Pengungsi Gunung Lewotobi
Gelak Tawa Anak Korban Erupsi Gunung Lewotobi Flores Timur Terima Bantuan Pakaian
Mereka berbaris di dalam aula. Wajah mereka tampak sumringah menunggu giliran bantuan pakaian yang dibagikan beberapa pengungsi dewasa
Penulis: Cristin Adal | Editor: Hilarius Ninu
Laporan Reporter TribunFlores.com, Kristin Adal
TRIBUNFLORES. COM, MAUMERE- Gelak tawa anak-anak korban bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terdengar nyaring di pengungsian Aula Gereja St Yohanes Baptista Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu (6/11/2024) malam.
Mereka berbaris di dalam aula. Wajah mereka tampak sumringah menunggu giliran bantuan pakaian yang dibagikan beberapa pengungsi dewasa.
Di saat bersamaan, beberapa anak laki-laki mendapatkan gaun anak perempuan dan kemudian mengundang tawa mereka.
Rupanya secercah harapan itu mulai tumbuh. Walau hanya pakaian bekas layak pakai, mereka begitu antusias menerima. Entah baju untuk anak perempuan maupun laki-laki dengan ukuran yang kadang tak sesuai.
Baca juga: BREAKING NEWS : Meletus Lagi, Gunung Lewotobi Laki-laki Status Awas Lontarkan Lava Pijar
"Saya dapat rok merah satu pada hal saya laki-laki, tetapi saya senang. Teman-teman tertawa karena lucu. Rok saya kasih adik saja," ungkap Dominkus Jari Tobi (12), asal Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur yang ikut mengungsi bersama neneknya.
Siswi kelas VI Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bawalatang ini tak berhenti tertawa saat melihat teman-temannya mendapatkan pakaian yang unik. Sesekali ia melihat pakaian yang diterima teman lainnya.
Bocah laki-laki ini juga mengaku sudah dua hari berada di pengungsian itu. Ia bersama neneknya, sang ibu mengungsi Desa Hikong yang tak jauh dari Desa Kringa dan ayahnya masih merantau.
Rasa rindu terhadap orang tua dan kecemasan karena Gunung Lewotobi kadang membuatnya sedih, namun terhibur dengan canda tawa pengungsi lainnya. Tapi itu tak bertahan lama, ia juga mulai bosan karena tak sekolah.
"Saya saat pertama lari ke sini sangat takut karena denger ada yang meninggal dan luka karena kena batu dari Lewotobi. Sekarang kami tidak terlalu takut lagi tapi kami sudah mulai bosan tidak sekolah,"pungkasnya sembari ke tempat tidur yang berada di samping neneknya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.