Berita Lembata

Pertanian Cerdas Iklim, Upaya Petani Desa Wowong Keluar Dari Keterpurukan Ekonomi Pasca Seroja

Masih lekat di ingatan Abdul Latif Leki banjir bandang yang menerjang desa Wowong, Kecamatan Buyasuri pada 4 April 2021 silam. 

Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/HO/RICKO WAWO
Petani di desa Wowong, Abdul Latif Leki sedang menjelaskan sistem pertanian cerdas iklim, Rabu, 30 Oktober 2024. Kebun ini jadi salah satu lokasi kegiatan pelatihan pertanian cerdas iklim ini yang merupakan bagian dari program Youth Lead Climate Resilliance (Kepemimpinan Kaum Muda untuk Ketangguhan Iklim) yang diimplementasikan oleh Plan Indonesia di kabupaten lembata. 

“Saya tentu bangga menjadi petani karena setiap hari ada pemasukan,” katanya.

Perempuan 52 tahun ini mengakui model pertanian cerdas iklim dan penerapan irigasi tetes lebih menguntungkan petani.

“Kita hanya susah di tiga bulan awal saja, tetapi setelah itu kita panen setiap saat,” kata Agustina tersenyum.

Dari segi kesehatan, Jubir bisa melihat langsung dampak positifnya dari menurunnya angka tengkes (stunting) di desa Wowong.

Tiga tahun lalu, ada 12 anak di desanya yang menderita tengkes. 

Sekarang sisa dua orang anak saja yang tengkes.

Sejak diterapkannya perkebunan hortikultura berbasis pertanian cerdas iklim, anak-anak mulai mengkonsumsi sayur-sayuran organik yang bergizi. Makan sayur menurut dia menjadi kebiasaan anak-anak di desa Wowong.

“Dulu anak-anak hanya makan nasi dan ikan saja karena kami desa pinggir laut. Tetapi sekarang anak-anak juga gemar makan sayur dari kebun orangtua mereka.”

Bagi Jubir dan petani desa Wowong, pertanian cerdas iklim ibarat mengubah bencana menjadi berkat.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

 

 

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved