Nono Juara Sempoa Dunia
Pemda Kabupaten Kupang Apresiasi Nono Juara Dunia Sempoa, Anggarkan Dana Bagi Pelajar Berprestasi
Caesar Hendrik Meo Tnunay alias Nono, siswa kelas 4 SDN Buraen 1, Kabupaten Kupang kembali meraih peringkat satu lomba abacus 2024.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang mengapresiasi Caesar Hendrik Meo Tnunay alias Nono, siswa kelas 4 SDN Buraen 1, Kabupaten Kupang kembali meraih peringkat satu lomba abacus, bertajuk Abacus World Competition tahun 2024 mengalahkan puluhan peserta.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Dr. Eliazer Teuf menyampaikan saat ini sedang diusulkan penghargaan bagi siswa-siswi berprestasi di Kabupaten Kupang.
"Pertama, Pemda Kabupaten Kupang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, cukup berbangga karena Nono kembali meraih juara satu dunia untuk lomba abacus tahun 2024. Kedua, Pemda di tahun anggaran 2025 menyediakan penghargaan bagi siswa-siswi yang berprestasi. Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) ada kita programkan itu untuk siswa-siswi berprestasi, sehingga ke depan kalau DPA sudah ditandatangani, kita bisa sampaikan pada masyarakat dan siswa-siswi di Kabupaten Kupang agar terus berprestasi karena ada penghargaan dari Pemda," ungkapnya Minggu, 19 Januari 2025.
Baca juga: Bocah SD Asal Kupang NTT Kembali Raih Juara 1 Kompetisi Sempoa Dunia
Terkait dengan metode pembelajaran lanjut Eliazer, Kurikulum Merdeka Belajar masih digunakan hingga saat ini, namun semangat berdiferensiasi harus dilaksanakan.
“Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar masih kita gunakan, semangatnya adalah pembelajaran berdiferensiasi. Diharapkan guru agar mengenal secara persis, bakat, dan minat anak sehingga menggunakan media pembelajaran dan pendekatan pembelajaran, yang cocok dengan bakat minat siswa. Contohnya Nono bakat minatnya di matematika, untuk pendekatan yang menyenangkan dalam matematika menjadi bagian terpenting dalam pembelajaran,” jelasnya.
Eliazer menuturkan semangat curriculum merdeka sejalan dengan pendekatan deep learning, yang disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti.
Pendekatan deep learning ini, guru berupaya agar melakukan inovasi. Inovasi tersebut harus ada hubungan dengan pembelajaran tuntas, yang dilaksanakan atas tiga hal penting yakni mindful atau kesadaran, meaningful atau pembelajaran harus bermakna, dan joyful atau pembelajaran harus menyenangkan.
“Ini sebenarnya sudah dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar, dalam pembimbingan terhadap Nono. Hal ini seharusnya dipakai untuk pembelajaran di sekolah-sekolah lain. Pendekatan yang dilakukan oleh guru di SDN Buraen 1 sehingga menghasilkan Nono tetap juara dunia, diharapkan dapat menjadi rujukan bagi sekolah-sekolah lain, sehingga bisa muncul Nono - Nono baru di satuan pendidikan yang ada di Kabupaten Kupang,” tuturnya.
Baca juga: Nono Sang Juara Dunia Lomba Matematika asal NTT, Akan Dibawa Ke Menara Astra
Semangat belajar Nono selalu di kampanyekan di berbagai sekolah di Kabupaten Kupang. Dia berharap bisa memotivasi anak-anak lain untuk berprestasi.
“Semangat belajar Nono ini kita selalu kampanyekan di sekolah-sekolah lain di Kabupaten Kupang. Mari kita terus belajar, dorong anak-anak kita, bimbing mereka supaya semangat belajar itu ada. dan mereka juga bisa berprestasi seperti Nono,” harapnya.
Eliazer juga menambahkan selain Nono, siswa lainnya dari sekolah yang sama yakni Angelus Nitti juga merupakan siswa berprestasi tingkat internasional. Hal ini menjadi kebangaan tersendiri bagi Kabupaten Kupang untuk mendorong siswa-siswi lainnya, berprestasi di tingkat dunia.
Juara Dunia
Sebelumnya, setelah juara kompetisi sempoa dunia pada tahun 2022 lalu Archangels Hendrik Meo Tnunay atau yang lebih dikenal dengan sapaan Nono kembali mentahbiskan dirinya sebagai juara di kompetisi yang sama di tahun 2024.
Nono kembali mengeliminasi ribuan peserta untuk meraih posisi puncak kompetisi yang digelar setahun penuh ini.
Kabar gembira ini juga dibagikan oleh ibu kandung Nono, Nuryati Seran lewat story aplikasi pesan WhatsApp.
"Hasil lomba nono baru upload 5 menit lalu, Nono kembali di posisi 1 dunia,"sebutnya Nuryati dalam postingannya pada Rabu 15 Januari 2025 lalu.
Pada Minggu 19 Januari Pos Kupang berkesempatan melakukan wawancara bersama ibunya di kediaman mereka di Kelurahan Buraen Kecamatan Amarasi Selatan Kabupaten Kupang.
Nuryati pada kesempatan itu mengungkapkan rasa syukurnya atas hasil yang diraih anaknya setelah satu tahun berjuang dalam kompetisi ini yang dia rasa tingkat kesulitannya mulai meningkat dibandingkan tahun 2022 lalu.
Keberhasilan Nono ini tak lepas dari dukungan mereka sebagai orang tua bersama sejumlah pihak yang mendukung Nono baik lewat laptop maupun kuota internet untuk kelancaran Nono mengikuti kompetisi.
Pola disiplin selama kompetisi juga dijaga ketat oleh mereka sebagai orang tua termasuk asupan gizi seimbang bagi Nono.
"Selama ini yang dampingi bapaknya, pagi hari setelah bangun tidur dia berdoa lalu setelah itu drill (berlatih secara berulang) dengan bapaknya selama 15-20 menit kemudian mandi dan ke siap ke sekolah,"ungkap Nuryati.
Hal yang sama juga berlaku saat pulang sekolah, Nono yang sadar sedang berkompetisi juga tak terlalu merasa terbebani bahkan mereka sebagai orang tua tak terlalu menekannya untuk belajar.
Mereka selalu memberikan waktu agar Nono juga menikmati masa kecilnya dengan bermain bersama teman sebaya di sekitar rumahnya namun tak lupa mengingatkan agar selalu berdoa dan belajar.
Saat sore tiba setelah mandi, Nono bersama ayahnya akan duduk di depan laptop dan mulai mengerjakan file yang berisi soal berhitung uang dikirim penyelenggara kompetisi.
Ayahnya Rafael Imanuel Meo Tnunay selalu setia mendampinginya selama mempelajari rumus dan berlatih contoh soal yang diberikan.
Soal makanan kata Nuryati, Nono anaknya tak terlalu pemilih namun dia lebih suka makan sayuran alami yang tumbuh di sekitar rumahnya seperti kelor, daun singkong, bunga pepaya, bahkan sayur jantung pisang yang selalu menjadi menu favorit Nono.
Ada hal yang menurut Nuryati sempat membuat dirinya panik, pasalnya Nono sempat stres menunggu hasil yang diumumkan pihak penyelenggara.
Biasanya kata dia setelah tanggal 31 Desember satu pekan setelahnya sudah bisa mendapatkan hasilnya namun sudah dua pekan hasilnya tak kunjung keluar membuat Nono terbawa pikiran sampai tertidur.
"Nono sempat mengigau saat malam dan dia berjalan keluar kamar lalu bertanya soal hasil kompetisi lalu kembali tidur lagi, kami juga kaget, tapi kami minta dia bersyukur lalu bernazar kepada Tuhan juga minta dia berbagi dengan orang lain, lalu selang beberapa hari hasilnya keluar dia sempat tidak percaya nilainya begitu tinggi dibandingkan tahun sebelumnya," kisah Nuryati.
Kata Nuryati, selama ini ada beberapa slogan yang dipakai Nono untuk menyemangati dirinya sendiri.
"Nono kan mengidolakan pak Prabowo jadi ada kata-kata pak Prabowo seperti never give up dan kalau pendekar jatuh ya bangkit lagi, itu selalu dia ucapkan kalau mulai frustasi atau gagal,"ungkapnya.
Nono yang diwawancarai terpisah via telepon mengaku ada tiga sosok idolanya saat ini yang begitu dia kagumi yakni Yesus Kristus yang ia imani, Elon Musk, dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo dia masukkan dalam daftar idolanya karena cita-citanya menjadi tentara dan dia mengagumi sosok Prabowo yang berasal dari militer lalu menjadi presiden.
Soal kompetisi ini dirinya mengaku sangat puas karena hasilnya sesuai dengan apa yang dia harapkan termasuk disiplin yang diterapkan orang tuanya.
"Terimakasih kasih bapa dan mama dan semua yang dukung Nono," ungkap Nono.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.