Gunung Lewotobi Erupsi

Posko Pengungsi Lewotobi Becek Berlumpur, 'Undang' Nyamuk dan Lalat, Penyintas Tak Nyaman

Posko Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, semakin memprihantinkan ketika turun hujan. Tenda darurat untuk menampung para penyintas G

Penulis: Paul Kabelen | Editor: Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM/PAUL KABELEN
Seorang penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki berjalan di sekitar posko yang berlumpur dan becek, Rabu, 18 Desember 2024. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Posko Desa Kobasoma, Kecamatan Titehena, Flores Timur, NTT, semakin memprihantinkan ketika turun hujan. Tenda darurat untuk menampung para penyintas Gunung Lewotobi Laki-laki itu selalu dimasuki banjir meski debitnya kecil.

Rabu, 18 Desember 2024 pagi, Ilona Boruk, nyaris terpeleset karena licin. Perempuan 53 tahun saat itu sedang menjunjung satu ember air yang diambil dari profil tank. Jarak tempat penampung dengan tendanya sekira 6 meter. Kakinya dilumuri lumpur cokelat.

"Saya orang Podor (nama salah satu dusun di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang). Hampir jatuh, tidak apa-apa," katanya. Ketika hendak menolongnya, Ilona sudah lebih dulu naik ke atas semenisasi. Ia lalu menuju tendanya.

Ilona bersama sembilan anggota keluarganya tinggal dalam satu tenda. Hujan deras selama beberapa pekan ini mengganggu jam istirahat baik siang maupun malam. Nyamuk dan lalat terus berdatangan.

"Nyamuk semakin banyak, lalat juga sama. Ini mungkin karena hujan, genangan-genangan air bisa jadi sarang mereka," ungkap Ilona.

Ilona bersama penghuni posko mengorek tanah keliling tenda. Kubangannya dijadikan drainase untuk mengatur aliran air sehingga tak merembes ke dalam tenda.

Namun, ungkap Ilona, saat intensitas hujan bertambah deras dan dalam durasi yang lama, maka seisi tenda otomatis kebanjiran. Hal itu membuat mereka, termasuk anak-anak, nyaris tak tidur semalaman.

"Kami harus geser ke tempat yang lebih aman, tapi tidur harus berdesak-desakan," tuturnya. 

Pantauan TRIBUNFLORES.COM, tenda darurat dibangun di lapangan sepak bola. Jenis tanah pada tempat itu umunya tanah liat. Tiap sudut ataupun lorong antar tenda tampak becek dan berlumpur.

Warga harus menanggalkan sendal. Jika tidak, tali sendal ataupun alas kaki bukan sepatu akan putus karena terisap lumpur.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 


 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved