Gunung Lewotobi Meletus

Romo Ben Koban : Kami Terbangun dari Tempat Tidur Lalu Bertahan Sampai Pagi di Kapela

Yang mana bencana itu mengakibatkan komunitas di seminari terkena dampak dan sangat meneganngkan saat kejadian malam itu mengguncang seminari

Penulis: Hilarius Ninu | Editor: Hilarius Ninu
TRIBUNFLORES.COM/HO-PGA LEWPTOBI LAKI-laki
MELETUS - Dokumentasi Gunung Lewotobi mengekuarkan api saat erupsi, Minggu, 3 November 2024 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Aris Ninu

TRIBUNFLORES.COM,LARANTUKA-Romo Ben Koban, Imam Katolik asal Keuskupan Larantuka yang menjadi korban letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT, Minggu,3 November 2024 malam berkisah tentang detik-detik terjadi bencana.

Yang mana bencana itu mengakibatkan komunitas di seminari terkena dampak dan sangat menegaskan ketika terjadi.

Di mana kejadiannya terjadi di saat semua penghuni sudah tidur. Kemudian semua terbangun karenanya guncangan keras.

"Sebelum erupsi, malam itu sempat terjadi gempa yang dahsyat sehingga bersama para siswa bergegas keluar dari asrama. Pada saat letusan, siswa seminari berlindung dalam kapela seminari. Letusan itu terjadi pada jam 12 malam ketika kami warga Seminari San Domingo Hokeng tertidur lelap. Pertama,kami merasakan gempa yang sangat besar dan gempa itu membantu kami dan juga para siswa bergerak keluar dari asap.Tidak lama terdengar letusan gunung yang begitu dahsyat dan tidak lama kemudian gunung mulai menyemburkan batu, pasir, kerikil dan  material-material yang lain," papar Romo Ben.

 

 

Baca juga: Gunung Lewotobi Meletus, 232 Siswa Seminari Hokeng Keuskupan  Larantuka Dipulangkan

 

 

 

 

 

Di tengah guncangan itu, semua kemudian berkumpul di dalam kepela Seminari San Domingo Hokeng.

“Selama malam itu sampai pagi. kurang lebih setengah 5 pagi itu baru datang bantuan dari 
Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Anak seminari ada mengalami luka berat, luka sedang dan luka ringan. Semua sudah ditangani pagi hari pasca kejadian. Ada satu siswa yang langsung dilarikan ke Rumah Sakit. Ada yang dibawah ke Puskesmas Boru dan juga kemudian ke Puskesmas Lewo Laga. Ada satu anak  dilarikan ke Maumere untuk operasi kakinya," ujar Romo Ben. 

Ia mengungkapkan, sekarang ini anak-anak sudah dipulangkan ke rumah masing-masing. 

"Terakhir tadi pagi (Selasa, 5 November 2024-red) anak-anak dari Pulau Lembata dan Solor itu dikembalikan ke rumah. Situasi ini berdasarkan imbauan Pemerintah Kabupaten Flores Timur meminta semua waspada sampai tanggal 31 Desember 2024," kata Romo Ben.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved