Bocah di Rote Ndao Meninggal

Bocah 9 Tahun di Namodale Rote NTT Tewas Terseret Banjir Hingga ke Laut

Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono mengungkapkan, peristiwa naas itu terjadi pada Rabu, 1 Januari 2025 sekitar pukul 17.00 Wita di Rote.

Editor: Hilarius Ninu
POS-KUPANG.COM/HO-IST
Potret korban saat berada di RSUD Ba'a, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT, Rabu, 1 Januari 2024 malam. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, BA'A - Masyarakat di Kelurahan Namodale dan Metina, Kabupaten Rote Ndao digegerkan dengan penemuan jasad anak laki-laki berusia 9 tahun mengapung di sekitar perairan laut Pelabuhan Ba'a setelah terseret arus banjir dari saluran air got di seputaran rumahnya. 


Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono mengungkapkan, peristiwa naas itu terjadi pada Rabu, 1 Januari 2025 sekitar pukul 17.00 Wita.


"Hujan deras disertai angin kencang dan petir mengakibatkan seorang anak kecil bernama Marzhelo Fangidae terbawa arus banjir dari got masuk ke dalam kali dan ditemukan mengapung di dalam laut," ucap Kapolres Mardiono.


Diketahui rumah Marzhelo terletak di RT 003/RW 001, Dusun Matanitan, Kelurahan Namodale, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi NTT.

 

 

 

 

Baca juga: Trans Flores di Sikka Nyaris Putus, Mobil Pertamina Tidak Bisa Melintas  ke Larantuka

 

Anak dari Deki Fanggidae (43) dan Wehelmina Abraham (30) itu, saat hujan datang ke rumah sepupunya Rafa Bria (7) dan Adelio Bria (8) yang berjarak 20 meter dari rumahnya untuk mengajak bermain bersama.


Adapun ketika korban keluar bermain saat hujan, kedua orang tuanya sedang tidak berada di rumah dan pergi berbelanja di Pertokoan Ba'a. Karena cuaca hujan, kedua orang tuanya berteduh di emperan Pertokoan Ba'a. 


Meski hujan turun semakin besar dan deras, sementara Marzhelo mengajak dua sepupunya untuk bersama-sama mandi di aliran got yang sementara dialiri air hujan yang cukup deras. Namun, sepupunya Rafa Bria dan Adelio Bria menolak ajakan Marzhelo.  


Selanjutnya, Marzhelo beranjak pulang menuju ke rumahnya melewati pinggiran got sambil berjalan kaki. Diketahui, got dimana tempat korban jatuh berukuran lebar kurang lebih 1,5 Meter dengan kedalaman 1,5 Meter.

 

 

Baca juga: BMKG: NTT dan Sejumlah Wilayah di Indonesia Berpotensi Hujan Lebat 2-3 Januari 2025

 

 


Sekitar pukul 17.05 Wita, seorang warga Meki Killa mendengar teriakan minta tolong dan langsung menuju ke arah suara tersebut yang mana suara itu bersumber dari dalam aliran got.


"Saksi Meki ini melihat korban sementara terbawa arus got di samping rumahnya sambil berteriak meminta tolong," tutur Kapolres Mardiono.


Akan tetapi, karena Meki kesulitan untuk menolong korban karena debit air deras dan besar, maka Meki pergi menuju ke rumah Ketua RT setempat untuk memberitahukan kejadian tersebut.


Sekira pukul 17.10 Wita, Ketua RT  setempat, Onisimus Puling datang ke Mapolsek Lobalain untuk melaporkan peristiwa naas tersebut, seraya memberitahukan dan menanyakan warga perihal identitas anak yang telah hanyut terbawa arus banjir itu.

 

 

 

 

 

Baca juga: Banjir di Talibura Sikka Surut, Warga Mulai Bersihkan Rumah

 

 


Sambil meminta bantuan Polisi untuk mencari keberadaan anak tersebut, Ketua RT dan warga sekitar melakukan penyisiran pada aliran kali hingga muara kali cina di Pertokoan Ba'a.


Selang lima menit kemudian, anggota Polsek Lobalain bersama warga melakukan pencarian dengan menyisir sepanjang kali untuk mencari keberadaan korban.


Selain Polisi, para nelayan juga ikut melakukan pencarian korban menggunakan perahu di sekitaran muara kali sampai pesisir pantai hingga ke dalam laut. 


Sekitar dua jam lebih pancarian, pada pukul 19.45 Wita, korban Marzhelo ditemukan dalam keadaan terapung di atas permukaan laut sekitar 20 meter dari kubus pemecah ombak atau gelombang laut pesisir Kelurahan Metina dengan keadaan telah meninggal dunia.

 

juga: Tersambar Petir, Warga Talibura Sikka Meninggal  

 

Marzhelo ditemukan oleh Oktovianus Sadukh dengan menggunakan perahu kecil dan dievakuasi oleh warga sekitar yang sementara melakukan pencarian korban untuk dibawa ke RSUD Ba'a.
 
Jarak dari lokasi korban terseret arus kali sampai dengan titik ditemukannya korban sekira 500 meter dan saat ditemukan, korban menggunakan baju kaos berwarna hijau dan celana pendek sekolah dasar berwarna merah.


"Kedua orang tua Marzhelo menerima kematian anak mereka sebagai musibah alam dengan membuat surat pernyataan dengan membubuhi tanda tangan di atas meterai," ucap Kapolres Mardiono.


Adapun korban Marzhelo saat ini disemayamkan di kediamannya dan selanjutnya akan dimakamkan. (rio)

 

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved