Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Sabtu 1 Februari 2025, Iman adalah Relasi Personal dengan Allah

Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 1 Februari 2025.Tema renungan harian Katolik iman adalah relasi personal dengan Allah.  

|
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/MARIA MANGKUNG
PETUGAS LITURGI: Salah satu petugas liturgi sedang membacakan bacaan suci saat misa harian berlangsung di Kapela Santo Paulus Tuang Muut Maumere, Rabu, 12 Oktober 2022 pagi. Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 1 Februari 2025.Tema renungan harian Katolik iman adalah relasi personal dengan Allah.   

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Sabtu 1 Februari 2025.

Tema renungan harian Katolik iman adalah relasi personal dengan Allah.  

Renungan harian katolik disiapkan untuk pekan biasa III.

Renungan harian katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Teks Misa Hari Minggu 2 Februari 2025, Yesus Dipersembahkan di Kanisah dan Renungan Harian Katolik

 

Sabtu 1 Februari 2025 merupakan Hari Sabtu Biasa III, Hari Sabtu Imam, Santa Brigita, Biarawati, Santo Severus, Uskup, dengan Warna Liturgi Hijau.

Adapun Bacaan Liturgi Katolik Hari Sabtu 1 Februari 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Ibrani 11: 1-2,8-19

"Abraham menantikan kota yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri."

Saudara-saudara, iman adalah dasar dari segala yang kita harapkan dan bukti dari segala yang tidak kita lihat. Sebab oleh imanlah telah diberikan kesaksian kepada nenek moyang kita.

Karena iman, Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya; ia berangkat tanpa mengetahui tempat yang ia tuju.

Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing, dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.

Sebab ia menanti-nantikan kota yang beralas kokoh, yang dirancang dan dibangun oleh Allah sendiri. Karena iman pula Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, walaupun usianya sudah lewat, karena ia yakin bahwa Dia, yang memberikan janji itu setia.

Itulah sebabnya, dari satu orang yang malahan telah mati pucuk, terpancar keturunan besar, seperti bintang di langit atau pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya.

Dalam iman, mereka semua telah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi hanya dari jauh mereka melihatnya; mereka melambai-lambai kepadanya dan mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved