Kasus Rabies di TTU
10 Warga Timor Tengah Utara, NTT Meninggal Dunia Akibat Rabies hingga Desember 2024
Kasus meninggal dunia ini berdasarkan data yang tercatat sejak kasus rabies mulai marak di Kabupaten TTU.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
TRIBUNFLORES.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Robertus Tjeunfin mengatakan, hingga Bulan Desember 2024 sebanyak 10 korban meninggal dunia akibat rabies di Kabupaten TTU, Provinsi NTT.
Kasus meninggal dunia ini berdasarkan data yang tercatat sejak kasus rabies mulai marak di Kabupaten TTU.
"Terakhir ada korban yang masuk dengan gejala rabies,"ujarnya, Kamis, 12 Desember 2024.
Berdasarkan penelusuran, kata Robert, kedua korban tidak memiliki riwayat digigit anjing. Namun, mereka pernah mengonsumsi daging anjing.
Baca juga: Siswi SD di Manggarai Timur Meninggal Akibat Rabies, Pasca Digigit Tak Dibawa ke Faskes
Menindaklanjuti peningkatan kasus meninggal dunia akibat rabies ini, Dinas Kesehatan Kabupaten TTU terus berupaya meningkatkan sosialisasi. Mereka juga menambah sarana sosialisasi berupa spanduk pada beberapa tempat di wilayah Kabupaten TTU.
Ia menambahkan, Dinas Kesehatan Kabupaten TTU bertugas menangani korban gigitan hewan penular rabies seperti memberikan suntikan vaksinasi rabies dan lain-lain.
Saat ini stok vaksin anti rabies tersebar di seluruh puskesmas di Kabupaten TTU. Sedangkan stok di gudang farmasi Dinas Kesehatan tersisa 15 vial.
"Dapat terakhir 200 vial itu yang beredar di semua puskesmas,"ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Drs. Eusabius Binsasi meminta masyarakat Kabupaten TTU untuk memberikan dukungan penuh kepada Tim Dinas Peternakan saat melaksanakan vaksinasi Hewan Penular Rabies (HPR) di lapangan. Imbauan ini dikeluarkan pasca muncul informasi perihal sejumlah warga yang enggan mengamankan anjing milik mereka ketika hendak divaksin.
Menurutnya, dukungan kepada Tim Dinas Peternakan ini yakni dengan menangkap atau mengkandangkan anjing sebelum divaksinasi. Ia juga meminta peran serta camat, lurah/kepala desa serta ketua RT di wilayah Kabupaten TTU untuk memberikan imbauan kepada masyarakat dan memastikan sebelum petugas tiba di lokasi.
"Supaya tim vaksinasi bisa dipermudahkan untuk melakukan vaksinasi terhadap HPR. Karena selama ini mereka kesulitan saat melakukan vaksinasi. Terkadang anjing belum ditangkap pemiliknya,"ujarnya Rabu, 20 November 2024.
Ia mengatakan, saat ini Tim Vaksinasi sementara keliling untuk melakukan vaksinasi terhadap anjing. Tim telah melakukan vaksinasi di wilayah pantai utara dan saat ini sedang berjalan di Kecamatan Kota Kefamenanu.
Eusabius menuturkan, ia telah melakukan rapat bersama para lurah di Kecamatan Kota Kefamenanu pasca pelaksanaan apel kesadaran di Kantor Camat Kota Kefamenanu, Senin, 18 November 2024. Hal ini bertujuan agar para lurah bisa membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menangkap atau mengkandangkan anjing mereka tim vaksinasi tiba.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.