di klinik yang ada di Lapas Ende ini khususnya kami di perawatan itu tidak ada orang-orang yang punya latar belakang kesehatan maka kami bekerjasama dengan Puskesmas Onekore untuk pelayanan kesehatan," ungkap perempuan paruh baya yang sudah lama bertugas di Lapas Ende.

Meski klinik Lapas Ende belum memiliki tenaga medis, pihaknya tetap memastikan layanan kesehatan bagi warga binaannya tetap berjalan.

Untuk beberapa warga binaan yang belum diijinkan untuk bebas beraktivitas di luar Lapas namun mengalami sakit seperti sakit gigi, demam dan sakit lainnya yang harus segera mendapat pertolongan, Seja Maria Yasinta dan kawan-kawannya berupaya mendatangkan tenaga medis dari Puskesmas Onekore untuk memberikan pengobatan.

"Jadi tidak berpatokan pada jadwal layanan kesehatan tetapi kalau ada hal-hal urgen ya kami minta tolong mereka untuk datang," tutur Maria Yasinta mantap.

Meski dalam pelayanan kesehatan ditemukan beberapa kendala seperti beberapa warga binaan yang tidak mengantongi KTP untuk mengetahui NIK, tetapi Yasinta tetap memastikan hak layanan kesehatan warga binaannya tetap terlayani dengan cara berkonsultasi para tenaga kesehatan dari Puskesmas Onekore.

"Bagaimanapun kalau mereka sakit kita tetap harus melayani mereka," tambah Yasinta.

Hebatnya, layanan kesehatan yang diberikan tenaga medis dari Puskesmas Onekore itu tidak dipungut biaya sepeserpun. Namun ada kerjasama timbal balik yang dibangun dan saling membantu meringankan beban masing-masing pihak.

"Kami disini punya tenaga, kalau Puskesmas Onekore butuh tenaga untuk membantu pekerjaan-pekerjaan yang berat, kami disini siap bantu jadi tidak ada biaya," tandas Yasinta.

Untuk warga binaan yang berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menderita penyakit menular, maka segera dipisahkan dari warga binaan lainnya agar tidak menular.

Peran para tenaga medis dari Puskesmas Onekore yang melayani kesehatan warga binaan di Lapas Ende tidak selalu terlihat oleh masyarakat umum, namun peran mereka sangat penting. 

Mereka bekerja dengan penuh dedikasi, menjadikan kesehatan dan kesejahteraan para narapidana sebagai prioritas meskipun dalam keterbatasan.

Kisah dedikasi ini menjadi pengingat bahwa pelayanan kesehatan adalah hak bagi semua, tanpa memandang latar belakang. Terlepas dari segala stigma yang ada, para tenaga medis ini terus bekerja demi memberikan harapan dan kehidupan yang lebih baik bagi semua yang membutuhkan.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved