Kasus Stunting di Sikka

Prevalensi Stunting Kabupaten Sikka Turun 12,1 Persen pada 2024, Wasting Masih Tinggi

Prevalensi stunting di Kabupaten Sikka sejak 2019 -2024 terus menurun. Namun angka wasting pada balita mengkhawatirkan karena masih signifikant.

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES
EVALUASI- Evaluasi hasil audit dan diseminasi audit kasus stunting tahun 2024  di Aula Egon Kantor Bupati Sikka, Sabtu (12/14/2024) bersama Pj Bupati Sikka, para camat dan mitra terkait. 

Laporan Reporter TribunFlores.Com, Kristin Adal

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE-  Angka prevalensi stunting di Kabupaten Sikka sejak 2019 hingga 2024 terus menurun. Namun angka wasting pada balita mengkhawatirkan karena masih naik.

Hal ini dipaparkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka dalam evaluasi hasil audit dan diseminasi audit kasus stunting tahun 2024  di Aula Egon Kantor Bupati Sikka, Sabtu (12/14/2024) bersama Pj Bupati Sikka, para camat dan mitra terkait.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka pada tahun 2019 kasus stunting berada di 25,1 persen, 2020 turun 19,6 persen,  2021 turun jadi 18,2 persen, 2022 menurun 17,2, 2023 turun 15,3 persen dan 2024 turun menjadi 12,1 persen.

Tren prevalensi stunting dari tahun ke tahun terjadi penurunan namun jika dibandingkan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) zero stunting maka prevalensi stunting di Kabupaten Sikka masih berada di atas target RPJMD.

Baca juga: Sunting Masih Isu Prioritas, Target Penurunan Stunting di NTT 33,1 Persen di Tahun 2025

 

 

Wasting Masih Tinggi

"Prevalensi stunting dari tahun 2019-2024 cukup baik, namun wasting (gizi buruk) kita cukup significant dan menjadi perhatian pemerintah untuk diintervensi. Yang dilakukan pemerintah adalah pencegahan,"kata Plt Kepala Dinkes Kabupaten Sikka Petrus Herlemus saat evaluasi tersebut.

Petrus menerangkan bahwa masalah gizi buruk bukan hanya stunting, tapi juga wasting atau kondisi ketika berat badan anak menurun, sangat kurang, atau bahkan berada di bawah rentang normal. 

"Data balita gizi buruk tahun 2024 naik 331 balita dari 205 pada 2023,  tahun 2024 balita dengan berat badan kurang (underweight) ada 5.000 atau hanya turun 188 dari tahun 2023, dan balita dengan tidak naik berat badan ada 5.416,"jelas Petrus Herlemus.

 

Baca juga: 7 Hasil Pilkada 2024 di NTT Diguat ke MK, Ini Daftar Kabupatennya

 

Upaya Pencegahan Pemerintah

Petrus menjelaskan masalah stunting dan wasting menjadi perhatian pemerintah untuk diintervensi berdasarkan rujukan dokter. Pemerintah terus berupaya melakukan pencegahan gizi buruk pada balita dengan mengintervensi beberapa sasaran mulai dari ibu hamil, remaja putri, dan keluarga melalui edukasi dan pendampingan.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved